icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PERTEMUAN TERAKHIR

Bab 5 sembunyi

Jumlah Kata:1279    |    Dirilis Pada: 09/12/2023

ajahnya semakin dekat dengan

enai bapakku" ucapku spontan. Meski aku tak

mengusap airmatanya kemudian mencium singkat keni

erti tak mau mendongak, atau melihat keara

!" Tini memanggilku, ia sudah

k. Aku menunggu wanita itu memperlihatkan wajahnya. Namun tetap saja, ia terus menunduk, rambut dibiarkan

tahu dan tak suka aku terus memperhat

ulu" sahutku bermaksud menyuruh dengan halus si wanita yang men

jangan-jangan wani

ihatkan wajahnya untuk sekedar pamitan padaku

capanku, tetap dengan menunduk bahkan kini selendangnya ia gunakan untuk

ik badan, membelakangiku,

balasku, "

sambil tetap m

beraninya memanggil bapakku dengan kata Sayang, siapa kamu sebenarnya?!"

jenazah bapakmu, itu tak sopan!" kini tante Marti ikut bicara, ia

engarah padaku, la

hidup dalam kesengsaraan di masa-masa terakhirnya?! Apa kau malu menatapku? Atau takut?! Apa kau kena

menegakkan kepala,

las tahun tak cukup waktu untuk membuatku lupa pad

t!" hardiknya kasar. "Aku masih menghormatinya sebagai suami, kar

kan. Kau bisa kan? Kau tadi bilang kalau bapak masi

dian berjalan keluar rumah, me

n saja dia di sini?" ucap ta

k, kemudian b

di jenazah, kemana saja ia selama ini, kenapa tak mengurus bapak?

sampai tak habis pikir, kemana harta bapak yang banyak itu, kenapa di hari tuanya ia malah memblangsak, lalu..apa karena bapak sudah jatuh miskin, lalu Risna meninggalkannya?

ap di rumah Tini, ak

" kataku yang sudah merebahkan diri diatas ranjang empuk milik Tini. "Aku ingin mengaji lagi didep

menga

kalau aku yang meski anaknya yang sudah ia buang, namun masih bisa

pi aku salut, kamu kua

apak menjadi orang yang asing bagiku. Ia bukan bapak yang setiap hari bisa kulihat dan kucium tangannya saat aku berangkat sekolah, bukan bapak yang memberiku uang jajan, dan bukan ju

enghilangkan semua lela

u rumah bapak. Kutinggalkan koper besarku di rumah Tini, karena setelah pemak

ah tak ada lagi yang bisa kulakukan di sini. Bapak sudah tia

" ujar tante Mart

berangkat dulu ya tante. Assalammuala

? Rasanya penasaran sekali. Aku berharap ia benar-benar ada, karena ada ba

ih dalam keadaan tertutup. Kuketuk

waban. Akhirnya

ammual

pak masih terlihat membujur ditem

liling yang sedikit berantakan. K

apak di tengah ruangan, kini tampak tidak teratur letaknya, seperti ada

sudah terbuka. Padahal aku sangat yakin, kemarin masih dalam keadaan tertutup. Tak

ita itu? Tap

ak sanggup bermalam dengan jenazah suaminya. Tapi, keningku kembali mengernyit melihat keanehan kamar bapak ini. Spreinya berantakan, juga dengan lemari pakaiannya yang pintunya

kaian yang menurutku bagus. Bapak...sesusah itukah hidupmu h

terasa nyer

mari itu setelah s

dengannya di sini, kami berbicara hangat, sampai menangis bersama...tapi kini, bapak sudah pergi jauh. Aku sudah tak akan

, aku begitu lamban hingga

lah dikagetkan dengan umpatan k

imana ia letakkan barangnya?! Dasar tua bangka

ngambil kotak hitam. Berjongkok dengan kepala menunduk agar tak terbentur ranjang bagian bawah. Kupasang teling

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka