Suami 500 Juta
menempel di salah satu telinganya. Bukan ini yang diingin
mampu ia katakan sambil menggeleng
ika beberapa detik yang lalu seorang petugas kepolisian menelponnya untuk memberi kabar, bahwa k
pun rasanya tidak mampu, air matanya bercucuran tak menentu, membayangkan bagaimana ayah dan ibunya sangat menyayanginya selama ini, membayangkan bagaimana mereka selalu berjuang demi membahagiaka
air mata yang bercucuran di kedua pipinya. Narada mencoba perlahan beranjak dari trot
aksi berwarna biru toska be
tu sambil membuka jendela pintu bagian
t Pertamina, Pak," j
h, masu
gera membuka pintu dan masuk. Selepas pintu di tutup,
ir matanya untuk keluar. Wajah kedua orang tuanya terus terbayang di dalam benaknya, ia belum sempat membalas budi kepada
kali melihat kaca tengah yang ada di hadapannya untuk melihat gadis cantik yang tidak banyak bicara, tatapan matanya terlihat seperti khawatir, tapi sopir taks
rada mengucapkan terimakasih dan memberikan ongkos taksi kepada sopir yang mas
u ke resepsionis. Menunjukkan foto kedua
kiri!" jawab resepsionis sambil menunju
imak
belok ke kiri, tampak pintu itu masih terbuka dengan beberapa petugas rumah sakit yang terlihat masih berada di dalam. Ternyata yang menjadi korba
seorang petugas tiba-tiba menghentikan
n Ibu Nirina,
dur nomor empat dan lima," Pria berseragam put
ter yang berada di kanan kiri kedua orang tuanya sepertinya paham dengan situasi yang di perlihatkan Narada saat ini. Keduyang ada dihadapanya. Ya, tangan Narada langsung gemetar hebat, ketika meli
, air mata Narada tidak ku
da memanggil ibunya yang sudah t
jahnya tiba-tiba memucat karena syok dengan apa yang dilihatnya saat ini. Kali in
nya perlahan, hal yang sama juga terjadi dengandinya. Ia tak mampu berbicara apapun saat ini, kedua perawat yang melihat Narada lemas di lantai langs
tujuh hari berturut-turut. Ya, Adik perempuan dari mendiang ayahnya memberikan ekspresi yang cukup mencurigakan baginya. Adik perempuan yang merupakan tante dari Narada dan kedua adiknya itu sangat ekspresif saat menunjukkan kesedihannya di depan banyak orang. Padahal selama ini tant
kan rumahnya, Narada dan adik-adiknya berkumpul di ruang keluarga.
idak akan kembali lagi?" tanya a
enunggu adik kecilnya yang masih
at tegar untuk adik-adiknya, Narada merangkul
Tapi mereka akan selalu mengawasi kita dari Surga say
ana, kak?" tan
as langit," Narada menjelaskan sa
dan ayah," ucapan polos dari adik kecilnya membuat
ekolah dasar, tiba-tiba bersandar di bahu kiri Nar
a, yah!" kata Taro sambil melihat mata kakaknya yang suda
membawa kalian berdua juga. Pokoknya kakak akan menggantikan ayah dan ibu untuk menja
uh. Kami tidak tahu apa yang akan kami hadapi
rederika ini, muncul di hadapan mereka bertiga s