PERTEMUAN TERAKHIR
t kenyataan bahwa rumah yang Bapak tempati kini adalah rumah bilik kayu yang sangat sederhana, tak berbeda jauh dari keadan luarnya, ruangan dalamnyapu
laikum Pak.
salam..ada
sebut, apa ia berpikir aku adalah Tini? Meski bersuara ta
k dimana?" tanyaku sam
. Kusibak tirai usang yang menutup rangka pintu, dan mendapati Bapak sedang bersusah payah berusaha untuk bangkit dari kasurnya. Tubuhnya sangat kurus hanya terbalut kaos l
ahun yang lalu, dimana bapak dulu adalah seorang yang tampan dan gagah, ia selalu memakai pakaian yang
ng yang juga telah usang. "Pak..." kedua netraku berka
, menatapku lekat. Dari sorot matanya ia s
Angg
h punggung tangannya dan menci
ya lirih sambil menarik tangannya yang masih kugenggam sete
Bapak tetap bapak
tanya masih berjatuhan, namun dengan cepat i
l kembali mengusap airmatanya. "uhuk, uhuk, uhukk.." suara batuknya seolah
nemui Bapak...Apa bapak sakit?" tanyaku yang tak kuat lagi menahan jatuhnya airmata,
ada di sini. Aku memang menaruh rasa benci pada Bapak, yang dulu dengan angkuhnya mengusir kami setelah menceraikan ibuku. Namun ternyata
disi bapak yang sudah lemah, dan...kurasa ia sendirian di rumah bilik ini, karena dari t
nya. Ia menumpahkan airmata dipundakku, bahunya ber
maaf, kan...Bapak...Gita a
bisa mendengarkan sambil sesekali mengangguk. "Maafkan Bapak Git, maafkan Bapak...Bapak menyesal menyia-nyi
as pelukan. Kuusap sisa airmata
pak terbatuk-batuk. Bapak menanyakan kab
menanyakan kabar ibu, dan kukatakan bahwa ibu baik-baik saja. Kukatakan aku dan ibu bahagia tingg
adalah tanah kelahiranmu Git..." uca
atu tahun lagi selesai, dan aku juga akan cari k
a ibumu k
luarga Tuan Richard, yang bekerja sebagai
tuk-batuk. Aku memperhatikan tiap ia batuk, tari
kan darah. Segera kuambil tissue dari tas kecil yang kubawa, lantas bapak langsu
yang makin khawatir dengan keadaa
ni cuma batuk b
sa, ayo kita ke Rumah Sakit Pak
ng ada diatas nakas dekat ranjangnya. Aku langsung mengambilkannya, menyendokkan o
gini? Kenapa tak mau ke Rumah Sak
manya juga sudah tua, sakit batuk ya sudah biasa, hehe" kekehnya sedikit beru
bapak bisa minta tolong? Tolong ambilkan k
gar perintah bapak, lantas me
at kekolong ranjang, ada tumpukan kay
ng dan mencari kotak yang bapak maksud. Beberapa lama setelah bersusah payah me
long ranjang. Aku tak habis pikir dengan bapak, apa is
nasaran. Kuserahkan kotak kay
aplah sebagai kenang-kenangan, semoga bisa berguna untuk hidupmu..." ucap bapak sambil kembali menyerahkan kotak hitam