WITHERED BISA SEBODOH APA DIRIKU?
rlalu kupikirkan. Tapi, siapa yang sedang ku bohongi saat da
ai...lebih panta
sil itu membuatku diam, aroma salon yang terasa berb
a lelaki yang menyambutku setelah ia mem
an yang membuat seseorang merasa disambut, sampai aku yang tak terbias
aat wajahku dipoles menggeleng pelan, tidak ingin tang
Candanya dengan tawa tapi hanya bertahan ses
bergerak tak nyaman. Lalu berdehem, geraka
ng membedakan kita hanyalah seberapa kuat kita mampu menahan diri.
aya tentu bukan orang yang pantas memberi saran, saat saya lebih nyaman memiliki
erhenti ber
ersenyum, Nyonya." Ucapnya padaku yang m
ang begitu pandai mengolah topik berat menjadi ringan
tak mengubah dan anda te
. Tapi, saat aku membuka mata, aku melihat wanita yang terlihat
laki berambut pink yang menge
dipoles, aku mengganti
dalam tas besar sementara aku menca
n. Tempat berisi lelaki ramah yang mampu membuatku merasakan sed
wanita yang duduk begitu santai dan
Arini. Terimakasi
atas sofa yang se
tatapan matanya yang lurus bahkan sama sekali tak menunjukan rasa malu
in memesa
jawabku
n jemari lentiknya pada bibir gelas dan saat sele
yang sesungguhnya terjadi a
dapat pertanyaan seperti itu dari wanita yang tidur d
al
adapanku ini? Ucapan maaf? Atau pemb
BUKA MATAMU
akmu bicara untuk me
gin meminta
jika kamu tahu apa yang sua
-benar tak tahu malu sa
ghentikan gerakan tangan
ut
enar-benar tak tahu malu saat mengingin
ut
k hanya perutku yang rasanya
h lebih baik kamu mundur. Bukannya bertanya sejak kap
jah penuh percaya d
pkan karena ia malah menyeringai d
ta mencondongkan badannya ke depan, "kau seharusnya tahu
gi saat tatapan Anggita lurus menatap mataku, "kami tak hanya melakukan s*x, Ar
ingin ia perdengarkan untukku yang masih berusaha mencerna apa mak
hari Ken berusah
ucap, "tidakkah kau kasihan pada Ken yang meski sudah menjadi suamimu selama 3 tah
ta kami bertemu. Ia tak perlu berusaha tiap saat, tiap waktu, tiap hari
tahu, 'TIDAK
i jika pandangan Ken setiap m
n pandangi membuatku mera
ku, bukan? Ia memi
epercayaan dirinya terlihat ma
entuh. Tapi, kamu juga harus tahu sejak awal Ken hanya mencintaiku. Ia menikahimu karena aku belum
kata-kataku apalagi saat
dupmu akan menyedihkan sekali jika kamu terus bertahan? Di sentuh ha
ungku berhen
kata lebih banyak lagi karena itu hanya akan menyakitimu, ku mohon pikirkan perasaan Ken, Arini. Kita
ngklong tas lalu berdiri meninggalkan selembar uang seratus ribu yang
m membisu meski batinku dan
wanita yang dinikahi
disentuh karena itu a
akan hidup dengan men
u k
ku tercekat meski t
mpai udara yang masuk, meneka
tik
dirasakan hatiku, kecuali rasa koso
enapa ses
t..
gangan pada meja. Rasa sakit di
uk-aduk juga ditusuk
memesan taksi atau apapun untuk membawaku ke rumah sakit. Tapi, aku yang sudah
gku sudah menyebar ke seluruh tubuhku
egawai cafe yang berlari juga gelas Ang
makin tak terasa di tubuhku yang tersu
ang, mungkin aku tak perlu mera
gus apa it
t memanggil namamu d
do wh
ebenaran, Ken? Lagipula ia
-ap
ah tahu tentang hubungan kita, Ken. Ia hanya berpura-pura tid
adi seputih kertas itu
gil yang senyumnya begitu jarang ia lihat Akhir-
menahan lengannya membua
aktu untuk be
nggita dengan
gan amarah nyata dari lelaki yang tiap malam Minggu d
k akan memulai hari ini. Apalagi untuk wanita yang sudah hid
DA
irinya pada wanita yang asal usulnya tidak jelas, kecuali
u saja merendahkan diri di hadapan wanita buangan itu demi menda
ini terasa menyakitkan juga
ingin merasa bersalah pada siapapun setiap kali kamu menyentuhku. Tidakkah kamu juga merasakan ha
engan pandangan menatapi potret sang istri dan hanya mem
g tubuh sintal yang makin memperdalam ciumannya. Lagi, lagi dan lagi. Bahk
ibir Anggita ini tak tahu di tempat lain, sang istri
tu dengan kegelapan langit yang melihat
ipasangi selang infus men
ya sedang menjerit dan
a, tidak bisa melihat ataupun mendengar rintih kehilangan sebu
yang hanya bisa membisu dalam kesendirian di dala