Pelangi Di Atas Singasari
nesia sekita
lagi dari Witantra. Apa yang dilakukan telah lebih dari cukup. Apalagi kesanggupan Witant
kah masa per
ri Sang Akuwu telah menjadi jemu dan kembali ke istana. Tetapi
diri, tanpa mempertimbangkan pendapat orang lain. Meskipun demikian, maka Mahisa Agni percaya, apabila Akuwu itu mendengar peristiwa yang sebena
ruan yang tak diketahui ke mana dan berapa lama. Karena itu, maka Witantra itu harus menyiapkan anak panah serta busurnya. Bahkan senjata-s
bali. Mungkin tidak terlalu lama. Dan selama itu ia tidak perlu mencemaskan Kuda Sempana. Sebab Witantra akan dapat mengawasinya. Sedang apabila Kuda Se
dirinya di atas sebuah pembaringan bambu. Dicobanya untuk menenangkan hatinya d
pun matanya tidak terpejamkan. Kuda Sempana itu sedang merenungkan apakah yang baru saja terjadi atasnya. Ia berbesar hati, karena ia mendapat kesempatan melepaskan diri dari Mahisa Agni yang akan menangkapnya, namun ia tidak dapat
ng kawannya berkata kepadanya,
" jawab Ku
ningnya. "Kenapakah kau? Ap
na. Tetapi kawannya itu malahan t
a kita, tiga orang harus mengikutiny
aklah dua ora
ara kita. Aku, kau dan pela
enjemukan," desisnya, "Katakan kepa
Kuda Sempana. Ber
saat. "Kenapa anak i
en Arok m
Y
tu adalah ur
kegagalannya dan tentang kekalahannya. Namun wajah Ken Dedes tidak dapat dilupakannya.
h kawannya itu. Meskipun pada masa-masa yang lampau ia adalah seorang pem
risaukan oleh per
saja ia bangkit dan berteriak kepada kawannya yang masih duduk de
esaat ia memandangi wajah Kuda Sempana, dan kemudian bahk
Sempana, "bukankah aku sela
ak, sehingga pada waktu aku sampaikan kabar itu,
aku tidak mena
u kau benar-
"Mungkin aku agak mabuk. Tetapi aku sekarang sudah b
u belum mengatakan kepadaku ke mana besok akan berburu. Buka
Perburuan kali ini adalah perburuan yang pasti akan mengas
ngannya. Sekali ia berputar ke kiri, sekali ke kanan. Di kepalanya sedang tersusun sebuah cerit
dari Mahisa Agni misalnya. Kalau Akuwu mendengar dari aku lebih dahulu, maka aku kira S
r ceritaku. maka tak seorang pun akan dapat mencegah maksudku besok. Mahisa Agni tidak, dan seluruh penduduk Panawijen pun tidak. Besok aku akan melewati padukuhan itu, dan be
it dan berjalan mondar-mandir di dalam biliknya. Ketika ia melihat kawannya telah tidur nyenyak maka ia berkata, "Hem. Kau tidak tahu, bahwa besok aku akan memetik kembang yang
idak mendengarnya lagi. Kar
ia menarik selimutnya menutupi seluruh badannya. Dan sesaat
irinya, maka dengan tergesa-gesa ia masuk ke istana, mohon mengha
memberinya wibawa yang besar. Umurnya masih belum terlampau banyak. Tidak banyak terpaut dengan Kuda Sempana. Namun
kuwu segera mempersilakannya dan men
anya Akuwu Tu
berkata, "Seorang hamba, pe
?" bentak
an. Tetapi baik emban itu, maupun Kuda Sempana telah mengenal tabiatnya,
ar-debar juga. Apakah Akuwu akan mendengarkan
n itu menjawab. "Yang akan menghada
a?" ulang Tu
Sang
nyanjung dan meladeni keinginan-keinginan akuwu telah membuatnya seorang yang dipercaya. Karena itu, maka kali i
jawab, "Hamba
anak gi
ngsut keluar untuk memanggil Kuda
itu berbisik kepada Kuda Se
ar," sahut Kuda
sudah ka
memangg
aku menyampaikan permohonanmu kepada Akuwu.
