WITHERED BISA SEBODOH APA DIRIKU?
enyentuh kulit waj
erdengar seketika diikuti pelukan yang membuat bibirku yang
ubuhku le
bagian belakang kepala juga telingaku, karena wajahku teng
snya yang kujawab dengan tawa pelan, ra
k dengar kamu pulang," ucapku masih me
rnyata," ucapnya membuat diri mengernyitkan dahiku di atas bantal empuk yang
mbuatnya yang sedang memelukku terkejut. Matanya yang sudah kaget itu makin me
pernikahan kami yang tergeletak di atas kasur juga sebot
kamu ke
n tubuhku ditarik dalam dekapan hangat yang tak terasa. Tanganku
, Yang? Kena
us memelukku yang tak membalas. Aroma shampo dan sabun
penuh kasih, begitu bisa diandalkan, begitu bertanggung
apa yang kulakukan kemarin. Tapi, mulutku begitu Kelu sampai tak
saja meski mulutku ma
ber tangisku mengusapi punggungku, berusaha menen
u mencintainya sa
bisa mencium keringatnya yang pasti bercampur dengan wanita itu, karena aroma sabun dan sampo yang biasa kam
an
amar mandi dan memuntahkan apapun yang ingin kumuntahkan meski yang keluar hanya
nggungku tapi rasa mualku makin menjadi sampai k
, Ri, kamu tidak
k-baik saja,
nti bergejolak. Ia masih Ken yang lembut, masih K
ma berarti selama ini a
yang besar di pipiku. Matanya memperhatikank
ia hendak menciumku, sampai ciumannya berahir mendarat di kening, "aku pe
menatap Ken yang senyumnya
terlihat sama. Lebar
ku? Kurasa aku tak akan pernah lagi melihat suamiku den
ma, hanya aku
rnah merasa diriku jelek, tidak sekalipun. Tapi, saat aku menatap manik mata
.Bibirku kurang seksi.Pipiku kurang tirus.P
tidak!
n aku kurang berisi, mungkin aku k
gan wanita yang bersama suamiku. Jika aku mau mungki
ghabiskan uangku, meski mungkin aku tak akan bisa set
a yang kupikirkan meski mataku kuyu seolah selur
an
pelan di pintu membuatku sadar kakiku sudah kesemutan juga kebas, dan seb
ang kukenakan, aku berdiri di bawah shower dan menyalakan air dingin. Tubuhku kaget saat guyuran air menya
? Tapi, aku lupa membawa handuk ataupun baju ganti. Hanya ada baju kotor dalam k
angkan pikiran burukku tak perduli pada
aku menatapi tumpukan pakaian di lemari yang lebar kubuka, pikiranku melayan
selesai memakai baju. Ia diam di tempatnya duduk, melihatku
jadi lupa pada apa yang biasany
eping yang rasanya sulit kusatukan, sam
kami
reng. Sambil menggoreng telur aku berusaha mengingat apa t
sekali tidak mengingat telur
hanya air putih sebag
ng biasanya kulakukan. Apa pengaruh dua buti
eletakan telur matang di hadapannya,
ling muda
Yang, ayo ki
a rasa. Dua butir pil tidur sama sekali tak mampu mengganjal perutku yang nya
hanya tak
saat aku menyuapkan potongan terakhir dar
ngin ku
erlihat kaget m
unya? Jawabannya iya,
. Belajar, bekerja, makan, mandi, aku bahkan akan menunggunya berbari
itu juga yang akan kulakukan
diam saja dan m
uamiku yang makan dengan senyu
sebelum menelan lalu menat
suamiku terlihat tak nyaman, "apa Minggu
membesa
u tapi, mungkin aku bisa mengirimin
as tanganku yang tak menemukan balasan apapu
i rumah itu akan ada orang yang mau memakannya. Hanya saja, apa makan
bercerita kenap
u yang diremas Ken ra
u bisa tersenyum saat melihat wajah Ken yang alisn
ls semata. Tapi, yang manapun itu rasanya tidak penting lagi. Karena
kapan aku ak
dang bersama wanita itu. Sedangkan aku duduk sendirian di rumah kam
an berkeliling mencari keberadaan wanita itu dan suamiku. Aku
nya di
lewati tol panjang yang berlawanan arah baik dari lingkunganku tinggal maupun lingkup kerja sua
mperhatikan suamiku menemani wani
samping manekin tak bernyawa yang seo
a, tawanya ... 'apa Ken juga tertawa seperti itu saat bersamaku? Apa wajahnya berseri-seri saat menemaniku?
mau berhenti, meski aku hanya diam membisu di samping maneki
g terus ia gandeng. Bahkan, setelah keluar dari toko pak
wanita itu. Sesabar apa suamiku menunggu wanita itu, sebaik apa
h sel
kecuali kamu masih
ra manja yang rasanya bak duri untuk telingaku. Bahkan, dua punggung yang menjauh
nekin di sampingku lalu berbalik
suamiku yang sedang bersama wan
kan seka