icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sepasang Satria Piningit

Sepasang Satria Piningit

icon

Bab 1 Sebuah Pelita Kecil

Jumlah Kata:1315    |    Dirilis Pada: 14/04/2024

wajah mereka. Di lapangan yang sangat hijau nan luas itu dipenuhi oleh anak-anak usia SD yang tengah asyik

an. Namun ia terus saja lolos dari mereka. Anak-anak yang tergabung dalam timnya terus meneriakkan namanya.Berharap agar ia dapat mence

mu, maka kita tidak akan pernah kalah melaw

ng karena kerja sama kita. Bukan karena keh

kamu juga tidak suka menyombongk

saja. Aku jauh lebih hebat darin

sedikit kesal. Kemudian ia berkata, "Sudahla

aja, kan?Sebenarnya kamu takut

kata, "Hei, dengar ya! Aku tidak pernah takut melawan siapapun juga. Aku hanya ingin menghindari p

danya dan mengayuhnya dengan sangat cepat. Ia benar-benar sangat marah. Sementara itu, Wolter terus me

berjalan dengan cepat agar segera sampai di kamarnya. Namun saat ia tiba di depan kamar Nashir, ia berhenti sejenak.Ia melihat kakaknya

apa?" sapa Syams d

i bukunya. Ia kemudian menoleh ke belakang dan berkata dengan nada ma

aku sebuah buku dan aku pasti akan membacanya. Aku

A? Kamu saja masih sangat kecil. Lebih baik kau pergi ke kamarmu dan

. Sebenarnya masih ada satu buku yang belum kubaca, tapi itu

rgi bermain saja! Aku ingin be

lama Uda. Kenapa harus

tkan nilai yang sempurna. Nanti kau juga harus begitu kalau sudah kelas enam. Kau harus mempersiapka

ab Syams dengan

rus berjalan dengan sangat pelan. Seketika itu, karena tidak memperhati

napa kau terus menggangguku?"

kemana? Ayo kita belajar bersama! Atau kalau Uda tid

agi. Kamu selalu mengerjai setiap orang ada di dekatmu. Kamu ini memang anak nakal.

bermain bersama teman-temannya. Syams semakin sedih karena tidak ada yang mau

dibiarkan terbuka sedikit.bEkspresi di wajahnya pun berubah saat ia melihat Ai

itu. Melihat buku-buku yang tertata rapi

yo kita bersama! Ajari aku pelajaran sejarah Uni! Aku belum men

pun berkata dengan tegas, "Tidak! Aku tidak mau belajar denganmu! Ak

ama! Aku sudah lelah bermain,"

i dalam kamar! Jangan menggangguku! Sudah, kelu

ang Uni inginkan," ja

a sekali belum merasa lelah sehingga ia tak ingin beristirahat. Namu

n rumah. Syams segera berlari dan melihat siapa yang datang di hari yang masih sangat terik itu.

pun langsung berlari untuk menemui kakaknya tersebut. Sepanjang jalan, ia berteriak memanggil-manggil kakaknya itu. Suaranya terdengar oleh Nashir dan Aisyah yang masih sibu

syah mencium tangannya. Halim lalu memberikan sebuah bingkisan kepada kedua adiknya

at rindu dengan adik-adikmu. Menginaplah disini beberap

l di PandangPanjang. Hingga lupa pada

pada kalian? Selama ini uda kan sering meng

ng aku bawakan untukmu, Syams. Itu buku tentang sejarah Sumatera Barat. Kamu paling menyukainya,

tu! Biarlah Syams yang membacanya. Dia ka

kita makan saja

ini untuk anak nakal seperti dia!"