erima kasih? Bukankah
. Dengan tergesa-gesa ia pergi ke belakang, meningga
gar suara Tunggul Amet
udian duduk bersila di hadapan Akuwu yang masih sibuk membersihkan busurnya, me
u itu bertanya, "Apa
am diri. Sehingga ia terkejut ketika Tunggu
ah sambil menjawab terbata-bata,
rtawa. Katanya, "Kenapa kau ge," sahut Kuda Sempana, "
ya wajah Kuda Sempana yang pucat. Kemudian katanya,
ba itu. Karena itu maka jawabnya, "Ampun Akuwu. Hamba kemarin harus pulang ke kampung memenuhi p
kepadaku. Apakah kau sudah tahu,
a Tua
harus
mpana dengan suara gemetar, "
a dengan tajamnya. Sambil menggosok busurnya Akuwu itu be
kali ini hamba dipe
u, ke mana aku
a yang sangat senang pergi berburu. Apalagi kalau aku mendapat perintah untuk mengikuti Akuwu berburu. Sebenarnya k
ya Kemudian katanya, "Aku tidak tahu maks
. Kemudian katanya, "Hamba mempuny
abar. Keras-keras ia membentak "J
mbah. Jawabnya "Hamba belum tahu ke mana Sang Akuwu akan berburu. Ka
anginya kepala Kuda Sempana maka katanya perlahan-lahan, "Aku belum ta
ang Akuwu, ke manapun bagi hamba tidak ada keberatannya
ras, "Aku bertanya kepadamu, ke mana k
an sikap Akuwu itu. Maka jawabnya, "
a ke t
ke barat. Apalagi ke daerah hutan di sekitar, Talrampak dan padang rum
n sambil mengerutkan keningnya ia be
engarnya akuwu itu berkata "Jangan takut Kuda Sempana. Bukankah selama ini kita tidak pernah pergi b
sabutnya, "Itu persoalan hamba sendiri
nya keras-keras. Terdengar Akuwu itu membentak. "Kuda Sempana. Kau sangka aku tidak berhak
ab "Ya, ya, baiklah Tuanku Baiklah hamba katakan persoana sambil bergumam "Ingat, aku adalah Akuwu Tumapel
ahan ia berkata, "Sang Akuwu, cerita tentang diri hamba adalah suatu cerita yambuat aku marah. Aku dapat menangkap kep
ormat hamba kepada Tuanku. Karena bakti hamba kepada Sang Akuwu, sehingga amatlah memalukan ba
k-anggukkan kepalanya ia berkata sareh, "Katakan, katakan
lam. Sekali ia menyembah ia berkata, "Ampu
idak Kuda
n kemarin hamba dipanggil oleh orang tua hamba pulang ke kampung halaman. Sebab
ncang. Dengan busurnya itu, dipukulnya kepala Kuda Sempana sambil berkata, "Itukah ya
Kau akan mendapat seorang istri. Begitu?" tetapi sebelum Kuda Sempana menjawab Tunggul Ametung itu membentaknya, "Hanya itu? He?
bepermaisuri. Apakah hamba akan kawin sebelum Sang Akuwu? Bukankah hamba
a memukul kepala Kuda Sempana dengan busurnya, "Kau anak ya
u boleh kawin sesukamu. Sekarang, besok atau kapan saja. Kau akan mendapat hadiah yang berharga d
Cerita hamba
rajuk supaya aku memberim
inya menyentuh tanah. "Tidak Tuan
lu
ri pandang wajah Sang Akuwu. Tetapi Kuda Sempana itu terkejut ketika
ut Kuda Sempana, "hamba ha
, "kalau kau sekali lagi berkata takut kepada
ana cepat-cepat, "akan hamba katak
memenuhi permintaan orang tua hamba itu, pulang ke kampung halaman hamba. Di rumah, orang tua hamba memberita
umapel itu menggeram, "S
wab Kuda Sempana,
desa itu? Apakah ia nanti akan dapat menyesuaikan dirinya dengan cara hidupmu? He? Kenapa kau tidak memilih gadis-gadis kota? Bukankah banyak gadis-gadis yang dapat kau ambil di T
a hamba. Namun orang tua hamba telah berbuat di luar tahu hamba. Karen
guk-anggukkan kepalanya. Katan
ari yang celaka bagi hamba. Hamba yang sebenarnya sama sekali tidak mengin
Ametung terk
ut mengata
ika tangan Tunggul Ametung tanpa disang
renanya Tetapi kemudian Akuwu itu berkata, "Tetapi, aku maafkan kali inipi ketika kemudian lehernya dilepask
aku menjadi gila mendengar ceritamu yan
ah hamba mengadukan nasib hamba kepada Tuanku,
keras sehingga seakan-akan dindi
arin, hamba pulang ke kampung. Hamba dibawa oleh orang tua hamba ke rumah gadis yang sudah dipertunangkan dengan hamba itu. Maksud orang tua hamba, ad
ggul Ametung tiba-tiba, "ke
mba bertanya kepada Sang Akuwu. Tetapi hamba hanya
ah Tunggu
ngingkarinya. Aku sudah tidak diterima l
enganggukkan kepalanya. Kem
a Tua
ambil gadis itu karena orang tuamu? Kalau demikian, maka peristiwa itu akan menguntungkan bagimu. Kau akan dapat mengambil seorang gadis lain. Gadis kota yang aka
ajahnya menjadi semakin, suram, dan d
a hamba kurang tampan atau karena hamba sudah terlalu tua, bukanlah soal bagi hamba. Tetapi orang t
ng itu pun terbelalak, "k
a Tua
Tetapi sebenarnya demikian. Kau memang hanya seorang abdi. Ternyata
emandang wajah Tunggul Ametung. Namun hanya sesaat, seb
empana. Supaya kau tidak menjadi sakit karenanya. Lupakan persoalan itu, s
yum. Senyum yang hanya sepintas melintas di bibirnya,
kan sakit hati seandainya orang tua Ken Dedes menolak ham
tiba-tiba kembali berteriak, "Kau
a, "Ampun Tuanku. Hamba tidak takut mengatak
takut lagi. Tetapi jangan ragu-ragu. Kalau kau rag
ang abdi di Kediri, misalnya, maka hamba tidak akan mengalami nasib yang jelek itu. Hamba tidak menyesal atas gadis itu, tetapi hamba menye
menyala. Dengan gemetar ia meloncat maju dan berjongkok di hadapan
, "Ampun Tuan. Hamba telah mengatakannya, bahwa orang tua itu mengan
He?" teriak Tunggu
Akuwu. Seorang pendet
Ametung itu pun berteriak keras-keras, "Ku
ut Kuda Sempana, "sebaikny
Panawijen. Akan aku
mengharap gadis itu. Biarlah gadis i
gul Ametung yang perkasa. Kau dengar? Gadis itu akan aku ambil. Akan aku hadiahk