Pendekar Kembara Semesta Seri 1
. "Ka-kami disuruh... Garjitalung...." lalu begundal itu
r, nyali ciut!" gumam Suro. "Mar
jawab Ki
Ketika waktu menjelang tengah hari keduanya hampir sampai di punca
n Banawa telah sampai di puncak Gunung Sumbing. Mere
ini sejak tadi," kata seseorang yang keluar d
a orang lain yang terlebih dahulu sampai di pun
ereka. Garjitalung mereka anggap sebagai debu tak berarti. Garjit
mpo hari?" tanya Garjitalung. "Kita tak perlu bermusu
engatakan bahwa Banawa hanyalah masa lalu yang k
eringat selingkuh antara dirinya dengan Garjitalung sebulan lalu, dengan
bila nanti Banawa mendesaknya? Apakah keboho
sejak lama," kata Banawa membela sang kekasih. "T
itnah Westi!" Banawa melanjutkan. "Jangan mengarang cerita
ini kenyataan. Aku kali ini tidak boho
idak mempercayainya! Nah, sekarang yang penting, menyingkirlah dar
t untuk disuruh-suruh? Justru sebaliknya, kalian m
wamu, hiaaat!" sontak Banawa cabut gol
egera membantu Banawa menyerang Garj
kasih berlangsung seru. Garjitalung yang masih bertang
lung agak ragu. Jadi untuk menangkis atau
mping kanan untuk menebas leher lawan. Sedangkan pada saat bersamaan ta
golok dan pukulan Westi. Pada saat tubuhnya melenting, kaki
melesat menghantam kepala Westi! Gadis itu terjungkal. Tubuhnya terge
awa sambil memeluk dan mengguncan
dingin, namun masih bernapas. Berarti keka
embopong Westi untuk dibaringkan di bawah b
ulu pernah ditaksirnya. Ah, tapi tidak apa-apa! Begitu kata hatinya. Sekarang sudah ada gadi
tu pula yang menyuruh Garjitalung untuk memetik Bunga Puspajingga. Seb
a Puspajingga. Nah, untuk memetik bunga itu, dia harus singkirkan seluruh penghalang yang menghada
cabut senjata sakti di pinggangnya. Sebuah tombak p
kan tempat ini secepatnya! Aku tak ingin se
terjadi dengan golokku!" kata Banawa sambil
mnya. Golok di tangan Banawa sekarang juga memancarkan
ihat golok saktinya. Siapa pun yang terkena sabetan golok in
kedua pendekar sama-sama menggunakan senjata andalan m
an ledakan-ledakan dahsyat. Beberapa kali tubuh Garjitalung da
keduanya segera bangkit untuk melanjutkan per
ng. Tidak jauh dari puncak Gunung Sumbing, y
mulut jurang. Banawa terus mencecar dengan sabetan golok dipad
i tusukan golok. Sampai tepi jurang kepalanya t
h sekuntum bunga warna jingga yang menebarkan harum semerbak itu. Namun dia sangat ter
ledakan terjadi disertai pijaran cahaya dari berad
edua kakinya ke perut lawan. Mendorongnya kuat
uh melayang ke dasar jurang. Jeritan kematia
ngang. Tak ada pertempuran lagi. Dia lihat di sebelah selatan ada tubuh Garjitalung y
*