icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

IBU YANG KAU BUANG

Bab 2 Uang Pesangon

Jumlah Kata:1002    |    Dirilis Pada: 23/10/2023

ku berhenti bekerja? Kamu sudah cukup menikmati hasil keringatku. Jangan menuntutku lebih lagi!"

ngar sedikit meninggi. Biasanya aku tidak pernah menin

u?" cicit Feni. Dia memandangk

hormat padaku. Padahal aku selalu menganggapnya putriku sendiri. Aku tidak membeda-bedakan dia dengan Damar a

pada Mas Damar. Biar Ibu rasakan t

yang keras. Sepertinya dia terlihat sangat marah. Tapi

mar. Pikiranku mengembara. Memikirkan keinginanku untuk pergi ke Tanah Suci. Keinginan y

ingin melaksanakan keinginanku itu. Mumpung aku masih punya rejeki. Aku mendapa

dekat. Aku tidak tahu sampai berapa lama sisa umurku. Masi

*

yaku begitu sampai di dapur. Kulihat tubuh jangkung putraku sedang

Tapi kali ini dia tidak memanggilku sama sekali. Jadi aku pergi sendiri ke dapur k

i melanjutkan aktifitasnya memasak mie instant. Bibi

dak anak lelakiku itu dengan lembut. "Kamu ngg

atanya tajam menyorot wajah tuaku. Aku tersentak. Selama ini dia tida

udah membuat Feni marah hingga ti

ar dari bibir putraku itu. Tanganku yang

mangkok. Kemudian dia membawa mangkok itu ke atas meja makan. S

akanan tidak sehat itu. Aku menghela na

ar?" tanyaku padanya set

rtanyaanku. Lalu dia menoleh ke ara

u, Mar." Aku terus membujuknya tidak tega rasan

ong jangan bilang jika aku adalah ibu yang lemah. Aku hanya

saja

tinya sedang diliputi amarah. Aku menghela napas pelan. Susah sekal

a. Aku pun memutuskan untuk duduk di samping Damar. Menunggunya selesai makan, untuk mengutarakan keinginan

kuah mie saja. Anakku itu pasti sangat lapar hingga makannya

eguknya hingga tandas. Setelahnya dia mel

ketika melihat amarah Damar sudah terlihat mered

ingin Damar t

berbesar hati karena Damar

pesangon 'kan?"

anku mulai tidak enak setelah mendengar pertanyaannya itu.

ada ap

apat uang pesangon 'kan?" Damar mulai tampak tidak s

pat uang pesangon

ian untuk belikan Feni emas, biar dia nggak ngambek lagi," papar Damar memotong ucapanku. Padahal

dengan entengnya dia menyampaikan keinginannya padaku? Padahal aku

Ibu sudah lama sekali ingin pergi ke Tanah Suci. Kali ini ibu akan memakai

u tidak bisa mewujudkan keinginanku satu-satunya? Padahal keinginanku cu

in bertandang ke Tanah Suci. Hany

sar, hingga kursi yang didudukinya terlempar ke belakang. Kemudian dia berlalu pergi dengan lan

rih di hatiku yang terasa sekarang ini, karena melihat putraku terlihat marah padaku

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka