Perselingkuhan Liar Istriku
telah main serong. Kian hari, godaan makin besar untuk meneguhkan hatinya menjadi istri yang baik. Sumpah yang Ia ucapkan 14 tahun lalu. Hari yang tak akan pernah dilupa
waran yang sebenarnya lebih terkesan sebagai paksaan. Tapi Ia menerimanya. Deng
nya, mereka hafal sekali persoalan tubuh manusia. Rasanya tak perlu diajarkan lagi. Dibesarkan dalam keluarga religius membuatnya segan untuk berbicara soal urusan ranjang. Yang Ia ingat hanya pesan Sang Ibu beberapa hari
elama berhubungan, Ia merasa hanya beberapa kali merasakan apa yang Ia tahu sebagai orgasme. Hal yang kemudian membuatnya berani membahas masalah itu setelah 10 tahun menikah. Iya, Mirza baru erai setelah se lama itu. Sekal lagi, Ia tak mendapatkan hasil sesuai ekspektasi. Suaminya berang. Merasa disentil ego tertingginya sebagai lelaki, Ia memakai dalih beraneka rupa. Mirza kembali mengingat pesan i
rnama Bayu Widiansyah yang baru Ia kenal selama 6 bulan ini begitu memenuhi pikirannya. Bukan. Ia tak sedang jatuh cinta. Meski menikah dengan perjodohan, waktu berhasil membuatnya jatuh cinta pada suaminya itu. Meski dengan kekurangan yang selalu Ia keluhkan. Bayu adalah soal yang selama ini tak begitu Ia dapatkan dari lelaki yang di
rutin. Tapi cara bicara, gestur, hingga bagaimana Ia memperlakukan orang lain, terutama wanita, membuatnya terkesan. Dalam pikirannya, Ia merasa Bayu sangat menarik secara seksual. Bayu bukan laki-laki yang rapi seperti
ng berani yang pernah Ia lakukan. Ia tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Tubuhnya birahi. Tak mungkin Ia mengajak suaminya bersetubuh malam ini. Selain tak akan m
tak mengigau dan menyebut nama Bayu dalam mimpinya. Ini akan men
>
au. Aku punya dua pilihan: melanjutkan usaha untuk menggodanya dengan risiko hubungan ini kian buruk atau mundur teratus dan menyelamatkan semua. Setan masih mengajakku untuk tidak menyerah. Apalagi, sudah hampir tiga minggu aku tak dapat jatah
Mas, soalnya ada perlu dulu. Lang
rasa menjauh. Aku menghargai keputusannya. Kuikut saja kemana air
aya coba kont
Ia yang mengkomandani urusan logis
asih ya,
ya mas
-sama
lihat Doker Mirza di sana. Kata Mas Yogi, mungk
-lalang orang di balai desa. Hingga menjelang istirahat siang baru aku sadar bahwa Dokter Mirza sudah tiba. Ia terlihat sedang berbincang dengan kepala desa
ada yang perlu aku bicarakan sama Mas Bayu. Kalau
tentu bisa dibicarakan di sini. Kalau ini soal kejadian minggu lalu, aku harus me
anti kalau bi
engaja. Namanya ju
n mesumku mulai muncul. Dengan asumsi 1 jam perjalanan dari sini ke sekolah tersebut, paling tidak baru akan sampai jam 2. Jam segi
u. Aku akhirnya memutuskan untuk pamit kepada Mas Yogi dengan dalih ada urusan lain. Load pasien mulai me
kutan. Ia mengatakan baru sampai di lokasi. Ini sudah jam 4 sore. Aku masuk dan disambut oleh beberapa orang yang sepertinya staf administrasi se
tadi sholat d
a," aku deg-degan sekali sa
saya saja, M
p besar dengan meja kerja, sofa untuk tamu, juga orname
nawarkan minuman yang sudah tersedi
Dok," balasku
tadi. Kini lebih santai, aku susah mendeskripsikannya. Seperti terusan longg
kita lakukan minggu lalu, M
minggu lalu, Dok? Bukann
a nafas. D
akan kita bahas,"
Dok," ak
menghela na
n sosial. Saya dikenal banyak orang. Tapi mungkin kamu tahu setelah banyak ngobrol kalau ada yang kurang di hidup saya. Nggak u
sam