buku ini saja. Ini lebih menyenangkan dari

ngan Nashir itu ke dalam sebuah piring. Nashir dan Aisyah langsung memakannya dengan sangat lahap. Sementara itu, Syams sama sekali

kan rasa lelahnya itu dengan duduk di ruang tamu dan meminum kopi yang disajikan di depan meja oleh asisten r

gin menginap selama beberapa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sebuah Pelita Kecil2 Bab 2 Tidak Mau Menjadi Pengusaha3 Bab 3 Sifat yang Mulai Berubah4 Bab 4 Kenapa Syams dibawa ke Panti Asuhan 5 Bab 5 Tak Menjadi Anggota Keluarga Malik Lagi6 Bab 6 Ayahku Hanya Satu7 Bab 7 Kenapa Anda Menolong Saya 8 Bab 8 Beradaptasi dengan Lingkungan Baru9 Bab 9 Indahnya Langgar Pak Jaya10 Bab 10 Kelebihan Syams11 Bab 11 Kerinduan Keluarga pada Syams12 Bab 12 Kebaikan Hati Syams13 Bab 13 Apa Itu Ksatria 14 Bab 14 Satria Bukan Anak Pak Jaya 15 Bab 15 Jaya Mengetahui Alasan Pengusiran Syams16 Bab 16 Kebencian Syams pada Aisyah17 Bab 17 Mendadak Menjadi Sahabat18 Bab 18 Usaha Mendekatkan Kembali Dua Saudara19 Bab 19 Bukan Bagian Mereka Lagi20 Bab 20 Foto Siapa Ini 21 Bab 21 Kenangan Indah Pak Jaya22 Bab 22 Novel Bintang Kecil23 Bab 23 Meminta Keterangan dari Maryam24 Bab 24 Amarah Malik dan Wijaya25 Bab 25 Usaha Melawan Wijaya26 Bab 26 Keberanian untuk Melawan Kejahatan27 Bab 27 Ungkapan Kerinduan pada Syams28 Bab 28 Kisah Apa Ini 29 Bab 29 Kisah Ini Seperti Kisahku30 Bab 30 Jangan Putuskan Hubungan Persaudaraan dengannya!31 Bab 31 Bersatunya Kembali Dua Saudara32 Bab 32 Kenangan Surya di Hati Wijaya33 Bab 33 Kerinduan yang Mulai Melanda34 Bab 34 Retaknya Hubungan Malik dan Wijaya35 Bab 35 Mengorbankan Cita-Cita36 Bab 36 Bisakah Aku Melakukannya 37 Bab 37 Dimana Kita 38 Bab 38 Kembali Bersama syams39 Bab 39 Surya Wijaya40 Bab 40 Rencana Balas Dendam Malik41 Bab 41 Tipu Daya Malik pada Wijaya42 Bab 42 Musibah bagi Langgar Pak Jaya43 Bab 43 Orang di Balik Pembelian Langgar44 Bab 44 Permintaan Maaf Aziz pada Syams45 Bab 45 Malik dan Johannes Bersahabat 46 Bab 46 Rasa Bersalah Wijaya47 Bab 47 Siapa Pria Itu 48 Bab 48 Rencana Apa Lagi Ini 49 Bab 49 Maafkanlah Ayah Saya!50 Bab 50 Kembali Bersama Surya51 Bab 51 Jati Diri Jaya52 Bab 52 Hadiah untuk Satria53 Bab 53 Jaya Tak Ingin Kembali54 Bab 54 Jangan Tinggalkan Kami, Pak Jaya!55 Bab 55 Ibu Kos Turut Bersedih56 Bab 56 Permintaan Maaf Malik pada Keluarga57 Bab 57 Rencana Menjemput Syams58 Bab 58 Apakah Kisah Kita Sampai di Sini59 Bab 59 Berakhirnya Hukuman Syams60 Bab 60 Berpisah dengan Syams61 Bab 61 Sampai Jumpa, Syams62 Bab 62 Kembali ke Tempat Masing-Masing63 Bab 63 Kehidupan Baru Satria64 Bab 64 Wajah Baru Keluarga Malik65 Bab 65 Pesta untuk Syams66 Bab 66 Kembalinya Surya Ke Yogyakarta67 Bab 67 Tugas Kita Belum Selesai68 Bab 68 Hukuman untuk Malik