JADI SELINGKUHAN
l yang harus dia selesaikan ke kantor polisi. Sekarang, detak jantung mereka berdua menjadi tidak beraturan, dada mereka juga terasa sesak, dengan nafas saling
kenyal yang terbungkus oleh kain berenda berwarna merah muda yang melekat di dadanya. Sella memainkan buah dadanya sendiri yang berukuran lebih dari genggaman tangan pria
a berkedip dari pemandangan indah di hadapannya. Dengan susah payah Arthur menelan saliva yang terasa menggenangi mulutn
iler melihat kedua bukit kembar Sella secara langsung di waktu terang, dan
egelapan malam tanpa ada lampu yang meneranginya. Tadi malam Arthur hanya bisa meraba, dan menikmatinya dalam keadaan setengah sad
ngea nya yang naik turun. Mata Arthur tidak bisa beralih dar
asih belum bisa teralihkan dari bukit
yang dimaksud oleh Arthur. Sehingga, Sella semakin membusungk
meremas kedua buki
bukit kembar itu dengan lidah
mendekati tubuh yang sedang dia himpit. Sehingga kedua pucuk buk
ga Arthur, dan menghembuskan nafasnya yang t
a sesuka hati," bisiknya Kembali dengan nada se
ku miliki," Sella menjilat, dan menggigit kecil daun telinga Arthur selepa
kembar yang sudah berada tepat di depan wajahnya. Wajah Arthur, dan kedua bukit kembar Sella hanya menyisakan jarak be
p bulatan kecil yang berada di pucuk bukit kembar itu, sehingga membuat Sella m
n badannya, membuat kedua bukit kembarnya
atas benda pusaka Arthur. Sella membuat goyangan melingkar, terkadang sesekali menekan bokongnya kebawah. Bokong Sella dapat merasakan onggokan benda pusaka Arthur yang suda
ganggu aktivitasnya dari tadi. Dia membuang celana Arthur yang sudah berhasil dia lucuti ke sembarang
badannya, kemudian menggigit onggokan benda pu
kan pedang pusaka Arthur yang sudah membesar, dan mengeras dari tadi. Mata Sella membulat sempur
bih cepat dari biasanya. Dia melihat benda pusaka itu dengan tatapan lapar, dan haus. Sella men
sakan tadi malam," ucap Sella dengan tatapan mata
r bisikan dari Sella, darah Arthur berdesir. Seluruh tubuhnya semakin mer
anjang, dan bersimpuh tepat di dekat pinggang Arthur. Digenggamnya tombak pusak
ati gerakan jemari lembut Sella yang merem
mainkan lubang kecil yang terdapat di te
ainannya di kepala tombak pusaka Arthur. Kini sebela
la tombak pusaka Arthur, namun Sella mengerti apa yang tersirat dalam permintaan sang puja
ini, Sayang?" tanya Sella yang semakin
ata yang masih terpejam menikmati remasan, dan pijat
aku mendapatkan bibit unggul," ucap Sella, dan ke
hur dengan lidahnya berulang kali. "Sel ...!" Arthur memegang kepala Sella. Tubuhnya mengejang saat Sella
Sayang?" ucap Sella men
h Sella kepada dirinya. Sapuan lidah Sella terasa hangat, geli, berc
ku bisa juling, Sel," beberapa saat kemudian A
a yang senang melihat raut wajah Arthur saat
memainkan puting kecil di dada bidang itu. Sella juga meremas sekitaran puting membuat Arthur semakin ter
a menatap benda yang ada dalam genggaman
Arthur tidak menyisakan jarak sedikitpun. Sella kembali memainkan ujung
keluar dari mulut Arthur, membuat Sella
ampai ke pangkal dengan lidah yang kadang dimainkan dengan arah berputar. Sella sengaja bermain-
engaja mengangkat pinggangnya beberapa sentimeter dari
kepalanya melihat wajah Arthur yang lagi ke enakan. Melihat wajah Arthur y
!" Sella kembali menjilat kepala, dan bat
ngga tadi pagi itu ke dalam mulutnya. Dia memaju mundurkan wajahnya dengan mulut
dongakkan kepalanya keatas
dari Sella. Dengan gerakan cepat, Arthur bangun dari posisinya, dan langsung menyambar bibir
a kehabisan nafas. "Mmm, aach...." Mereka melepaskan ciuman
a, dan saling bertukar saliva dengan lidah saling bertaut. Bibir Arthur t
nya di hisap oleh Arthur dengan tanganny
a sejajar dengan dua bulatan daging kenyal yang bergelayut di dada Sella. Tangan Arthur meremas kedua
unyai gua di dalamnya. Sekarang pintu gua itu sudah mulai basah. Arthur memainkan pulau kecil sebesar biji kacang
la membuat Arthur semakin ganas m
h milik Sella. Dia memaju mundurkan tangannya, menusuk lubang gua sambil menikmati sen
ati semua sentuhan dari Arthur. "Oh ... Hmm ... Sayang, kamu naka
jarinya masuk ke dalam lubang gua Sella. Dia menusuknya sampai dalam, dan mem
ku. Akhh..." Sela terus mengerang, dan mendesah di saat Art
seluruh tubuh yang terasa mengejang. Sedangkan Arthur yang sudah menambahkan satu jarinya masuk kedal
asahi jari Arthur yang terus menusuk lubang panas yang berkedut milik Sella. Tubuh Sella yang tadinya mengejang, kini telah mulai mengendur kembali. Sella pun ambruk di dalam pelukan Arthur setelah dia mencapai orgasmenya. Sella m