Derita Gadis Ternoda
lepon Ardi dibuangnya. Ia bertekad tak akan menyusahkan sanak keluarga. Ia t
us lintas pulau yang lewat tanpa ia
Lampung. Ada banyak bus yang biasanya lewat dan bisa dihentikan tanpa harus ke terminal terlebih dahul
tak banyak. Bahkan bisa dihitung jumlahnya. Ana memejamkan
*
a dan Hesti di sawah, ia berniat langsung kembali ke rumah ka
ung yang sunyi. Para pemuda memilih untuk merantau ke kota. Ada yang mel
indah dan menetap bersama dengan anak-ana
sa curiga atau firasat apa pun. Ia bahkan bersenandung
wajah serba hitam tiba-tiba menarik lengannya dengan
yang mau kamu lak
ak bersuara, ia terus saja meny
g ...
udian pria itu menyumpal mulut Ana dengan kain
mburan membanjiri pipinya. Namun percuma, sekuat apa pun suara yang d
enaga ketika pria itu mendekap tubuh mungil
Pria itu sama sekali tak peduli karena ucapan Ana terdeng
ngannya dicengkram dengan erat. Ditendangnya b
fleks ia melepaskan tangan Ana karena
kembali berteriak. Ia berlari sejauh mungkin menghindari pria breng-s3k itu. Tapi langkahnya bukan tandingan si p
Ana hingga jatuh di tanah, melu-cuti pakaiannya dengan be-ri-ngas. Tangan Ana
an itu padaku. Kumohon
tangis Ana. Yang ada dalam benaknya ha
nya tertahan. Jeritan dalam hatinya bagai sayat
tubuh Ana hingga bergetar. Ia meracau me
, Ibu ... t
yang men
inggalkan Ana sendiri di kebun tebu. Ana menangis tkit. Langkahnya diseret sekuat tenaga hingga samp
angis di bawah siraman air mengali
ngin ia mengadu, tapi entah kenapa ia tak sanggup. Bibirnya kelu. Tak ada satu ucapan pun yang ma
*
ia kini berpijak. Tapi dari suasana tempat
a tidur hingga ia tak tahu d
dah sampai. Mau tak mau Ana ikut turun be
i, ia melihat sebuah warung makan. Tanpa pik
a mengetahui bahwa dirinya hamil, naf
a?" tanya Ana saat pemilik wa
ongsor itu memandang Ana
n ke kota mana? Kok bisa-bisan
ak me
ar?" selidi
awab apa, akhirnya ia
uat Ana mengangguk-angguk. Walaupun selanjutnya ia ta
ada bus ke Jakarta?"
isa pesan di
ng warung makan itu, tepat di sebelah musho
cari kerja. Ana mempercayainya karena penampilan sahabat masa kecilnya itu berubah jadi lebih modis sej
andangnya. Ia ingin menghubungi Rida, tapi t
rta," gumamnya. Ia pun menyantap makanannya, se
*
, tapi tak tersambung. Hati Hesti berkecamuk, ia hanya bisa menan
adang, tapi Ardi bilang Ana belum tiba di
telah mengusir Ana, tapi di sisi lain ia juga tak mau diamu
u mengadakan syukuran dan doa bersama untuk memberangka
pendidikan pasca sarjana di sebuah universitas ternama di Jakarta. Ia
tuanya. Sekaligus memohon doa restu agar pekerjaannya bisa berjalan lancar dan
nginkan agar Gani menjadi menantu
atan?" tanya beberapa warga ketika Put
i sana," jawab Putra sambil tersenyum. Sekuat tenaga dicobanya
, murung terus dari tad
rantau sama anak kesayangann
ng dilontarkan warga, sementara Hesti le
mpat curi-curi dengar obrolan itu. Ses