Pendekar Kembara Semesta Seri 1
g sehingga dirinya tidak jauh turun dari puncak gunung.
ya. Dia biarkan tubuhnya bergelantungan untuk sem
na kelelahan setelah bertempur sekian lama. Dia tatap Bung
pendekar berusia tua membawa tongkat lusuh dari kayu jati. Sedangkan yang satunya adalah so
aian serba putih itu. Dia terbangun dari sikap terlentangnya. Dia men
ia mendadak ingat peristiwa beberapa waktu lalu. Ketika dirinya berhasil menghantam bagian bela
ktu Suro hendak mendekat, tiba-tiba ada sosok pendekar wanita membawa kabur Ja
kar wanita yang berada di bawah ini? Demikian Suro bertanya dalam hat
ang cara memetik Bunga Puspajingga. Ini lebih penting dari sek
entar Suro untuk ditanggapi Ki Panjong. "Apakah hal ini merupakan perta
ncak gunung ini lebih dulu, tapi mereka nyatanya toh
ni telah bergelimpangan mayat-mayat juga. Bahkan sepertinya
ejenak setelah lelah bertempur," Suro menambahkan. "Sekarang apa yang ak
biji dan bunga sakti itu. Bukan untuk tujuan lain, misalnya ber
aimana ca
iasa, kalau berpikir kepalaku keringatan dan gatalnya bukan kepalang!
yap seketika. Dia menyambung-nyambung beberapa akar sehingga
unakan Westi. Sedangkan ujung yang lain diikatkan pad
a, Ki, he
olnya. "Semoga tidak ada aral yang melin
hnya melayang mendekati Bunga Puspajingga. Dia
tu. Dia merasa kegirangan dan tangannya segera berge
ngginya dengan Suro. Walau jarak mereka berjauhan, namun mereka dapat saling mengamati dengan j
kamu katakan tidak kudengarkan. Pokoknya di sini berlaku: siap
ah melempar tangannya dengan Pisau Liman Kuring! Kilatan pisau yang me
kan kedua kaki pada tebing gunung. Pisau tak meng
senjata andalanmu," gumam Suro. "Ka
mengumpulkan tenaga dalam di telapak tangan kanan. K
Telapak tangannya telah berbentuk lingkaran bergerigi
am jiwanya. Dia segera arahkan telapak tangan kanan untuk menyongsong pisau lawan yang melesat c
ndalan Kojar. Hancur jadi debu yang beterbangan tertiup
membuatnya lengah. Tak menyadari ketika sinar merah yang melesat d
n pada akar pohon. Tubuhnya melayang ke dasar jurang. Sesaat sebelum k
erdegum menghantam dasar jurang. Terg
ojar tadi. Sedangkan pisau yang satunya lolos melesat ke atas kepala Su
yang mengikat Westi dengan batang pohon.
gan itu ternyata tangan kiri Ki Panjong. Sedangkan
r bekas tempat Kojar berpijak tadi. Sedangkan Ki Panjong merayapi dinding tebing dengan ked
Suro. Dia berayun ke bawah dengan tubuh terikat selendangnya. Lalu dengan
ta Suro dengan kagum. "Ilmu ap