Dunia Baru Alyssa
enggam erat. Matanya membulat mendap
sengaja, sumpah! Tuh si Debo tuh biang ker
Debo yang jauh
emakin riuh. Mereka berdua mengelilingi kelas, Debo menghindari Bagas dengan berlarian di antara meja dan bangku ya
angan bikin gossip makin lebar, ya! Kita temen, seratus persen temenan doang!"
Via, kali ini dia berd
ucap Via. Matanya menyipit
Bagas bali
Via mencibir, harusnya dia yang panic karena merasa dirugikan, kenapa jadi Bagas yang repot. U
uga ya, tadi kan cuman bercandaan, kenapa aku serius?
uka, ya di kelas ini?! ngaku!"
s gagal!
ain ngotot
ssip? Jangan-jangan kamu naksir aku, Vi?" g
tabrakan kali bumi sama mer
wa melihat kedua temannya berdebat hal-hal k
rai Debo. Ia merangkul pundak Bag
ok nih, gimana kalo ngerjain tug
kjub. Rumah siswa baru yang bikin geger kelas kare
ebo dan Bagas ny
izin dari Umminya A
an mampir ke rumahnya. Sejak SD sampai SMA kelas sebelas, Alyssa hidup di lingkungan pesantren. Keluar pesantren hanya untuk mengunjungi rumah Ummi dan neneknya itu
menga
ain ke rumah siswa baru!" kata
o misalnya nggak jadi kita bisa ngerjain di rumahku, atau
lyssa men
" Debo berujar samb
," jawa
k orang yang sedari tadi diam dan sama sekali tidak iku
o minta maaf pada Alyssa. Yang kena imbas hanya Via, Via
dari teman lelakinya. Haruskah dia tersenyum, haruskah dia mengatakan sesua
💝
baik menjadi buruk. Ia menggenggam erat handphone genggamnya. Dalam hitungan detik ia su
cap suara dari
wajah panic. Didapatinya sang Ummi tengah duduk berhadap
ringati kita lagi, Mi," kata Bisma
hnya tetap tenang walaupun hati dan pikirannya kacau. Ia hanya ti
jaga Alyssa, jangan sampai terla
menutup-nutupi sesuatu, seperti ada kata yang tertahan
mi harus kembali
a yang tak tenang dengan beristigfar dan memuji Tuhannya. Se
r. Ditutupnya laptop tempat ia menggarap tugas-tugas dan kini ia mengendalikan dirinya yang perlahan-lahan wajah tuanya