icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sebuah Pengabdian

Bab 4 Bersatunya Sepasang Kekasih

Jumlah Kata:997    |    Dirilis Pada: 14/04/2024

gu akhirnya telah tiba. Rumah Hamid telah dipenuhi oleh banyak orang. Pesta pernikahan terlihat beg

tak mengingkari janji mereka untuk datang dan ikut memeriahkan pesta pernikahan Hamid dan Zahra. Semua itu membuat hati Mona dan Yasir merasa senang tak terkira. D

u merasa senang sekali. Setelah ini kita tinggal me

i ucapan sang istri dengan berk

eka tidak juga akan membantu menutupi pernika

ngundang tamu dati jauh. Hany

pa ia juga memperhatikan Hamid dan Zahra yang berdiri berdampingan. Mereka nampak sangat serasi. Namun tangan mereka bergetar saat men

atikan Hamid yang masih kaku menerima tamu. Yasir pun ikut tertawa melihat tingkah

a dengan pernikahannya itu. Setelah ia meyakinkan dirinya sendiri untuk menikah, ia telah mendapatkan kesiapan

ini? Apalagi dengan seorang wanita yang sama sekali belum pernah kau kenal. Dan aku dengar dia yang akan menggantikanmu mengurus perusahaan ayahmu? Apa kau

raut wajah yang merah padam, "Hei Marcell! Jaga mulutmu itu! Jangan bicara hal buruk tentang dia! Bagaimanapun j

gitu pula dengan kedua orang tua Hamid dan Zahra yang berdiri di dekat mereka. Bahkan kedua orang tua Hamid yang khawatir bahwa kemarahan Hamid akan menyebabka

Ini kan pesta pernikahanmu sendiri, Hamid. Apa

rbakar kembali menjadi dingin. Dengan perlahan ia menurunkan tanganny

jangan memancing emosi Hamid!Kau kan tahu sendiri kalau Hamid it

u terus yang disalahkan,"

kini telah berakhir. Dengan masih menyimpan rasa marahnya pada Hamid, Marcell menjabat tangan sahabatnya itu dan mengucap

i Hamid. Seorang pria tua berjalan di bagian paling depan. Pria itu berpenampilan l

ai tersebut Setelah tiba di depannya, Hamid langsung mencium tangan pria tersebut

ku. Aku belum siap untuk menikah, Abi. Aku benar-

ini bisa melewatinya. Kau kan anak yang hebat. Ingat, waktu kau bisa melawan penya

i kan

ntara. Masa menghadapi masalah sekecil ini sudah menangis? Ayo hapus air matamu dan tun

atang juga?" ucap Hamid

sta pernikahan adik kesayanganku. Masa aku tidak datang? Kau ten

keluarga Ustadz Latif mengucapkan selamat padanya satu persatu. Orang tua Hami

embali dalam hatinya. Ia merasa bahwa kesedihan yang hadir dalam hati Hamid saat ini adalah kesalahannya. Kesalah

h ingat padaku, kan?" ucap Syarifah, putri bungsu U

harus berjanji padaku bahwa kau akan selalu rajin belajar dan menghafalkan Al-Qur'an.

fah sambil menunjukkan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sang Bintang Harapan2 Bab 2 Bertemunya Sepasang kekasih3 Bab 3 Kebimbangan Hamid dan Zahra4 Bab 4 Bersatunya Sepasang Kekasih5 Bab 5 Hidup Adalah Sebuah Pengabdian6 Bab 6 Hari Pertama di Rumah Hamid7 Bab 7 Nafkah Pertama Hamid8 Bab 8 Sang Penerus Perusahaan9 Bab 9 Pengorbanan Hamid10 Bab 10 Ujian dan Nikmat11 Bab 11 Kabar Suka Menjadi Duka12 Bab 12 Hidup Adalah untuk Mengabdi13 Bab 13 Pergi Mengejar Cita-Cita14 Bab 14 Cahaya Baru dalam Hidup Hamid15 Bab 15 Berpisah dengan Ibu dan Ayah16 Bab 16 Kerinduan Hamid pada Sang Guru17 Bab 17 Siapa Wanita Itu 18 Bab 18 Masa Muda yang Hilang19 Bab 19 Akhiri Saja Hubunganmu dengan Zahra20 Bab 20 Hamid Ingin Berdua dengan Zahra21 Bab 21 Ceraikan Saja Aku, Hamid!22 Bab 22 Keluarga Kecil Bahagia23 Bab 23 Kebencian Salamah pada Hamid24 Bab 24 Masa Kecil Zahra25 Bab 25 Kesabaran Hamid Menghadapi Salamah26 Bab 26 Hamid di Dunia Militer27 Bab 27 Kembali Bersama Keluarga28 Bab 28 Surya Si Cadel29 Bab 29 Rasa Rindu yang Terobati30 Bab 30 Kekompakkan Hamid dan Surya31 Bab 31 Sahabat Kecil Hamid32 Bab 32 Antara Hamid dan Syarifah33 Bab 33 Pernikahan Syarifah34 Bab 34 Melepas Syarifah35 Bab 35 Keyakinan Zahra pada Hamid36 Bab 36 Mendapat Amanah Baru37 Bab 37 Bayangan Hamid38 Bab 38 Rencana Salamah dan Fatimah39 Bab 39 Redupnya Cahaya Hidup40 Bab 40 Rasa Trauma Hamid41 Bab 41 Hadiah Terindah42 Bab 42 Hasutan dan Bisikan43 Bab 43 Pernikahan Wisnu44 Bab 44 Kedekatan Hamid dengan Sang Putri45 Bab 45 Fitnah Masyarakat bagi Hamid46 Bab 46 Bayangan Masa lalu Kelam Hamid47 Bab 47 Kesedihan Tanpa Ujung48 Bab 48 Hamid, Surya, dan Kartika49 Bab 49 Keinginan Besar Surya50 Bab 50 Kesedihan yang Mendalam51 Bab 51 Curahan Hati Hamid52 Bab 52 Luka yang Tak Pernah Sembuh53 Bab 53 Hasutan Fatimah yang Tiada Akhirnya54 Bab 54 Berpisahnya Zahra dengan Hamid55 Bab 55 Bersatunya Kembali Dua Sahabat56 Bab 56 Hasutan Salamah pada Ali57 Bab 57 Usaha Mendekatkan Ali dengan Surya58 Bab 58 Kisah di Balik Senyuman Ali59 Bab 59 Keprihatinan Zahra Terhadap Kehidupan Ali60 Bab 60 Kisah Persahabatan Indah Ali dan Zahra61 Bab 61 Keinginan Zahra untuk Berpisah dengan Hamid62 Bab 62 Harapan Baru bagi Zahra63 Bab 63 Kabar Buruk bagi Hamid64 Bab 64 Usaha Mengembalikan Surga yang Hilang65 Bab 65 Pertemuan Pertama Hamid dan Ali66 Bab 66 Nasihat Salamah untuk Hamid67 Bab 67 Berhasilnya Usaha Hamid68 Bab 68 Kembalinya Surga Kecil Hamid69 Bab 69 Gambaran Keluarga Hamid yang Sempurnaaa70 Bab 70 Akhir Perjuangan Pahit