Terjerat Pesona Mafia
am Karl, "Kau ingin saya segera pergi?" pertanyaan itu jelas membuat Karl da
yang terbaring dan laki-laki berada di belakangnya. "Om mau berbincang bi
y itu heran mengapa laki-laki yang pernah dua kali berjumpa dengannya tahu nama ia
y bertanya keheranan, melupakan luka
intah padanya untuk mengo
k kalau mau." Sewot Ranty tidak terima dengan perkataan Jean. Tid
nya Jean
m, ia terkejut dengan intraksi mereka juga penasar
g di telinganya, seolah pernah seseorang sebut
tersebut yang dirinya ingat dengan permintaan
ih mengalihkan topik dan menyuruh gadis bernama Du
asa sakit?" tanya Duranty dengan nada yang kesal. Sek
a hancurkan!" Jean memilih mengancam gadis tersebut. Memejam
yang robek karena tusukan pisau. Untungnya pisau tersebut tidak menusuk dala
ria lain di belakangnya dan pria itu den
n. Karl menatap Ranty dengan tatapan mendetail seraya duduk di sofa, netranya tid
kan tubuhnya menghadap Karl, bola mata hitam itu mem
idak menyamgka gadis itu menyadarinya. Ia mengali
Ranty tidak percaya begitu saja, melangkahkan kakinya mendekati Kar
gup, tubuhnya pun terlihat jelasur?" pinta Karl de
agus? Anda bisa menatapk
u dengan spontan Karl mendorong tubu
erima. Berdiri lalu memberi pukulan
enti. Tidak disangka gadis remaja ini m
romantisan di depan saya?" Jean kem
sadar disuguhkan dengan pemandangan tidak senonoh. Siapa yang tidak k
a tangannya mengepal hingg
itu saja dari bibir Ranty dengan polos. Mende
nda boleh pulang sekarang jika mau." ber
bat serta salep agar lukanya segera sembuh." ucapnya de
misi," Ranty berkata m
uanya khawatir dengan kondisi sekarang. Ibunya selalu khawatir ber
*
segelas vodka sendirian. Menghiraukan orang-orang yang b
ang mampir di kepala, perasaanny
mengenakan pakaian seksi. Tanpa memin
dengan tangan yang berkeliaran. Memainkan kancing kemej
nolak ataupun menyetujui. Perempuan tersebut tidak menda
Siapa yang bodoh menolak ikan yang ada di hadapannya siap di santap? "Bukankah kita membutuhkan privasi?" perem
keduanya kembali. Terus mencium serta menggigit kuat bibir ya
an pulang. Kepalanya suguh pusing dan i
ata menolak tawaran perempuan yang t
tinya?" perempuan itu heran
" Nadanya berubah lebih dingin, menatap
i, menimbulkan suara yang keras sehingga aktivit
u sendiri." katanya kemudian beranjak dari kursi tidak lup
kan acara, tidak peduli perasaan perempuan yan
bali, suara itu masuk ke dalam telinga Jean jelas. Rasannya ia tidak asi
atu oktap untuk menghentikan tiga laki-laki tua