Sepasang Satria Piningit
kemudian memutuskan untuk keluar rumah.Ia pun mengambil bolanya dan mulai bermain seorang diri di halaman rumah
njadi seorang pengusaha. Percuma aku belajar serajin mungkin dan menjadi sepintar mungkin kalau aku tidak bisa menggapai cita-citaku. Leb
engajaknya untuk membeli buku baru, ia langsung menolaknya mentah-mentah Halim tak mengerti tentang sikap yang ditunjukkan oleh adik kesayangannya
kkan dengan tugas sekolah mereka. Namun saat-saat yang seharusnya membutuhkan konsentrasi yang tinggi itu malah menjadi pecah saat s
ada Syams. Menatap wajah Syams yang sedang
idak tahu kalau ini adalah waktu belajar? Kena
gas sekolah? Apa kamu tidak be
gat saat belajar. Kenapa hari ini ka
patkan apa yang aku inginkan? Di kemudian hari, aku hanya akan menuruti perintah apak untuk menjadi seorang pengusaha. Jadi
uh kemarahan. Di sisi lain, Halim yang sejak lama memperhatikan ketiga adiknya yang begitu semangat dalam belajar, seketika hatinya merasa begitu teri
Syams yang masih sangat kecil tak ingin menjadi korban dari kekejamannya itu. Dia mungkin akan mengalami
pai cita-citaku sebagai seorang politikus seperti amak. Pasti aku akan merasa sangat bahagia
ashir, Aziz, dan Aisyah yang begitu bersemangat dalam belajar. Namun senyuman itu mulai menghilang seketika saat mel
dan bertanya, "Kenapa kamu menangis? Ap
alu menjawab, "Tidak apa-apa, Amak. Aku hanya teringat pada masa laluku yang begitu pahit itu. Ketika aku harus me
i seorang politikus dan berhenti dari organisasiku karena keegoisannya itu. Dia memintaku agar aku fokus mengurus rumah saja. Dan aku percaya begitu saja padanya.
alu melanjutkan perkataannya,"Bersabarlah! Berdo'a saja agar suatu hari nanti sifat egois apakm
kekejaman Apak. Aku sudah menerimanya sejak lama. Tapi aku hanya mengkhawatirkan nasib adik-adikku saja. Ba
asih saja sibuk dengan buku-buku pelajaran mereka. Namun Malik telah kembali ke rumah.Ia langsung duduk di atas
yang kurang lengkap yang seharusnya sudah berada di depan matanya. Sesaat ia mengetahui bahwa yang kurang itu ada
nggilnya dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. Syams menghentikan permainannya ketika mendengar panggilan dari san
u itu dan belajar bersama mereka? Apa kamu sudah selesai
dang tidak ada tugas sekolah.Jadi aku bermain saja. Lagipula tadi sian
waktu bermainmu. Apak percaya bahwa kau adalah anak yang sangat pintar. Dan kau juga begitu rajin belajar. Tidak usah disu
mu! Tapi jika sudah waktunya tidur,
engar jawaban dari ayahnya itu
rasa lelah di tubuh Malik pun hilang seketika. Berbeda dengan Nashir, Aziz, dan Aisyah yang sangat iri padanya. Mereka ingin bebas bermain se
yiksa diri kalian dengan belajar terus-menerus. Apak percaya pada semua anak apak bahwa
un hal itu tak dapat membuat senyuman di wajah anak-anaknya tersebut. Mereka masih merasa takut jika mereka tak belajar dengan rajin maka ayah mereka akan sangat marah kepada mereka. Dan m