Dilamar Mantan Depan Suami
ya Arman, dengan tatapan
" tanya Nisa tak nyaman, sam
jika aku mengganggu acara lama
, Mas?" tanya Nisa ta
kamu di belakangku, Ni
kamu bayangkan, Mas!"
tidak aku bayangkan, N
agi menahan "Oh...! Jadi seperti ini kelakuan suami, yang kamu p
, hah!" sambar A
but!" pinta Nisa samb
n, Nisa! Lebih baik ceraikan dia dan menikahlah
dra senekat itu, melamar dirinya di depa
ku!" sambar Arman sambil menyemb
da disisi wanita sebaik dan selembut Nisa, ha
melihat perdebatan itu,
endampingi Nisa! Kamu?" ta
n kami..! Akan melanjutkan kisah asmara kami pa
apa-apaan sih?" teriak
sa.
sa.
laki-laki dewasa
a akan membangun rumahtangga seperti impian kita
n ucapan laki-laki ini, Nisa!" ujar Arman
sa, untuk menjadi istri kamu,
nderitanya Nisa selama jadi istr
raikan laki-laki ini, dan
ak mampu lagi mena
ukulan di wajahnya, dan meny
memanggil nama Indra, da
ya Nisa khawatir, tanpa sadar jika s
pada laki-laki lain, merasa cemburu, dan dia
gh.
h..
entak Nisa sambil
memukul Indra seperti itu?" tutur Nisa yang m
a orang, yang udah berniat menghancurkan rumah
orang dewasa itu hanya saling pandang d
erjadi kekerasan!" ungkap Nisa sa
ggil Indra seraya b
lagat indra, langsung
h kamu masuk ke dalam
umahmu, asal ijinkan Nisa untuk ikut be
untuk merusak rumahtangga kami!" Arman pun be
" pangg
erkata "Aku tidak akan melepaskan dirimu untuk dia!" Arman pun mela
dengan pernikahan yang toxcik seperti i
berhak untuk menilai ruma
ana situasi rumahtangga
r, bukan hak kamu untuk memberi penilaian buruk, dan
aku mencintaimu, dan akan aku perjuangkan sesuatu yang berharg
ta-kata Indra merasa g
hentikan langkahnya dan tersenyum, ia m
berubah pikiran, hmm..?" tany
anjutkan kata-katanya, saat i
u kata yang teruca
bertahan di rumahku!" ujar Arma
yang sedang cemburu?" sindir I
pergi, dan jangan pernah kamu berpikir,
amu pertahankan, meskipun kamu tidak lagi m
ngnya apa yang bisa kamu lakukan, hm..!" sambi
erah baju Arman "Jangan pernah menyakiti wanita yang ak
n terjadi jika kamu masih mencampuri urusan rumah tanggaku!" j
gaimana pedulinya In
rman, seakan tak terima jika diri
debatan lagi. Indra, pulanglah da
li ke kantor, pergilah!" Tanpa berkata
, jika dia masih memilihku! Dan kamu, silahkan tinggalkan rumah ini, dan jangan pernah ke
endapatkan wanita yang aku cintai. Dan asal kamu tau, dianta
etika baru menyadari, jika sosok yang berdeba
an berbalik arah
amu inginkan! Dan aku tidak akan tinggal diam!" Arman pun
apat di depannya. Ia bertekad untuk t
a duduk diam di kursi makan, masih m
u. Namun, jika mengingat, bagaimana mantan mertuanya yang begitu
a sedikit ketakutan dalam hatinya. Ia seolah takut jika istrin
n melepaskan Nisa, tapi ia masih sayang. Namun saat in
Nisa? Tapi...! Bagaimana dengan Sherly? Belum lag
cu dan berdebat d
saja, dan masalah yang sempat hadir di da
k Nisa yang memang tak ingin berdebat dengan suamin
ali teringat dengan setiap kata yang diucapkan mertua dan adik ipar
lakukan untuk memp
ijinkan! Jika kerja dari rumah? Tapi
akrabnya satu desa yang juga tinggal di kota in
punya penghasilan sendiri. Aku akan keluar dari keadaan yang menyesakkan in
agi di depanku." Nisa tersenyum smirk dengan rencananya, untuk m