JADI SELINGKUHAN
paha Sella mengangkang lebar. Arthur yang sudah tidak sabar karena tombak pusakanya sudah menuntut untuk di terapi khusus oleh jepitan hangat lubang gua Sella, dia langsung mengarahkan tombak pusaka
Arthur langsung meluncur masuk, menusuk lu
a dengan tadi malam, Arthur gagal beberapa kali sebelum masuk sempurna ke dalam gua nan hangat milik Sella. Itu disebabkan kare
sasi yang sangat luar biasa di dalamnya. Dengan gerakan teratur, Arthur menggoyangkan pinggulnya pelan, menikmati jepitan hangat yang sangat sempit. Kepala tombak pusakanya terasa d
kembali dengan gerakan pelan. Hal itu membuat hasrat Sella kembali terpancing, dia kembali bersemangat untuk bermain dan melayang ke angkasa menikmati indahnya surga dun
pinggang Arthur, dan ikut menggoyangkan pinggulnya berlawanan arah dengan gerakan Arthur, untu
rtai desahan nikmat keluar dari mulut Sella mengikuti
mereka yang sedang melakukan penyatuan. Gerakan pinggul Arthur semakin cepat, menarik keluar, dan menusuk ma
ak
ak
ak
kenikmatan yang selama ini dia impikan. Semua itu membuat Sella menjerit nikmat, di bawah kungkungan Arthur yang terus memainkan pinggulnya. Sella begitu menikmati sensasi di dinding guanya yang terasa di ges
rthur terus menggenjot harta
saat ini benar-benar terasa sangat panas. AC yang menyala di dalam kamar pun seperti sangat tidak berfun
r tidak ada niatan untuk mengakhiri permainan mereka begitu saja. Bahkan mereka berdua menginginkan yang lebih, dan lebih lagi dari ini
la, akibat tusukan tombak pusaka yang memenuhi lubang sempit itu, memberikan rasa
i atasnya, menampilkan ototnya yang berbentuk kotak-kotak, membuat Sella semakin lupa akan statusnya dengan pria yang menggenjotnya saat ini. Mereka bukanlah sepasang kekasih, dan juga tidak terikat oleh status hubu
ak sia-sia, Arthur membalas, dan langsung menyambar bibir yang sudah monyong seperti moncong babi itu dengan gerak cepat. Arthur melumat, mengulum, dan menggigit bibir yang sudah membengkak dari tadi malam itu dengan sangat agresif. Yang dibawah aktif, yang di at
inkan dada bidang Arthur seperti yang dilakukan Arthur kepadanya. Sella memelintir pelan bulatan kecil yang mengeras di dada Arthur. Sesekali dia menarik kemudian menekannya kembali. Sella meremas dada Arthur, seperti arthur meremas bukit kembar di dadanya. Walaupun, dada Arthur tidak menonjol besar seperti dadanya, akan tetapi, Sella juga merasakan sesuatu y
t Sella dengan lidahnya. Di dalam rongga mulut yang sudah menyatu, mereka saling bertukar saliva, dan saling menikmati penyatuan benda pusaka mereka di bawah sana. Penyatuan atas, dan bawah ini berlan
i mulut Arthur saat Sella memainkan,
awanan arah dari bawah. Sehingga, saat Arthur maju ke depan menusuknya, Sella pun maju menyambut tusukan itu. Ritme kecepatan maju mundur mereka pun sama. Sesekali Sella menggoyangkan pinggulnya dengan gaya melingkar saat menyambut tusukan Arthur. Goyangan Sella itu berhasil menambah sensasi nikmat di batang dan pucuk tombak pusaka Arthur. Mata Arthur terpejam, dan sulit untuk dibu
au Sella yang sudah me
untuk di masuki lebih dalam lagi oleh Arthur.
ggulnya menyambut tusukan Arthur dan mengencangkan kungkungan kakinya di pinggang A
tombak pusakanya dari permainan yang sudah mulai panas. Padahal S
n kungkungan kakinya di pinggang Arthur. Dia tidak rela kalau sam
pada ini." Arthur melepaskan kungkungan kaki Sella di p
Sella hingga yang ditarik bertumpu pada kedua lututnya, dan tangannya juga bertumpu dengan k
paha Sella dengan arah berlawanan supaya Sella
yang kini sedang menderanya, Arthur segera mengarahkan tombak pusakanya yang terasa lengket saat di pegang ke pintu lubang masuk yang sudah membuat salivanya membanjir dari tadi. Dia menelan salivanya dengan susah payah. Sedangkan m
hur mencelup masuk memenu
uk dinding rahimnya. Seluruh ruang di dalam guanya terasa penuh terisi oleh
batang tombaknya. Mendapati, Arthur hanya diam tanpa bergerak untuk menggenjotnya, Sella yang sudah mabuk ingin menemui puncak klimaksnya, dia tidak mau menunggu lama, Sell
ella yang bergelantung ikut berayun mengikuti pergerakan Sella yang di tusuk dari belakang. Arthur tidak menyia-nyiakan buah ranum yang bergoyang indah itu. Dia menjad
ak
ak
ak
g semakin bergerak cepat. Kaki Sella mengejang, tangannya meremas sprei di baw
ang dalam. Aah ... ooh ... Aku mau ke-keluar! aakh...." Suara par
semakin memperdalam tusukannya dengan tangan terus m
pusaka Arthur dengan semburan lava di dalam lubang senggamanya. Sedangkan, tombak pusaka Arthur terus me
lla dan menggigit leher belakang Sella dengan tombak pusaka
kan bokongnya, menikmati sisa kedutan batang tombak
mbaringkan tubuhnya di samping Sella, dan memejamkan matanya sesaat sebelum d
ga keduanya habis terkuras oleh permainan gila yang mereka lakukan di siang hari nan terik itu. Sella terkapar tidak berdaya di samping
panggil
awab Sel
r di setiap pertanyaanku." Arthur membaringkan badannya m
tikan?" tanya Sella den
ni kepada Aku dan Maya?" tanya Arthur to the poin
r kata demi kata yang terangkai dalam
pura tidak mengerti dengan maksu
ah bertopengnya, supaya Arthur tidak mencurigai dirinya lebih lanjut. Dia membaringk
tanya yang sudah di genangi air mata, de
hongannya yang membuahkan hasil seperti nyata apa adanya. Saat ini, dia bena
edang terjadi seperti telah di setting dengan sangat
nnya, terbesit rasa bersalah di hati Arthur kepada Sella. Tapi, disisi lain dia juga masih ragu dengan S
epertinya sangat sedih mendapat pertanyaan dari ku," b
a ikut andil dalam masalah ini,"
tanya Sella dengan topeng yang masih dia pertahankan. Dia menghapus air mat
ia mengalihkan pandangannya dari Sella. Sekarang, arthur menatap plafon kamarnya. Pikira
. Aku, dan Maya sama-sama telah menghianati
ella berhasil menarik perhatian Arthur kembali. Arthur
an di lantai. Pakaian yang telah berbaur dengan barang-barang yang dilemparkan oleh Maya beberapa jam yang lalu. Kamar itu terlih
n meminta polisi mengusut kasus ini sampa
ali. Mulai dari lapisan dalam, hingga lapisa
menjadi saksi atas kasus ini," ucapnya berdiri di depan kac
a Arthur kaget, dan sege