Istri Kesayangan Tuan Presdir Tampan
. Mungkin lain kali jika Niana sudah sembuh, kami akan kembali membawanya untuk
itu sedikit menggaruk kepalanya, mencongkel ketombe yang
istriku baik-baik saja dan sehat selalu," ujar J
am mobil yang sama. Keduanya kembali dengan perasaan yang sangat berbunga. Sebentar lagi, keduanya akan hidup dengan
yum senang menatap foto Niana pada ponselnya. Ia sangat s
sten pribadi Jacob bergidik ngeri ketika melihat tuannya mengecup singk
hal itu. Tamatlah riawayatnya jika hal itu terjadi. Dan karena tak ingin
nya untuk datang ke mansion. Tak pernah sehari pun ia absen menikmati wanita. Dan kali ini, fanta
endapatkan sarang yang lebih indah dan sempurna, kau bisa menikmatinya kapanpun yang kau mau.' Batin
*
an Niana. Gadis itu belum membuka mata sama sekali, mungkin alam b
iana, tersenyum kecut meli
n memberikan yang terbaik untukmu," bisik Bibi Yur seraya
*
at mencintainya?" tanya seseorang yang berhasil memb
yang sama denganku. Aku takut dia tid
lanya, ia menepuk pundak sang
cintai, semakin hari semakin memburuk saja. Namun, ia berjanji pada dirinya sendi
*
kembali ke rumahnya. Besok, ia akan me
an hidupku sepenuhnya sengsara?" Niana terus bertanya-tanya sambil menatap figura besar foto ayah dan ibunya
pada Tuhan agar dirinya kembali ke masa-masa kecilnya. Di
kau bisa membeli apapun yang kau mau tanpa harus meminta padaku," ujar seseo
da ibu?" tanya Niana, tanpa mengalihkan panda
u selama 22 tahun. Ingat itu!" senta
, rasanya ia ingin me
embali memasuki kamar, saksi bisu i
i lagi, melainkan di kamar pengantin bersama o
menatap ke arah langit-langit kamar. Beberapa s
*
diam lesu. Para pelayan dan orang tuanya sudah heboh, bahkan calon suaminya s
s akan datang," ujar Bibi Yur ketika melihat anak
memasuki kamar mandi dan
uar. Di sana, netranya menatap sosok Nina tengah ber
ngat, buat anakku secantik mungkin," p
membiarkan perias m
n tunggu sebentar ya," ucap perias itu sambil tersenyum tak ena
ada Bibi Yu
ibi Yur memberikan jaket, kacamata, dan
kang kosong, dan wakt
g. Dengan air mata yang mulai menetes, dikecupnya dahi Bibi Yur penu
ayangi Bibi," ucap Niana, satu detik setelahnya ia ber
segera pergi ke dapur, ia akan be
pengantin itu, namun sama sekali tidak ada sahutan. Sesegera mungkin i
Niana tidak
ia berlari secepat mung
! Di man
na bisa calon pengantin kabur di
nangis dan diam sambil mem
ikan di mana?!!!" tanya Nina penuh kasar ketika m
ra-pura, sebisa mungki
a untuk membakar roti, katanya, nona Niana ingin sarap
ng harus ia katakan pada calon
terukir di wajahnya. Ia baru saja tiba setelah melihat pers
ahan musnah ketika melihat se
sedang gelisah sambil memanggil nama Niana. Kakinya
pada sang istri. Nina hanya diam sambi
eorang pun ketahui," ujar Nina na
h, memerintahkan beberapa bawahannya untuk men
*