Istri Muda Pak Dosen
berumur tengah berbincang dengan sang kakek. Helga bisa menebak bahwa yang berd
ah!" titah Adi dan Hans yang memerhatikan ikut melihat ke arah Helga berada. Gadis itu pun
erkejut dan protes karena sungguh dadakan. Ia pikir sang kakek tengah memohon pada Hans untuk m
yang terparkir di halaman rumahnya. "
dan meraih tangan sang kakek. "Bisa diulur lebih lama lagi?" tambahnya dengan tatapan memohon, dan hal itu semakin membuat Adi
ut mendekat. "Tidak ada yang harus kau khawatirkan. Kau masi
ga. Ikutlah
kut," jawabnya yan
engan menaiki mobil hitam elegan milik Hans yang tiga tahun lalu masih dikendarai oleh Adi. Karena alasan umur yang sudah m
sat perbelanjaan bersama seorang perempuan. Tentunya Helga tersenyum senang, ia bisa menunjukkan foto
nyaan sebelum mengirimkan foto itu padanya. Butuh kesabaran untuk memohon sampai Nafa akhirnya mengirimkan fot
ab dengan jujur," ujarnya sambil menatap layar pons
apa pun itu, aku ak
uat Hans menoleh ke belakang, ke arahnya, dengan tata
na merasa sang cucu sud
ang hampir menampilkan seluruh tubuh anaknya dan bergandengan dengan seora
ga ikut menoleh. Begitu melihat ke arah
in pernikahan? Mereka juga tampak bahagia. Oh, atau ... mun
memberitahu bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. "Mari kita turun, aku aka
h Adi dan Hans keluar. Ketiganya memasuki butik, dan disambut oleh pekerja di sana dengan sangat
untuk duduk di depannya. Adi yang merasa bersalah tiba-tiba m
k apa
ar pak Hadyan
menduda cukup lama, bahkan sebelum A
andrungi seluruh mahasiswi, kecuali dirinya pastinya. "Lalu, untuk apa mereka masih mengenakan cincin pernikahan?" Helga sa
Ilana Johnson," balas Hans sembari melirik tangan Helga yang menggenggam ponsel. "Keduanya terlihat dekat demi anak mereka, dan kepe
ta-ganti perempuan. Namun, ia belum punya bukti apa pun. Bisa-bisa dirinya dianggap menyebar fitnah. Tahu
kahi anak Tuan yang d
kspresi penuh memohon. "Aku percayakan dia padamu. Kau pasti bisa menumbuhkan cinta di hatinya kembali, Nak Helga." Sembari meng
ih sayang orang tua, tapi juga teman dan perhatian, terutama cinta seora
h tak tega terpasang di muka Helga. Adi memandangi sang cucu sembari menepuk-nepuk pundaknya. "Siapa namanya?" tanya
a hitam pada sang pemilik dengan muka datar. Hans menerimanya lalu kembali membuka mulutnya. "Jadi, bagaimana? Kau akan menikah
ni. Semua itu bantuan dari Tuan Hans, Helga. Kita berhutang budi padanya," timpal Adi
ia berumur yang sama-sama tersenyum lega. "Tapi dengan
"Jangan melewati batas, Helga
n. Dari awal ia sudah tertarik dengan Helga, dan ternyata d