icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sebuah Pengabdian

Bab 2 Bertemunya Sepasang kekasih

Jumlah Kata:1186    |    Dirilis Pada: 13/04/2024

edang dalam perjalanan untuk pergi melamar seorang gadis yang akan dinikahkan dengan Hamid. Wajah kedua orang tua Hamid yang berseri-seri mena

Hamid setelah mengetahui tempat tujuan kedua orang tuanya itu. Matanya menoleh ke atas dan nampak tulisan "Pondok Pesantren Al-Fatah".Ia belum mengerti sama sekali mengap

dan Mona mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki pondok pesantren itu. Namun Hamid masih canggung untuk mem

santren. Segara ia menyuruh sang istri untuk menjamu tamunya itu. Bahkan Yasir dipeluk denga

an lama.Kau pasti memiliki tujuan tertentu hingga kau bersedia jauh-jauh datang kemari sambil membaw

narnya maksud kedatangan kami kemari adala

ra untuk Hamid? "ja

udian berkata, "Subhanallah...Dia semakin tampan sekaran

lalu muda untuk menikah," sambung Salamah yang

n tahu sendiri kan kalau usia kami ini sudah semakin tua. Dan kami ingin segera menimang cucu sebelum kami tutup usia. Jadi kami terpaksa melakukannya. Tolonglah! Kau sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Anggap saja ini

a itu dalam keadaan sulit sementara ia tak berusaha untuk membantunya sedikitpun. Salamah memandang wajah suami

selalu membantuku untuk dapat memahami setiap pelajaran dengan baik. Sungguh, aku dahulu hampir putus asa karena aku yang notabene adalah anak seorang pemilik pondok pesantren malah tidak bisa mener

enikahkan Hamid dan Zahra. Aku juga sangat tertarik dengan ketampanan dan kepintaran Hamid. Apalagi Hamid dan Za

engar jawaban dari Rahman. Kemudian Salamah menyela,

ra dulu. Dia sedang mengajar ana

uang kelas. Salamah datang di saat yang tepat. Saat para siswa

segera pergi ke ruang tamu. Zahra menanyakan padanya alasannya yang terlihat terburu-buru itu.

nang dengan kedatangan Zahra. Sebelum duduk, Zahra mencium tangan Yasir dan Mona lalu merapatkan tangannya pada Hamid.

"Zahra, kamu masih ingat dengan Tante Mona, Om Yasir, dan Hamid kan? Mereka datang kemari untuk melamarmu. Kau aka

tu. Dirinya sungguh tidak siap untuk menerima takdir itu. Ia kemudian menolehkan pandangannya pada Hamid. Hamid pun melakukan hal yang sama. Ka

ka aku langsung memilihmu. Dengan begitu hubungan persahabatan kami menjadi se

mengurus perusahaanku yang sudah begitu besar. Karena Hamid tak ingin menjadi

t merdu jika melafalkan ayat suci Al-Qur'an. Tentu kau sudah mengetahui hal itu. Abi ingin sekali mempunyai menantu sepertinya.

an secepat ini? Apakah tidak bisa ditunda untuk beberapa

sangat menginginkan seorang cucu. Jadi pernikahan

dapat mengurus perusahanku dengan baik nanti. Dan aku yakin sekali jika be

jawab, "Baikah.Terserah Abi

abatnya itu ternyata tidaklah sia-sia. Tuhan yang Maha Penyayang memberinya kenikmatan yang luar

hra harus disembunyikan untuk beberapa waktu. Karena kau tahu se

lian meminta Zahra untuk menikah dengan putra kalian. Tapi kalian menyuruh kami untuk menyembun

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sang Bintang Harapan2 Bab 2 Bertemunya Sepasang kekasih3 Bab 3 Kebimbangan Hamid dan Zahra4 Bab 4 Bersatunya Sepasang Kekasih5 Bab 5 Hidup Adalah Sebuah Pengabdian6 Bab 6 Hari Pertama di Rumah Hamid7 Bab 7 Nafkah Pertama Hamid8 Bab 8 Sang Penerus Perusahaan9 Bab 9 Pengorbanan Hamid10 Bab 10 Ujian dan Nikmat11 Bab 11 Kabar Suka Menjadi Duka12 Bab 12 Hidup Adalah untuk Mengabdi13 Bab 13 Pergi Mengejar Cita-Cita14 Bab 14 Cahaya Baru dalam Hidup Hamid15 Bab 15 Berpisah dengan Ibu dan Ayah16 Bab 16 Kerinduan Hamid pada Sang Guru17 Bab 17 Siapa Wanita Itu 18 Bab 18 Masa Muda yang Hilang19 Bab 19 Akhiri Saja Hubunganmu dengan Zahra20 Bab 20 Hamid Ingin Berdua dengan Zahra21 Bab 21 Ceraikan Saja Aku, Hamid!22 Bab 22 Keluarga Kecil Bahagia23 Bab 23 Kebencian Salamah pada Hamid24 Bab 24 Masa Kecil Zahra25 Bab 25 Kesabaran Hamid Menghadapi Salamah26 Bab 26 Hamid di Dunia Militer27 Bab 27 Kembali Bersama Keluarga28 Bab 28 Surya Si Cadel29 Bab 29 Rasa Rindu yang Terobati30 Bab 30 Kekompakkan Hamid dan Surya31 Bab 31 Sahabat Kecil Hamid32 Bab 32 Antara Hamid dan Syarifah33 Bab 33 Pernikahan Syarifah34 Bab 34 Melepas Syarifah35 Bab 35 Keyakinan Zahra pada Hamid36 Bab 36 Mendapat Amanah Baru37 Bab 37 Bayangan Hamid38 Bab 38 Rencana Salamah dan Fatimah39 Bab 39 Redupnya Cahaya Hidup40 Bab 40 Rasa Trauma Hamid41 Bab 41 Hadiah Terindah42 Bab 42 Hasutan dan Bisikan43 Bab 43 Pernikahan Wisnu44 Bab 44 Kedekatan Hamid dengan Sang Putri45 Bab 45 Fitnah Masyarakat bagi Hamid46 Bab 46 Bayangan Masa lalu Kelam Hamid47 Bab 47 Kesedihan Tanpa Ujung48 Bab 48 Hamid, Surya, dan Kartika49 Bab 49 Keinginan Besar Surya50 Bab 50 Kesedihan yang Mendalam51 Bab 51 Curahan Hati Hamid52 Bab 52 Luka yang Tak Pernah Sembuh53 Bab 53 Hasutan Fatimah yang Tiada Akhirnya54 Bab 54 Berpisahnya Zahra dengan Hamid55 Bab 55 Bersatunya Kembali Dua Sahabat56 Bab 56 Hasutan Salamah pada Ali57 Bab 57 Usaha Mendekatkan Ali dengan Surya58 Bab 58 Kisah di Balik Senyuman Ali59 Bab 59 Keprihatinan Zahra Terhadap Kehidupan Ali60 Bab 60 Kisah Persahabatan Indah Ali dan Zahra61 Bab 61 Keinginan Zahra untuk Berpisah dengan Hamid62 Bab 62 Harapan Baru bagi Zahra63 Bab 63 Kabar Buruk bagi Hamid64 Bab 64 Usaha Mengembalikan Surga yang Hilang65 Bab 65 Pertemuan Pertama Hamid dan Ali66 Bab 66 Nasihat Salamah untuk Hamid67 Bab 67 Berhasilnya Usaha Hamid68 Bab 68 Kembalinya Surga Kecil Hamid69 Bab 69 Gambaran Keluarga Hamid yang Sempurnaaa70 Bab 70 Akhir Perjuangan Pahit