icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri Muda Pak Dosen

Bab 10 Tidur Sendiri

Jumlah Kata:1183    |    Dirilis Pada: 06/11/2023

merasa cukup resah. Bukan tanpa alasan, itu terjadi karena pesan dari Hadyan yang meminta dirinya untuk datang ke

ini ucapan Emma membuat hatinya merasa sedikit aneh. Ada ketidaksukaan kala mend

maniku menemu

n berkemeja merah itu

ka kalau bertemu pak Hadyan.” Nafa melipat tangannya dan menambahkan, “Kalau

enjawab sembari tertawa terbahak-bahak. “Siapa

n menimpali, “Mungkin buka

an jadi istri kedua,

seraya melambaikan sebelah tangannya. “Aku ke ruangan pak Hadyan, hati-hati di

di. Perih begitu terasa tepat di bagian tubuh yang sudah dikoyak sang suami. Al

elakang dan membuat perempuan itu menoleh seketika

u bilang, kutemani ke ruangan pak Hadyan kalau kamu takut.” Helga tersenyum singk

n menuju ruang dosen paling menawan nan memesona kaum hawa. Belum sampai ruanganny

a main sama cewek itu,” lirih Nafa setengah berbisik di belakang Helga

a lagi pelakunya jika bukan sang dosen, dan itu membuat Helga sedikit mer

atar. Gadis yang Helga tebak sebagai adik tingkatnya sudah menunduk

, dan dibalas dengan senyuman. “Kau m

abat,” bisik Emma lalu buru-buru putar badan. M

lah, ini masih di kampus. Dia tidak mungkin melakukan yang aneh-aneh padaku.” Mengambil

nya. Ia yang teringat akan tugas proposal kemudian membuka hand bag putih. M

isi, dan mohon

dan di kampus ternyata berbeda seratus delapan puluh derajat.” Helga menatapnya den

delik. “Loh, bukannya sudah saya kirim lewat email Bapak?

s dengan tangan, buka

gas puisi yang Bapak minta. Apa

striku di rumah dan di tem

u ditulis tangan atau diketik, tapi tugas saya sudah terkirim,” jawabnya lalu membalikkan b

yang berwarna abu-abu. Aku i

an napas panjang sebelum bersuara. “Oke! Tapi malam ini kau tidur sendiri!” balasnya seraya menekan kenop pintu. “Kau p

“Ternyata milikku terlalu liar,” lirihnya sambil melirik tugas Helga. Tanga

am

amun ditarik untuk mengikuti kaki mungil Ivander ke bagian belakang rumah. “Mama belum ganti baju, be

ari tadi berusaha menenangkan Ivander memberit

epalanya dan tersenyum. “Berenang

engan muka melasnya. Bahkan dua tangannya kini saling mengatup

a Helga ganti baju dulu. Ivander sama Sus Sonya dulu.” Helga pun memberikan tangan

Helga tak menyangka jika bocah itu sudah mampu menggerakkan kaki dan tangan dengan lincah di dalam air. Keser

enang. Membuat baju Sonya basah, tapi tawa bahagia keduanya menular padanya

minya disebut. “Oh ya? Kalau begitu biar aku yang akan memarahinya,” b

a ... tapi, saya di

nang-senang supaya pikiran tetap segar,” jelas Helga sebelum dia mengambil susu cokelat di atas nampan yang berada di meja pinggir kolam. “Ivander minum susu

a berat itu terdengar persis di belakang

yang menoleh dan mendongak, bisa melihat sosok Hadyan masih mengenakan kemeja abu-abu yang l

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka