Terjerat Pesona Mafia
resek, berjalan santai menuju rumah milik k
katinya, gadis itu tentu saja waspada. Melihat penampilan mereka dengan meng
ak untuk peluang kabur dirinya hanya satu persen. Ia menciut ketika tersu
a. Ia ketakutan melihat mereka membawa senjata tajam, keringat
kan dan lepaskan saya." Gadis itu mencoba bernego
an kedua matanya, ia pasrah menyadari keadaan yang
ajak salah satu dari mereka dan kedua temannya menda
rgabung dengan kami!" La
knya, ia spontan bersuara dengan nada tinggi, "Tolonggg!" teriak gadis itu untuk terakhir kalinya sebelum be
atu oktap untuk menghentikan tiga laki-laki tua
sampai di hadapan mereka. Menatap satu-satu la
n?" tanya laki-laki berkumis tebal la
cuh. Nadanya berubah lebih kale
ak pedul
ing mendengar perkataan Jean, mereka m
samaan dengan bruntal, satu laki-laki itu terbaring di lantai mengel
nyerang dan satu lagi menyiapkan kuda-kuda. Berlari mendekati Jean yang sudah
ngga terpental di aspal. Darah dari kepalanya keluar perlahan-lahan, lalu se
dorong laki-laki yang masih bertenaga itu. Sementara kedua
bah pikiran dan kau pulang tinggal nama." Jean melanjutkan perkataannya di telinga sang lawan
i sedangkan Jean menghampiri gadis itu yang terduduk lemas den
buka tangannya. "Tenang, semuanya baik-baik saja," bujuknya seray
nya di dada bidang Jean ke apotik, hanya te
elum mengetahui gadis yang sudah ditolongnya karena perempuan tersebut
tahui siapa itu ia terkejut. Perkataan yang ingin diucapkan hil
"Kau baik-baik saja?" tanya Jean heran dan gadis
h," ucap
lurkan suaranya. Berkata dengan tulus seraya m
asih bany
n keheningan menghampiri. Gadis itu melirik Jean
ontan tanpa meminta izin perempuan itu menarik baju ke atas
p darah yang keluar dari perut Jean, dirinya tebak luka kemari
ty acuh yang memperhatikannya khawatir. Dirinya tidak su
Jean menurut, "B
ah! Lukamu kembali terluka." Gad
uka. Gadis itu berdecak mendengarnya, bangkit dari
mengakibatkan hal buruk." gadis itu memaparkan pengertian secuil yang ia ketahui dengan nada lembut. Dengan fok
Gadis itu bertanya memastika. Ia sebagai se
hanya bisa berkata demikian. Tidak pernah
en yang saya bantu," sanggahnya de
perkataannya saking terkejut mendapatkan bentakan tiba-tiba yang bisa dikatakan tidak mengerti
a, Duranty Gustave. Sudah jelas ia sadar diri tidak seharusnya ia berkata
ya saja saya merasa bersalah ..., l
emainkan peralata
hinya tidak mengerti, raut wajah murun
a perubahan dan sikap Ranty yang ditunjukan kepadanya. Dir
ng sebelum menuju kematian, lebih mudah dan itu adalah p
mbali memfokuskan diri pada luka Jean. Setelah s
ya tanpa mena
tatapan yang tidak kepas menatap R
taanku