Derita Gadis Ternoda
u pintunya." Lukman meng
itu. Nggak usah bujuk-b
kman lagi masih mencoba membuju
-jelas lu bawa perempua
ue yang
gak per
ya. Gue pergi aja. Gue habisin du
na Juju membukanya sedikit, hanya k
e lu mau buka pintu
duit
ni
mengambil lembaran uang pecahan
uang itu dari tangan Lukman, tap
alem gue kasih. Ana ay
rumah. Juju memandangnya m
beberes rumah, kan? Lu nggak mau tangan lu yang halus dan
n. Matanya tak lekang dari perem
nal Bang Lukman?"
t melihat sosok Juju. Dalam benaknya Juj
ukan selin
ggeleng
ut lu bukan ana
i Ana me
ini lu kerja di sini,
l, Ju. Boleh sekalian dia tinggal d
hinya. "Biar lu bebas macem-macem sama d
t aneh-aneh. Kalo di rumah ini cari mati namanya. Karena a
ah ini. Tapi dari pada Juju yang bersih-bersih rumah,
." Lukman mencubit dagu Juju de
akang, lu beresin sana,"
mar yang akan di tempati Ana. Ana da
Ju." Lukma
a l
punya baju. Kasih baju kredi
lengkapan lainnya secara kredit
n banget sih sama
emburu
adi cuma dia aja yang elu pikirin
juga. Abang jadi klepek-klepek," goda Lukman
a memonyongkan bibirny
angan Juju, "cuma lu seorang yang
ngnya sampai mepet ke dinding, lalu men-c1-umnya. Waja
-c1-um Juju. Ana mengalihkan pandangannya. Ia j
Lukman. Ia lalu menarik suaminy
r
kamar Juju ditutup.
n ditempatinya. Hanya ada sebuah kasur busa yang sudah tidak empu
*
setelah membersihkan kamar tadi, ia terlelap selama satu jam. Di samping kasur sudah ada beberapa po
anya ada Juju seorang di situ. Lukman sudah pergi, me
instannya
sa dalam lemari dapur, kek. Bum
aik,
gue mbak. Panggi
ur dan memasak mie instan permintaan Juju.
ndang. Terlalu banyak kuahnya. Ana tak pernah masak mie instan waktu
apa ini? Telurny
telur di kulkas, saya s
ng ke gue, biar d
nta maaf
an
i mie instan itu ke lantai.
n!" perin
Dengan hati-hati dibersihkannya p
beling kecil menusuk j
nya kalau bersih-be
t mendengar ucapan-ucapan Juju, t
stannya. Yang enak.
k, M
dulu di warun
embuangnya ke dalam tong sampah yang ada
*
iknya kita lapo
r kopi di atas meja dan m
untuk apa?"
ut nyari keberadaan anak kita. Sekaligus m
?" bentak Putra. Ia
u anakku ada di mana. Apakah dia sudah makan, ada tempat tinggal? Apa
annya juga melemah. Sejak kemarin ia
a Ana tak p
sikan diri sebagai Ana. dia korban, dia seharusnya
perbuatan bejadnya itu. Lagipula sebentar lagi pemilihan kepala desa. Kalau kita l
ah bilang?" Hesti membelalakkan matanya.
esar peluang ayah terpilih, tapi kalau berit
abatan ayah
nya lagi. Menarik nafas panjang-panj
Ayah, sebaiknya aku
ya. Baru saja ia akan memencet nomor tele
k saja. Jangan men
ari Ana. Hesti menghambur keluar dari k
, Yah. Barusan Ana kirim pesan. Lihat ini .
yangannya itu. Bisa mendengar suaranya saja pasti akan melegakan hatin
a tuju sedang t