IBU YANG KAU BUANG
h saja B
n padaku. Kulihat Bu Darti sedang berdiri di depan halamanku de
" jawabku
kerja lagi, Bu?" t
g suka kepo dengan urusan orang lain. Dia selalu mencari
mber dengan air. Aku sedang menyirami tanaman
nggak kerja lagi,
ahat saja." Benar 'kan, dia pasti akan k
Dina baru saja datang den
las berbincang dengan Bu Darti. Dia pasti
ussalam, Di
i mana nih?" tanya
gkah ke arahku dan meraih tanganku,
ti. "Buk, masuk yuk. Ada yang ingin Di
pala, lalu meletakka
ermisi masuk dulu
ahutnya, kemudia
Lalu meneruskan langkah ke dapur untuk memb
" tanya Dina saat kami masi
enyapa ibu saja
a kan kayak gitu, suka kepo cari baha
mau minum apa?
deh, Buk,
ulu sebentar di depan. I
ikut Ibu ke
rserah kamu
udian menaruhnya di atas kompor. Tak lupa aku juga menyalakan kompor
r, Buk?" tanya Dina, dia telah duduk di
i masuk angin," jawabku sembari sibuk menuangkan air panas yang telah
berjalan mendekat ke arahku. "L
ika mendengar pertanyaan Dina.
a. Ingin membuka usaha atau bagaimana gitu
at ke Tanah Suci dulu, Din.
bu buang-buang uang
n sorot terluka. Apa salahnya jika memang aku menghabiskan uangku sendiri sesuai dengan keinginanku? Padahal aku tidak memint
ekerja lagi, jadi Ibu juga harus memikirkan masa tua Ibu. Bagaimana nanti kalau Ibu sudah tua dan tidak bisa apa
Bukankah ketika aku tua nanti anak-anakku lah yang berkewajiban mengurusku? Sama ketika aku mengurus mereka di waktu
a usaha Damar berkembang dengan pesat, dia pasti akan memberangkatkan Ibu ke Tanah Suci.
k memberikan uangku pada adiknya. Ternyata kakak beradik itu
gan memanjakannya, memberikan apa yang mereka inginka
saat aku sudah tua? Begitu maksudm
ami pasti akan bergantian mengurus Ibu. Tapi kami juga butuh biaya untuk melakukannya, Buk. Maka dari itu
impian ibu sejak dulu. Tapi teganya kamu mengatakan kalau i
Susah payah aku membesarkannya, tapi ini
ya ada uang dan uang. Apa kebahagiaan
hanya ingin Ibu tidak menyalahgunakan
sudah terasa bagai disayat-sayat mengetahu
masih ingin di sini. Silahkan berbincang dengan adikmu," ucapku meraih te
, meninggalkan Dina yang tampak mematung. Karena tidak biasanya aku men
t aku libur bekerja. Katanya dia ingin mengh
t Damar dan juga Feni. Mereka sedang duduk di depan ruang televisi
mereka sama sekali. Hatiku sedang sakit saat ini. Aku tid
. Aku tidak mau mereka menggangguku saat ini. Aku