Mari berpisah, Mas
bisa," ja
nap
ika aku mencoba bertahan.
aju kerjaku, tidak ada yang menemaniku, intinya tidak akan ada yang mengurusku lagi," jawab Hanif, teta
gaji mu cukup kok untuk b
rasany
enemukan tempat tinggal yang pas setelah keluar dari rumah ini, sedangkan rumah peninggalan orangtuanya
ke sana, ia tidak mau
awatir, aku masih punya tabungan kok untuk mengurus semua
kan kepala." Jan
berpisah, jangan ada dendam ataupun benci. Semoga kamu menemukan keba
ampai jatuh, tidak mungkin ia menangis di hadap
ntaimu. Tolong beri kesempatan sekali lagi buat aku
sudah mencintaiku, tetapi nyatanya tidak. Almarhum Mbak Murni masih saja bertahta di hatimu. Aku tidak mau jadi selir." Se
h Hanif sambil memeg
oleh."Ada
ebagai kepala rumah tan
uh itu saja, aku wanita, aku juga butuh dicintai, bukan hanya mencintai. Kam
turun begitu saja. Sedangkan Hanif yang meliha
k pergelangan tangan yang sempat suaminy
luk tubuh istrinya dari belakang seb
ia. Ia mencoba melepaskan pelukan sua
a di pundak Tania, ia men
ampai Hanif bisa menguasai dirinya. T
n Tania membuat hatinya
a istrinya hanya diam sambil
pelukan ini, aku tidak mau
Kamu jangan
ar saja, sampai aku bisa m
lama," ja
a bu
N
bul
dak bis
u bu
epala. "Kamu akan mem
ghadap ke arahnya, lalu ia pegang kedu
atiku padamu. Tolong beri kesempatan itu padaku, sekali saja," ucap Hanif tulus. Ada air mata di sana yang mencoba un
, sudah dari dulu. Tidak sekarang yang posisinya aku sudah menye
ur dua kali, pertama setelah ditinggal Murni untuk selamanya dan yang kedua, ia
an. Aku pamit
a berhubungan k
enghubungi, selagi aku tidak repot, pasti akan aku balas,"
ucap Hanif. Tani
pergi
, setelah ini masih mau mencari kontra
nanti ku antar kamu cari
iri. Assalamualaikum," ucap Tania. Ki
itu, banyak sekali kenangan di sini tetapi ia tidak bisa bertahan. Ada luka yang
istrinya, air matanya turun begitu saja. S
Tania tentan