AKU MUNDUR, MAS!
UNDUR,
ini selalu ia bawah kemana saja, karena tidak pernah tertin
kerja, nampak sikapnya yang biasa-biasa saja,
tergeletak di atas rak sepatu yang berada di sudut ruangan tamu. Karena penasaran tanpa pikir lama segera
mu]" bunyi pesan pertama dari mbak Mila, kakaknya mas Guntur, sekaligus anak sulung dari ibu mertua, iya
upa janji kamu kemarin]" bunyi pesan
ri ibu mertua, dan janji apa yang diberikan
ya tersebut. Haruskah itu ia sembunyikan dari aku, istrinya. Ataukah ini
ku tersebut. Yang aku tahu melalui buku tabungan yang dicetak kita bisa m
saja tinggal menunggu waktu yang pas, waktu Linggar ketika
emula, sebelum si empunya menyadarinya dan mungkin sa
sekali untuk dibodohi keluarga, ternyata
bak Mamik tetangga sebelah rumah kontrakan dan untung saja beliau bersedia untuk a
an keperluanku pada customer servis dari sebuah bank
an buku tabungan yang lama. Tidak sebentar memang perlu antre beberapa nomer yang ada di depanku. U
iri dari tempatnya bekerja. Karena melaui ATM terse
mas Guntur selalu menyisihkan sebagian dari gajinya sebagai operator produksi di sebuah p
kan berapa besaran dari gaji yang diterimanya. Hanya saja ia selalu rutin memberiku dua j
an yang aku dapat selalu sama. "Itu urusan laki-laki, pokok aku kasih kamu
tertutup untuk urus
engembalikan motor, dan mengambil Zaskia, tak lupa aku memberik
lebih baik segera aku meletakkan kartu ATM itu pad
deru suara motor milik mas G
ni kok sudah pulang
sehingga aku bisa segera mengurusi tentang tabungan yang raib entah kemana. Dan sebaga
ang kelupaa
menuju kamar kami, dia membuka lemari te
yari ap
sambil celingukan dan membolak-balikan ba
peduli dan ikut mencari. "Ini apa, mas." Ku tunjukkan kart
disitu." Jawabnya sambil nyengir.
mas cari, mas lupa
g di cari, bergesas ia ke
i, ternyata yang ia dan keluargan
ertinggal, ia juga akan menghampiri putrinya yang
kaknya, selepas menjalankan kewajibannya, suamiku buru-buru untuk bersiap, dan k
hari Minggu ini, i
karena aku juga, telah membaca pes
ntuk pesanan hari esok, karena sebelumnya aku sudah meminta tolong pada mbak Tatik, seseorang yang
P yang selalu digunakannya untuk
keluarga suamiku di belakangku, yang
kah hingga terjebak di kandan
jadian di wa
engetahui bagaimana
a awal-awal aku tinggal bersama
satu dari saudara mertua, betapa perih tuduhan tersebut yang jelas-jelas mbak Mila-lah, anak selungnya yang su
ya makan. Suamiku tanpa bertanya padaku, ia memarahiku dengan mengatakan menyesal telah menjadikanku istrinya, tetapi untung saja kejadian tersebut diketahui oleh bulek Sri, yang mana tempat tin
k dalam rasa saki
an suamiku sebagai anak terhadap ibunya, j
tersebut masih bisa menya
ah tetap maka pilihan untuk
Munin
Aku Mun