Gairah Tersembunyi Bos Killer
tegas Nathan. Suara bariton itu terdengar begitu menusuk di
duduk di depan meja kerjanya yang dipenuhi dengan tumpukan dokumen yang harus ia perikasa. Wa
nya. Namun, berkat kepemimpinannya itu, kemajun yang cukup gemilang telah berhasil dicapai. I
sia 23 tahun, duduk dengan wajah tegang, tangannya berkering
oleh Nathan. Awalnya ia sangat berambisi untuk bisa bergabung di perusahaan bergengsi itu, k
mendapati kesulitan, atau lebih tepatnya dipersulit oleh big bosnya ini, karena semua yang dilakukannya selalu mendapatkan kr
arnya terjadi?" jawab Nina berusaha un
adis dihadapanny
egitu banyak kesalahan di dalamnya!" Pria itu membanting
uk tenang, diraihnya berkas itu dan dibukanya, ia te
udah mengeceknya dengan s
Anda terus menerus melakukan kesalahan seperti ini." Nat
ya pun bertemu. Sejurus keduanya terdiam sebelum akhirnya Nina berkata, "saya ti
nya menatap semakin tajam, sea
jaan Anda, kesalahan-kesalahan seperti ini t
riksa kembali laporan ini
Nathan datar, matanya kembali terfok
than. Lelaki itu mengangkat wajahnya, ia menatap punggung gadis itu, y
uat laporan itu, lalu memeriksanya dengan hati-hati sebelum diserahkan. Tapi mengapa jadi
kirannya, ia penasaran mengapa setiap laporan yang ia buat sering seperti ini, 'a
-tib
uk
gadis hingga keduanya sama-sama terjatuh, barang
Nina sambil membantu memunguti barang
yangka gadis bodoh yang menabraknya adalah Nina, sa
menatap Nina yang masih tertund
Nina pun mengangkat wajah. Benar saja, Laura sahabat s
so sorry Laura, aku
eperti orang bermimpi, coba kalau di luar sana, bukan ora
jawab Nina seperlunya, ia segera menyerahka
ggak ada yang rusak, jadi aku
t, ia melihat wajah Nina yang seperti orang linglung.
dulu yuk, kafein itu bagus, supaya
berkelit. Alih-alih menjawab Laura langsung menarik tangan Nina ke
Laura sudah lama mengenal Nina, jadi ia tahu pasti gadis i
an, kamu ada masalah apa, N
Nina menjawab dengan santai, s
t lama kamu, jangan bilang nggak ada
ku akan cerita," sahut N
ra namanya kalau nggak bawel.
ar-mutar cangkirnya. "Aku barusa
rkejut, "dipanggil lagi
arahin atau dikhotbahin, tap
apa lagi, Nin? Bukannya kamu sudah men
ksanya sebelum aku serahkan, tapi setelah sampai ke tangan Pak Nathan, ada saja yang salah."
ri merasa heran, karena sahabatnya ini sering sekali mendapatkan teguran dari sang bigboss, padaha
ukan pertama kali
ketiga kalinya pekerjaanku ditolak, padah
n ada yang melak
k berbagai kemungkinan, tiba-tiba terdengar
il kerja bagus kal