Perselingkuhan Liar Istriku
ya baru 37 tahun ini. Ia juga seorang ibu dari anak laki-laki berusia 7 tahun dan istri dari seorang dokter spesialis penyakit dalam yang cukup populer. Mungkin, sebagian besar orang di kota ini meng
ah ini Ia dirikan bersama dengan saudara-saudaranya. Kini, sekolah tersebut menjadi salah satu favorit karena memang berkualitas
ik di bidang kesehatan maupun pendidikan. Dua bidang yang memang Ia tekuni. Hasilnya, Ia menjadi orang yang amat dipercaya. Memimpin sebuah organisasi non profit di bidang kesehatan juga rutin
u cerita-cerita serupa yang mengimajinasikan tubuh sempurna. Ia nampak seperti wanita yang umumnya berusia 37 tahun. Tubuh sedikit lipatan di beberapa bagian, juga tak terlampau langsing. Dengan tinggi 165 cm, tubuhnya nampak segar dan sedikit berisi. Namun karena kulit putih dan bentuk wajah yang tidak membosankan, kondisi fisik lain boleh dipinggirkan. Ia
ekurangan, apalagi Mirza yang hanya manusia biasa. Priviledge dan segala kemudahan hidup yang I
mencintai seiring berjalannya waktu. Permasalahan ternyata baru muncul 10 tahun kemudian. Mirza merasa tak bahagia secara batin. Mereka memang baru memiliki anak di usia pernikahan ke-7. Itu pun dengan program in vitro fertilisation atau dikenal orang dengan bayi tabung. Tak ada yang tahu ini selain keluarga besar mereka. Sebenarnya, setelah berhasil menjalani program IVF tersebut, hubungan Mirza dengan suami makin mesra. Namun itu tak bertahan lama. Tak ada yang membaik di dalam kamar. Sama seperti sebelum mereka memiliki anak. Aktivistas seksual mereka makin menurun dan kian tak berkualitas. Seb
g seperti sedia kala. Ia melayani suaminya dengan baik. Meski barang tentu semua belum memenuhi ekspektasinya. Mirza kian menyibukkan diri. Bertemu dengan banyak orang. Membantu orang-orang kurang mampu. Juga membesarkan b
clear semua ya, Dok?" seseorang meng
konfirm ke saya. Besok kita lan
, Dok. Jam 8 ya?" Ia
. Lokasinya lumayan s
i ketemu besok," Ia ter
" balasnya memungkas
elelahan setelah melakukan operasi sore tadi. Ia masih ingin menja
>
un, Dok?" Tanyaku padanya saat kami reha
n permen nano-nano," jawabnya yang k
pada kegiatan sosial seperti ini. Meski harus melalui medan yang tidak mudah, bahkan pernah beberapa kali sampai malam hari, Ia dengan penuh semangat tak pernah alpa. Aku yang jarang ikut serta turun l
ai malam ini, Dok, baru pulang," kataku sesa
baru jam 10 malam aku sa
, sudah sebegini dedi
ar biasa. Saya kan hanya m
rab beberapa minggu ini. Apalagi kalau bukan karena aku ditugaskan kantor untuk menjadi bagian dari tim relawan kegiatan pemeriksaan mata dan operasi katarak untuk waga kura
sam