DIBUANG MANTAN, DIKEJAR CEO SULTAN
erhenya
a was was. "Duh... apa jangan-jangan suara 'penghuni' toilet ini?" Aru
tok
di situ..." Suara kec
dengarannya. "Itu...
Mau minta
suara anak kecil
udah lama di sini
n kening. "Apa kam
Kak
dari bilik toilet. Ia lalu beralih ke pintu
.." jawab
mendorong pintu toi
Terdengar suara k
ya..." jawab Aruna sambil ter
sak. Nanti kebuka pin
n kan biar kamu b
ga
ikan dorongannya pada pi
u. Aku ga mau ke
u ke
rdiam tidak
rlahan. "Dek, malu kenapa? Kalau kakak
sejurus kemudian, ana
angan bilang
Kakak
gak boleh ke
tawain," jawab Aruna ya
njeda kalimatnya. "C
bayar pakaian dalam anak dan satu legging
mau keluar itu, ternyata telah membasahi celananya
bali ke toilet tempat anak itu mengu
akaikan celana dalam dan juga mengganti legging ya
engatakan berusia enam tahun dan be
namamu
empat jari Aruna saat menyusuri gerai demi gerai. Sesekali ia menoleh ke a
k," puji Mai
tik, Mai juga cantik
ra terdengar keras diiringi sentakan kasar
meng
n kekar seseorang. Ia menoleh cepat pada
n tak sopan!" seru Aru
rlembar-lembar uang berwarna merah sebelumnya
emana anak saya?
t ia berbalik dan melihat pria ya
dalam pelukannya dengan sebelah tangan, tanp
lengannya dengan keras. Namun cen
Una. Kak Una tadi u
eh pada putrin
epala mungilnya. "I
geratkan rahangnya. Ia menoleh pad
Lalu ia menurunkan Mai dari gendonganny
ya pada orang asing. Jangan sembarangan ikut dengan orang a
pi.
ng pria itu tetap d
upa, Yah
ingat selalu pesan ayah itu karena hal i
ku dan dingin..." celutuk Aruna yang
itu pada Aruna. Namun Aruna kali ini menatap bal
salahan yang terjadi. Jangan langsung menghakimi
iri untuk membela diri?" imbuhnya lagi masih denga
tkan raut tidak suka atas kalimat Aru
mun ia tersentak tatkala mendapati kedua mata jer
ai...?" tanya gadi
detik lalu menggelen
Ayah hanya sangat khawatir mencarimu kemana-
enar khawatir. Aya
dengan duo anak-ayah tersebut. Tapi Aruna tidak terlalu y
erhatikan ayah dan
ta pria itu dari yang semula sangat dingin dan tajam
at. Teringat ayahnya yang begitu menyayangi
ata mencoba menjelaskan mengapa ia tadi menin
tangan Ayah, tapi Ayah nyuruh aku tunggu terus. Aku sudah gak tahan pengen
h bersalah menampak
lnya celanaku basah. Aku udah ga tahan ta
na. "Untung ada kakak Una di sebelah.
ngan sang Ayah memeluk gadis kecil itu dengan erat. "Maafka
u tanpa sadar lepas begitu saja dari mulut Aruna d
ua menoleh
mengutuk dirinya yang keceplosan meru
canggung Aruna membalikkan badanny
... T