IBU YANG KAU BUANG
iakan anak-anakku saja. Aku terlalu fokus bekerja untuk memenuhi apa yang mereka inginkan, sehingga aku telah
am Mas Darman. Aku sungguh merasa buruk karena tidak
tidak mengabaikan Risma dan putranya, tentu aku masih sempat melihat wajah Risma sebelu
kku adalah teguran untukku karena
sudah terlambat, Risma telah meninggal dunia. Sementara aku juga tidak tahu caranya menemukan Dani. Andai aku bi
enarnya aku ingin berlama-lama di sini. Tapi sepertinya cuaca sedang tidak mendukung. Padahal hari belum beranjak s
u pakai. Udara menjadi bertambah dingin karena mendun
tukmu, Mas. Aku akan mencarinya sampai ketemu. Aku jan
akku. Seketika aku langsung menolehkan kepala demi melihat siapa yang me
ngkan tubuhnya di belakangku. Sepertinya dialah yang
aku terbata me
muda dulu. Garis wajahnya sama persis dengan mendiang suamiku itu.
Buk," jawabnya deng
ngsung berdiri dari posisiku, kemudian aku meme
. Aku berharap bertemu dengan Dani, dan kini dia telah berada di sini bersam
, kamu sudah besar, Nak?" Aku membelai wajah
sar." Dani memegang tanga
Dia sudah sebesar ini? Ya Allah. Dia tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan tampan. Ri
ah langit sedang menyambut pertemua
andeng tanganku. Menuntunku berjalan menuju mobilnya yang park
l dan menutup pintu kembali. Perlakuan Dani sungguh membuat hatiku terenyuh. Putra sambungku itu memperlakukanku dengan begitu baik. Andai Damar juga
ujan pun mulai bertambah deras. Mobil Dani
elokkan mobilnya ke arah rumah yang terlihat mewah deng
n dia tampak bergegas turun terlebih dahulu. Sementar
tutur Dani, membuk
u aku pun beranjak
edikit licin, Buk," uca
. Memang lantainya sedikit licin karen
ke arah pintu. Lalu dia pun membu
," ucapnya saat kami
ang wanita dengan balutan hijab panjang data
ibu ya," ucap Dani padanya. Netra wanita muda itu pun b
ucapnya memperkenalkan diri, lalu meraih
da ... nama yang indah. Seindah sikap lembut
amu sungguh cantik, Nak," pujiku
asuk, Buk. Saya buatkan mi
duduk dulu," ucap Dani me
kaki menuju sofa yang terlihat mahal. Sepertinya
sekali dengan sofa yang ada di rumahku. Walaupun sofa di rumahku term
ka perlu apa-apa, jangan sungkan untuk membe
Dani mulai beranjak pergi. Meninggalkanku sendiri yang mas
. Dia pasti sukses sekali hingga mempunyai rumah sebagus ini. Aku senang, kekhawatiranku padanya langsung hilang. Kini bergan