Cabe-cabean Kekasih Vice President
mana? Lo n
o gpp kan?
Ini rencana mau
liss bilan
mpat sunyi dan hanya berisi lima ora
aksi, saat sibuk menerima pang
uncul dan mengantarnya turun ke lobi. Pemuda yang mengaku asis
Asisten pribadi Alexander bahkan berwajah tampan, dengan tubuh ramping dan berpenampilan rapi. Tunggu. Pe
aya tidak percaya pagi ini ia terbangun di apartemen mewah, di kawasan paling strategis ibu kota. Bahkan saat ia menyem
i ia mengekor di belakang pemuda itu dan melihat beberapa pintu lain, lukisan besar, juga perabotan yang terlihat mahal. Segalanya tertata rapi namun Soraya tidak melihat satu o
di private lobby. Tidak banyak perabotan di private lobby itu. Hanya ada bufet, tempat payun
wab si asisten sembari m
arap ia tidak terbangun dari tidur d
e ceritain betapa gantengnya si om..." ucapan Soraya terhenti saat menyadari lirikan
malam nganterin klien ke apartemen tempat saya jemput Kakak tadi.
angi supir taksi yang sese
itu tadi. Kalau nggak salah lantai 12 katanya. E
angan-jangan si Bapak Su
a kali ke sana? Saya sering dapet orderan ke situ, tapi nggak
.. nggak gi
bapak supir terjulur mengambil selembar kartu dari dashboard. Kartu it
Soraya pada akhirnya mengambil kartu nam
melalui spion. "Dijamin aman. Bahkan kakak bisa bebas ganti baju, atau nitip make up di sini buat touch
ak gatal. Gara-gara ia bercerita tidak sempat mandi kepada teman-temannya
g dapet orderan k
may
apa Bapak pernah nganter cewek y
berapa Kak. Tapi kebetulan salah satu klien saya yang sering ke sana, p
agi pertanyaan lainnya. "Kalau asisten, eh maksud
erapa saat sebelum menjawab,
arusan. Berarti asisten pribadi Alexander menyimpan nomor bapak s
k supir taksi mengira dirinya seorang lonte. Sepertinya, beberapa
rikan satu alasan masuk akal yang mengharuskan Alexander tidak main perempuan. So
ang bawa amplopan yang isinya dollar. Dia nggak beli barang branded, atau coat seperti ya
taksi ini sungguh jeli dalam menilai barang. Tapi memang mantel yang ia kenakan terkesan sangat ele
taksi terlihat heran.
nte. Kenapa Bapak
yang tadi itu," jawabnya kemudian. "Beberapa kali d
iam seri
tel dan sarapannya, Om. Makasih juga buat tumpangann
ra
esannya di kolom chat. Mungkin vice president memang
atus Alexan
t menghubungi Alexander ? Soraya menimbang
ia sedikit
ghubungi Alexande
membuat lelaki
anjur tenggelam dalam pikirannya sendiri. Pertemuan singkat d
api juga beberapa kali menyewa pelacur. Bahkan asist
ander malaikat atau bajingan? Soraya teng
su para lelaki di kelab malam. Bahkan seseorang yang sinting nekat memasukka
lamnya tidak bergeser dan ia pulang dari temp
ki manapun hilang akal. Tapi Alexander , tidak hilang akal. Lelaki itu
n ia tidak ingin kehilangan kesemp
dengan mudah menyingkirkan para pemuda kandida
ng dengan celana jeans, bra, kaos, dan syal miliknya. Soraya tidak ingin mantel, ia ingin Alexan
kebebasan sebagai mahasiswi perantauan. Jauh dari orang tua dan ingin me
n dengan para pemuda tampan dan menjadikan salah satu dari mereka sebagai kekasihnya. Ia ba
opuler di fakultasnya, dan selalu menarik atensi setiap waktu. Soraya merasa berhasil mele
ncani deretan cowok tampan dan populer lalu bersenang-senang. Namun, ia tidak pernah bisa karena tidak memiliki keberanian untuk itu. Ayahnya selalu bersikap protektif dan selalu
gan gadis baik-baik, juga tumbuh di keluarga harmonis. Sebenarnya tidak ada
gadis lainnya. Ia ingin mengenakan bikini dan mengunggah foto seksinya di Instagram. Ia ingin bersenang-senang di kelab sepanjang malam dan bertingkah sedikit gila. Soraya hanya ingin menikmati dinami
gaimana reaksi teman-temannya nanti saat
ifikasi di layar dengan cepat. Jantungnya nyaris m
Soraya bersor
mu ketumpuk. Saya cek jadwal d
elnya. Kenapa Alexander bersikap se