Sepasang Satria Piningit
wajah mereka. Di lapangan yang sangat hijau nan luas itu dipenuhi oleh anak-anak usia SD yang tengah asyik
an. Namun ia terus saja lolos dari mereka. Anak-anak yang tergabung dalam timnya terus meneriakkan namanya.Berharap agar ia dapat mence
mu, maka kita tidak akan pernah kalah melaw
ng karena kerja sama kita. Bukan karena keh
kamu juga tidak suka menyombongk
saja. Aku jauh lebih hebat darin
sedikit kesal. Kemudian ia berkata, "Sudahla
aja, kan?Sebenarnya kamu takut
kata, "Hei, dengar ya! Aku tidak pernah takut melawan siapapun juga. Aku hanya ingin menghindari p
danya dan mengayuhnya dengan sangat cepat. Ia benar-benar sangat marah. Sementara itu, Wolter terus me
berjalan dengan cepat agar segera sampai di kamarnya. Namun saat ia tiba di depan kamar Nashir, ia berhenti sejenak.Ia melihat kakaknya
apa?" sapa Syams d
i bukunya. Ia kemudian menoleh ke belakang dan berkata dengan nada ma
aku sebuah buku dan aku pasti akan membacanya. Aku
A? Kamu saja masih sangat kecil. Lebih baik kau pergi ke kamarmu dan
. Sebenarnya masih ada satu buku yang belum kubaca, tapi itu
rgi bermain saja! Aku ingin be
lama Uda. Kenapa harus
tkan nilai yang sempurna. Nanti kau juga harus begitu kalau sudah kelas enam. Kau harus mempersiapka
ab Syams dengan
rus berjalan dengan sangat pelan. Seketika itu, karena tidak memperhati
napa kau terus menggangguku?"
kemana? Ayo kita belajar bersama! Atau kalau Uda tid
agi. Kamu selalu mengerjai setiap orang ada di dekatmu. Kamu ini memang anak nakal.
bermain bersama teman-temannya. Syams semakin sedih karena tidak ada yang mau
dibiarkan terbuka sedikit.bEkspresi di wajahnya pun berubah saat ia melihat Ai
itu. Melihat buku-buku yang tertata rapi
yo kita bersama! Ajari aku pelajaran sejarah Uni! Aku belum men
pun berkata dengan tegas, "Tidak! Aku tidak mau belajar denganmu! Ak
ama! Aku sudah lelah bermain,"
i dalam kamar! Jangan menggangguku! Sudah, kelu
ang Uni inginkan," ja
a sekali belum merasa lelah sehingga ia tak ingin beristirahat. Namu
n rumah. Syams segera berlari dan melihat siapa yang datang di hari yang masih sangat terik itu.
pun langsung berlari untuk menemui kakaknya tersebut. Sepanjang jalan, ia berteriak memanggil-manggil kakaknya itu. Suaranya terdengar oleh Nashir dan Aisyah yang masih sibu
syah mencium tangannya. Halim lalu memberikan sebuah bingkisan kepada kedua adiknya
at rindu dengan adik-adikmu. Menginaplah disini beberap
l di PandangPanjang. Hingga lupa pada
pada kalian? Selama ini uda kan sering meng
ng aku bawakan untukmu, Syams. Itu buku tentang sejarah Sumatera Barat. Kamu paling menyukainya,
tu! Biarlah Syams yang membacanya. Dia ka
kita makan saja
ini untuk anak nakal seperti dia!"
buku ini saja. Ini lebih menyenangkan dari
ngan Nashir itu ke dalam sebuah piring. Nashir dan Aisyah langsung memakannya dengan sangat lahap. Sementara itu, Syams sama sekali
kan rasa lelahnya itu dengan duduk di ruang tamu dan meminum kopi yang disajikan di depan meja oleh asisten r
gin menginap selama beberapa