PERTEMUAN TERAKHIR
bagus ketimbang rumah lainnya di pemukiman padat penduduk ini. Kata orang yang tadi kutanyai, ini rumah Tante Marti. Pantas saja a
ap salam dari lua
seumuran ibuku keluar, membukakan pagar dan menyu
Marti ramah. "kamu pasti masih
olong tante, temani Gita ke Rumah Sakit membawa
i rumah ya, sebentar lagi ia
g saja tante, kita pesan
irwan sudah dijalan, kita bisa
rti. Ia lantas mengajakku duduk dikursi teras rumahn
rutin mengantar makanan untuknya. Kasihan, tak ada yang m
sudah ikut merawat bapak
tersenyum, "Iya sama-sama...
at t
narik perhatiannya? hehehe" canda tante Marti, "Atau...rujuk saja dengan bapa
, ibu sendirian sampai sekarang, katanya, hanya ingin melih
u kamu sudah menikah, pasti ibumu kesepian nanti.." a
u bapak sakit keras..dan aku juga baru tahu kondisi bapak yang memprihatinkan..omon
erat menjawab pertanyaanku. "Ceritanya pan
ku mencecar Tante Marti, aku yakin ia tahu banyak soal bapak, lagipula dari dulu rumahnya di daerah ini, tidak pernah pinda
pergi membukakan pagar dan berbincang sebentar p
rang ya!" ajaknya ya
ang sempit, maka mobil tante Marti parkir didepan gang
merepotkan terus.." kat
yang baik hati sejak dulu. Syukurlah pernikahan mereka langgeng. Akhh beruntung se
asuki rumah, dan
n dan tante Marti" ucapku sambil masuk
rti tertidur dengan posisi telentan
ucapku lagi sambil duduk dipinggir ranja
k..." kugoyang tangannya,
ah sangat tirus, dan ia terlihat jauh lebih tua dari usianya, padahal, ba
ak
nggil, tapi nihil, bapak tak j
g melihatnya, la
a. Sementara Om Mirwan sibuk mendekatkan jemari tangannya
hatikan de
n menggeleng, "Innalilla
berkali-kali, kemudian menutup mulut. Ak
berusaha menggoyang-goyang tubuh
sudah tak lagi tersadar dengan tubuh yang membujur kaku. Ta
ilangan? Padahal aku baru be
u biarkan aku lebih
ni malah jadi pert
ling dalam, aku sangat menyayangi dan merindukannya, hanya saja...kebenc
n akan dimakamkan esok pagi. Aku memberi kabar pada ibu perihal bapa
o hingga sekarang. Ia menikmati pekerjaannya yang menjadi seorang asisten rumah tangga di kediaman Tuan Richard di New York. Tuan Richard y
an ibu di rumah besar milik keluarga Tuan Richard. Hingga kini aku berkuliah, aku dan ibu masih tinggal di
" tawar tante Marti setelah tetangga yang tadi b
tak langsu
sini sendirian..besok pagi kita langsung
k sanggup membayangkan tidur serumah de
mengangguk, kemudian beralih keluar rumah, duduk dibangku luar menungguku. Seme
u tahu, bapak menyesal atas perbuatannya padaku dan ibu dulu, sudah teruc
sung masuk tanpa mengucapkan salam. Lant
..Sayangg
rahku, kuperhatikan wajah wanita yang me