Dicerai kakak Dinikahi adik
menurutku, aku baik-baik aja. Bahkan jauh lebih baik-bai
n itu, menceraikan aku karena kita gak kunjung di karuniai anak. Ya, alasan klasik yang bisa di
in segera punya keturunan dengan menikahi perempuan lain. Aku gak tahu dan udah gak peduli. Aku gak mau menerka-nerka l
menjadi kuat di dalam hidupnya. Seperti satu dibagi kosong yang hasilny
oda. Dan empat tahun terakhir ini, aku jadi berteman akrab dengan yang namanya kesendirian. Padahal dulu aku paling takut sendiri, tapi sekarang bukan hal buruk tern
as, mengkhayal hidup impian, menulis cerita-cerita atau jurnaling, tentu aja selain merangkai bu
banget lah. Aku cukup menikmatinya waktu itu. Karena sebenarnya, rumah tangga kami harmonis-harmonis aja. Tidak ada konflik besar sampai berantem besar d
lakiku yang juga suami dari Anki, aku memberanikan diri membuka toko bunga yang kuberi nama 'Fleur by Rangita' atau bia
ah salah satu di daftar impianku waktu m
masa ini, mawar. Rangkaian bunga mawar putih untuk pesta pernikahan Aira sudah selesai ku buat.
ceritanya sih, ini adalah pernikahan kedua setelah dua tahun menjanda. Suami pertamanya adalah orang Birmingham, yang juga te
sampai mereka memutuskan untuk menuju ke jenjang yang lebih serius dengan background masa la
ya, dia pun mengundang aku sekal
ang akan mengantar buket bunga mawar ini ke rumahnya. Seperti bunga mawar putih ini yang melamb
saat aku udah
ngan sekalian nganter o
? biasanya min
agian ini temen kuliahku dan gak mungkin ada circle-nya mas
Gini... gini... Yas, aku sebenernya butuh saran da
u aja. Padahal sejarah mencatat kalau mereka udah berumah tangga selama lima tahun dan udah punya satu anak bernama Yasya. Tolong garis bawahi lima tahunnya. Waktu yang cukup lama
ya aku?" mataku
ruan kas
nya. Jadi, ya tidak ada salahnya membantu kakak ipar yang tiba-tiba kehilangan arah fas
ss yang kamu beli minggu lal
lu gelap Iyas!
mbawa buket dan terpaksa ponselnya ku apit diantara pundak dan telinga
osca deh, kayaknya aku p
u coba dulu. Nanti aku pap ya,
kan lewat whatsapp sih, lokasinya lumayan jauh, di selatan kota Jogja. Jadi aku harus berangkat lebih awal mengingat skill menyetir
ussiness woman di bidang kecantikan. Di kartu namanya tertulis jika dia sekarang adalah CEO Aira beauty. Salah satu klinik kecantikan di Jogj
memasuki rumah Aira. Tamu undangan masih sepi, hanya ada beberapa pekerja catering dan orang-orang yang sibuk berlalu-lala
rnikahannya di Flora, dan mempercayakan aku untuk membuatnya, padahal bias
ligus mau ngasih buket bunga pengantin ini." Aku akhirnya bertany
kiri, luruuuus aja. Nah, diujung situ mbak." Jel
n tadi dan dengan mudah aku bisa menemukan ruangannya. Kuketu
a dia belum selesai di make up. "Hai Iyas... akhirnya da
ggak kok
banget Yas buket
kamu." Ujarku. "Oh iya ini buk
unjuk Aira pada mbak-mbak yang sedang me
pada petugas WO-nya, aku duduk d
katanya buket di Flora cantik-cantik. Dan beneran dong, emang secantik itu. Sec
sembari menunggu teman-teman kuliah yang
e way, emang siapa yang rekomendasiin? Soalnya Flora belum set
ekomend
ir
yan
asaran sih, siapa yang rekomendasiin toko bunga ku. Ya, di sisi lain bersyukur juga ada yang sepercaya
dalah teman kuliahku juga sama seperti Aira. Dulu kami cukup akrab karena sering dapat kelompok yang sama dan itu-itu aja orangnya. Aku, Aira, Citra dan Mini. Setelah lul
persatu sambil cipika-cipiki.
et ya Yas." Ujar Mini s
jadi kalem begini? Tapi ta
i pribadi yang berbeda sekarang. Kalau kata Anki, aku jadi lebih tenang dan kalem, tidak seperti dulu yang heboh, suka
acara resepsi akan segera di mulai. Ijab qabul memang udah diselenggarakan hari sebelumnya. Tadi aku sempat lihat, pihak mempelai lelaki sedang di ria
berdatangan dan duduk di kursi tamu. Kami pun memilih untuk dud
di singgasana pengantin. Aku dan yang lain takjub saat dari kejauhan, Aira sangat
ta
*