icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dicerai kakak Dinikahi adik

Bab 5 Kekhawatiran Sapta

Jumlah Kata:2491    |    Dirilis Pada: 24/01/2024

amun seperti gak punya kaki, aku berjongkok begitu aja. Kakiku lemas kaya gak

biar mobilmu di sini dulu, besok kamu bisa ambil." Bhaga ikut berjo

ain kalau aku nyetir sendiri dengan kondisi kaya gini, apa ada jaminan aku selamat sampai rumah?

u dan tidak sampai tiga menit, dia berhasil memesankan taksi online untu

*

eorang. Hari ini, Pagi-pagi sekali aku udah belanja di tukang sayur yang biasanya mangkal di pertigaan jal

pai pakai helm saking takutnya kena cipratan minyak panas. Tapi seiring berjalannya waktu, proses ngulik resep, belanja, dan memasak ini bikin aku terus tertantang untuk bisa memasak yang ena

dah aku masuk-masukin di container food. Hari ini aku mau mengambil mobilku di rumah Bhaga. Dan untuk rasa terimakasih, aku mau bawakan d

an puding di kulka

ari ini. Sebelumnya, aku bilang sama Jeje kalau hari ini aku ke rumah Sapta. Sebelum jam dua siang aku

ko bunga ku, yang bangunannya didominasi kaca itu memang

kali, gak ada respon. Mau telepon, aku

basah dengan aroma shampoo laki-laki yang menguar dan terhirup otomatis oleh hidngku. Penampilan

pagi-pagi ban

ok, masuk

kayanya. Oh iya, nih buat sara

aku kasih makanan happy-happy aja, kok dia bingung gitu sih? Apa dia gak suka ya sama pemberianku? Udah was-was nih kalau pape

a bikin sendiri, pasti tipe-tipe menu healthy food gitu. Dilihat dari pos

ah

g. Pengennya sih langsung pergi. "Please." Baru kali ini juga dia bilang be

ak? Lagian aku penasaran gimana seorang Bhaga-yang baru kali ini d

Cuma nemenin sebentar, abis

esainnya minimalis dengan tekstur kayu alami yang mengkilat dan empat kursi di pinggirnya, cuku

rsi dan duduk manis. Lelaki itu datang membawa satu buah maso

harus cic

ata

Katanya

hless dia bisa

kasih orang, menurutku. Lihat aja, dia buru-buru sekali membuka tutup contain

atannya ini ke mulutku. Enak juga. Renyah, manis asam dari apelnya terasa

ar-datarnya. Apa ada yang salah dengan masakanku? Aku lupa kasih gara

yang masak?" tanyanya

nya?" kutanya den

yah. "Banget!" imbuhnya dan seketika pundakku t

." jawabku

mindfull kalau makan, menurutku makanan enak itu ya harusnya dinikmati dengan cara dimakan pelan-pelan. Aku suka heran kenapa orang bisa makannya cepet banget tanpa dinikmati tiap suapannya. Tapi sete

kini yang menungguku menghabiskan dessert-nya. Pasti dia

Pangg

an menaikkan ke

h sarap

kemarin udah bantuin aku dan ini." Aku

eh pelan dan

n ini terakhir kalinya aku bertemu dengannya dan aku juga gak berniat bertemu lagi denga

di kagetkan oleh suara yang tiba-tiba menggema bagai

ng memang terbuka lebar. Sepertinya dia baru aja lari pagi. Keringat sudah membanjiri wajahn

mbak." Sa

nggantung seraya melihat

abat lama bu."

alah mantan adik iparku. Tapi dia lebih dulu bi

tu yang aku gak tahu. Atau jangan-jangan dia pikir aku ada apa-apa sama Bhaga melihat aku pagi-pagi udah di rum

nki menatapku tajam dengan gestur yang sangat mengintimidasi tapi sama sekali gak bikin aku jiper. Akhirnya dia menyemburku dengan

haga." Jaw

kalimatnya menggantung. Aku yakin Anki juga tahu Bhaga siapa, tapi di

nya, seraya membenarkan d

bis

ara buat kabur dari situ, artinya pasti banyak keluarga mas Win di sana. Gak ada kamu lagi, maki

enak sih pas kamu bilang ma

temuan yang

erti gak puas dengan penjelasanku barusan. Aku sengaja memberitahunya sampa

Dan kalau udah menyangkut hal yang menyakitiku, dia akan maju paling depan untuk membela dan melindungi. Aku sendiri sebagai adiknya kadang takut. Jadi,

utus hubungan dengan keluarga mas Win. Sapta juga an

bisa melihat Sapta dengan seragam lengkapnya turun dari Jeep Wrangler merahnya. Anki menar

g berdiri menggendong bocah satu setengah tahun ini, menyusul Anki. Tapi kayakny

my

lam, tapi gak melespas rindu dengan ciuman di depan pintu

oom instead?" Seruku menginterupsi acara k

dan aktifitas mereka p

yang." Ujar Sapta me

da anak di bawah umur juga. Bener-bener deh mereka. Sengaja banget bikin aku mati gaya. Ujung-ujungnya aku pamit pulang nih biasanya

i sekali waktu dia juga ditugaskan ke daerah-daerah lain selama beberapa hari, lima sampai se

a, mandi dulu

n ya?" tangan Yasya udah mengatung ingin di gendong ayahn

bersih du

nangis kencang. Ku alihkan perhatian anak ini dengan menumpahkan semua lego yang ada d

lego aja dia ketawa-ketawa, seolah-olah ini adalah pertunjukan sul

agi..." Seru Yasya yang mau

ngan tangan dan aku seba

apa-apa deh aku jadi babysitter dadakan, sekaligus jadi obat nyamuk beneran di r

a di kamarnya supaya tidurnya lebih nyaman. Anki dan Sapta keluar dengan wajah yang sama-s

amit pulang, "Aku p

a. "Kata Anki, kamu kete

ya

er

emu bia

n itu. Dia tahu aku trauma bertemu mas Win terutama. Tapi kelua

kenapa ya aku gak

us itu tangan kenapa?" t

ganku. Barsusan karena gerah bermain dengan Yasya, aku melipat lenganny

ya Anki khawatir saat memega

a mau beli martabak, karena jalannya rame, aku nyeberangnya jala

agi di Jogja kemarin, tapi bisakan ngabarin. Anki juga ada di rumah

ecet doang kok ini

sempat gak bolehin aku untuk tinggal sendiri. Tapi setelah aku bujuk-bujuk dan minta tolong Anki buat bicara sama Sapta, akhirnya di bolehin dengan syarat aku harus udah di rumah di bawah jam 9 malam. Gak b

aku sadar kalau ini bentuk perhatian dan perlindungannya padaku karen

gi, tapi kalau sampai iya, aku bakal jadi orang yang merasa bersalah banget biarin kamu tinggal sendiri. So please! Jadi adik yang kooperatif ya. Kamu tau siap

s juga gak apa

ian yang paling peduli yang paling s

dah sana bo

jungnya

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka