icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dicerai kakak Dinikahi adik

Bab 2 Usaha yang sia-sia

Jumlah Kata:1213    |    Dirilis Pada: 24/01/2024

garuhi lilin aromaterapy berbau jasmin yang sering aku nyalakan saa

saanku dengan belajar meditasi. Pelan-pelan aja, tapi lama-lama aku bisa dengan mudah merilis pikiran yang positif. Dulu, aku mudah terkejut oleh hal-hal yang gak

tar dan dudukku gak nyaman. Citra bahkan sempat bertanya aku kenapa karena ek

Empat tahun ini aku susah payah menghindar dari semua circle-nya mas Win. Makanya aku selalu mengaja

yang bersalah, dan malah korban dari keeomgoisan mas win dan keluarganya. Tapi jus

besar mas Win juga hadir di acara ini karena mereka sepupuan. Gak ada Anki

u tiba-tiba mens dan udah tembus. Aku masih sibuk mencari cara untuk segera pergi dari acara ini, Sayangnya gak bisa. Mini dan Citra udah lebih dul

dengan Yudha. Aku menunduk aja, semoga dia gak terlalu mengenaliku. Toh, kata teman-tema

ya

ndongak dan mendapati dia menatapku

saling kenal?

uar negeri sebelum pulang dan menikah. Aku sendiri juga baru dua-tiga kali ketemu Yudha karena

dekat "Iya sayang, Iyas ini ma

kamu gak

nis dan bergumam '

u kalau ternyata

ia seperti teringat sesuatu. "Ah iya, Iyas,

terkejut, lag

umpul keluarga besar kemarin, dan buketnya bagus. Jadi ya, aku rekomendasiin aja ke Aira karna dia

buru-buru gantian menyalami Aira, mengucapkan sela

h ya. Enjoy!" Seru Aira sangat bahagia sambil da

pa nih? Siomay? Sate?

u lagi untuk makan dan itu artinya aku bisa lebih lama ada di sini dan k

ya musti ke toilet de

ya? Atau lagi mens?"

udah tanggalnya sih. A

ar gak?" t

enggeleng. "No,

k siapapun yang mendesain rumah Aira ini. Tadi kayaknya masuknya gampang-gampang aja, kenapa keluarnya berasa masuk di labirin? mana gak ada petunjuk arah

entar lagi pasti ne

juga remang-remang begini, jadi creepy banget.

ghh

sual santai, celana kain yang disetrika rapi, kemeja lilac yang kelihatan kaya putih karena pencahayaan minim, yang lengannya udah dilipat sampai siku, membalut tubuhnya yang tinggi menju

epanku ini, wajahnya juga melekat di

as Ran

garnya menyebut nama lengkapku. Auranya memang udah mengintimidasi ketika perta

lajar pengembangan diri kalau gak berguna di situasi begini? Oke, aku mendongakkan kepala

na." Sebutku li

as Win. Dulu kami gak akrab-akrab banget karena dia orang yang sangat sibuk. Yah, pengusaha, biasalah. Tapi sekalinya ketemu auranya sangat g

ang lumayan creepy ini dengan tatapannya yang juga menyeram

menari-nari di layar. Syukurlah,

ya, tapi maaf aku buru

g mungkin. Tubuhnya yang atletis menghalangi jalanku di lorong yang gak se

berpikir lalu setelahnya dia benar-benar menggeser badannya dan mempersi

um meninggalkannya sambil m

Ki, g

engerti, ada suara Yasya juga yang ikut berceloteh dan aku pikir Anki

enti dan menoleh masih dengan ponsel yang aku te

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka