icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sepasang Satria Piningit

Bab 3 Sifat yang Mulai Berubah

Jumlah Kata:1228    |    Dirilis Pada: 14/04/2024

kemudian memutuskan untuk keluar rumah.Ia pun mengambil bolanya dan mulai bermain seorang diri di halaman rumah

njadi seorang pengusaha. Percuma aku belajar serajin mungkin dan menjadi sepintar mungkin kalau aku tidak bisa menggapai cita-citaku. Leb

engajaknya untuk membeli buku baru, ia langsung menolaknya mentah-mentah Halim tak mengerti tentang sikap yang ditunjukkan oleh adik kesayangannya

kkan dengan tugas sekolah mereka. Namun saat-saat yang seharusnya membutuhkan konsentrasi yang tinggi itu malah menjadi pecah saat s

ada Syams. Menatap wajah Syams yang sedang

idak tahu kalau ini adalah waktu belajar? Kena

gas sekolah? Apa kamu tidak be

gat saat belajar. Kenapa hari ini ka

patkan apa yang aku inginkan? Di kemudian hari, aku hanya akan menuruti perintah apak untuk menjadi seorang pengusaha. Jadi

uh kemarahan. Di sisi lain, Halim yang sejak lama memperhatikan ketiga adiknya yang begitu semangat dalam belajar, seketika hatinya merasa begitu teri

Syams yang masih sangat kecil tak ingin menjadi korban dari kekejamannya itu. Dia mungkin akan mengalami

pai cita-citaku sebagai seorang politikus seperti amak. Pasti aku akan merasa sangat bahagia

ashir, Aziz, dan Aisyah yang begitu bersemangat dalam belajar. Namun senyuman itu mulai menghilang seketika saat mel

dan bertanya, "Kenapa kamu menangis? Ap

alu menjawab, "Tidak apa-apa, Amak. Aku hanya teringat pada masa laluku yang begitu pahit itu. Ketika aku harus me

i seorang politikus dan berhenti dari organisasiku karena keegoisannya itu. Dia memintaku agar aku fokus mengurus rumah saja. Dan aku percaya begitu saja padanya.

alu melanjutkan perkataannya,"Bersabarlah! Berdo'a saja agar suatu hari nanti sifat egois apakm

kekejaman Apak. Aku sudah menerimanya sejak lama. Tapi aku hanya mengkhawatirkan nasib adik-adikku saja. Ba

asih saja sibuk dengan buku-buku pelajaran mereka. Namun Malik telah kembali ke rumah.Ia langsung duduk di atas

yang kurang lengkap yang seharusnya sudah berada di depan matanya. Sesaat ia mengetahui bahwa yang kurang itu ada

nggilnya dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. Syams menghentikan permainannya ketika mendengar panggilan dari san

u itu dan belajar bersama mereka? Apa kamu sudah selesai

dang tidak ada tugas sekolah.Jadi aku bermain saja. Lagipula tadi sian

waktu bermainmu. Apak percaya bahwa kau adalah anak yang sangat pintar. Dan kau juga begitu rajin belajar. Tidak usah disu

mu! Tapi jika sudah waktunya tidur,

engar jawaban dari ayahnya itu

rasa lelah di tubuh Malik pun hilang seketika. Berbeda dengan Nashir, Aziz, dan Aisyah yang sangat iri padanya. Mereka ingin bebas bermain se

yiksa diri kalian dengan belajar terus-menerus. Apak percaya pada semua anak apak bahwa

un hal itu tak dapat membuat senyuman di wajah anak-anaknya tersebut. Mereka masih merasa takut jika mereka tak belajar dengan rajin maka ayah mereka akan sangat marah kepada mereka. Dan m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sebuah Pelita Kecil2 Bab 2 Tidak Mau Menjadi Pengusaha3 Bab 3 Sifat yang Mulai Berubah4 Bab 4 Kenapa Syams dibawa ke Panti Asuhan 5 Bab 5 Tak Menjadi Anggota Keluarga Malik Lagi6 Bab 6 Ayahku Hanya Satu7 Bab 7 Kenapa Anda Menolong Saya 8 Bab 8 Beradaptasi dengan Lingkungan Baru9 Bab 9 Indahnya Langgar Pak Jaya10 Bab 10 Kelebihan Syams11 Bab 11 Kerinduan Keluarga pada Syams12 Bab 12 Kebaikan Hati Syams13 Bab 13 Apa Itu Ksatria 14 Bab 14 Satria Bukan Anak Pak Jaya 15 Bab 15 Jaya Mengetahui Alasan Pengusiran Syams16 Bab 16 Kebencian Syams pada Aisyah17 Bab 17 Mendadak Menjadi Sahabat18 Bab 18 Usaha Mendekatkan Kembali Dua Saudara19 Bab 19 Bukan Bagian Mereka Lagi20 Bab 20 Foto Siapa Ini 21 Bab 21 Kenangan Indah Pak Jaya22 Bab 22 Novel Bintang Kecil23 Bab 23 Meminta Keterangan dari Maryam24 Bab 24 Amarah Malik dan Wijaya25 Bab 25 Usaha Melawan Wijaya26 Bab 26 Keberanian untuk Melawan Kejahatan27 Bab 27 Ungkapan Kerinduan pada Syams28 Bab 28 Kisah Apa Ini 29 Bab 29 Kisah Ini Seperti Kisahku30 Bab 30 Jangan Putuskan Hubungan Persaudaraan dengannya!31 Bab 31 Bersatunya Kembali Dua Saudara32 Bab 32 Kenangan Surya di Hati Wijaya33 Bab 33 Kerinduan yang Mulai Melanda34 Bab 34 Retaknya Hubungan Malik dan Wijaya35 Bab 35 Mengorbankan Cita-Cita36 Bab 36 Bisakah Aku Melakukannya 37 Bab 37 Dimana Kita 38 Bab 38 Kembali Bersama syams39 Bab 39 Surya Wijaya40 Bab 40 Rencana Balas Dendam Malik41 Bab 41 Tipu Daya Malik pada Wijaya42 Bab 42 Musibah bagi Langgar Pak Jaya43 Bab 43 Orang di Balik Pembelian Langgar44 Bab 44 Permintaan Maaf Aziz pada Syams45 Bab 45 Malik dan Johannes Bersahabat 46 Bab 46 Rasa Bersalah Wijaya47 Bab 47 Siapa Pria Itu 48 Bab 48 Rencana Apa Lagi Ini 49 Bab 49 Maafkanlah Ayah Saya!50 Bab 50 Kembali Bersama Surya51 Bab 51 Jati Diri Jaya52 Bab 52 Hadiah untuk Satria53 Bab 53 Jaya Tak Ingin Kembali54 Bab 54 Jangan Tinggalkan Kami, Pak Jaya!55 Bab 55 Ibu Kos Turut Bersedih56 Bab 56 Permintaan Maaf Malik pada Keluarga57 Bab 57 Rencana Menjemput Syams58 Bab 58 Apakah Kisah Kita Sampai di Sini59 Bab 59 Berakhirnya Hukuman Syams60 Bab 60 Berpisah dengan Syams61 Bab 61 Sampai Jumpa, Syams62 Bab 62 Kembali ke Tempat Masing-Masing63 Bab 63 Kehidupan Baru Satria64 Bab 64 Wajah Baru Keluarga Malik65 Bab 65 Pesta untuk Syams66 Bab 66 Kembalinya Surya Ke Yogyakarta67 Bab 67 Tugas Kita Belum Selesai68 Bab 68 Hukuman untuk Malik