Dikira Pelayan Miris, Ternyata Pewaris
ang kakek kepada
aya pun sedikit berlar
namun sejenak melirik kearah Danny yang berada di belakang
bra, sorot matanya sedikit ta
ny. Anak
" Tuan Ibra s
bodoh!" sentak Tuan Willa
, entah kenapa wajahnya mendadak puc
ya mana, Pa?" T
ek guna menenangkannya, padahal ialah yang seharusnya mendapatkan hiburan sebab ia yang selama ini hidup bersama mereka. Akan tetapi, Danny sadar apa
n." Danny yang menjawab, m
Dia pamanmu," ujar sang k
Danny mengang
mpak terkejut mende
gin bicara denganmu." Sang kakek berkata seray
an elegan, namun suasana di rumah tersebut sangat sepi, tidak seperti di rumah Danny yang kecil, namun terasa ramai jika mereka berku
bicarakan?" Entah kenapa
an Fandy dan istrinya, kata Danny mereka dibu
mana mungkin?" Tuan
an lelaki itu untuk menceritakan krono
ika Danny membeberkan kondisi ayah dan ibunya yang cukup mengenaskan. Sampai-sampai,
lah diperkosa, dibunuh pula. Sungguh kejam orang yang melakukan hal keji tersebut, bagi Danny dan
inggal mengenaskan seperti itu, Dan? Apa orang
k dan selama ini mereka tidak memiliki mus
n itu perampokan?
k ada barang berharga apapun yang bisa diambil
ingin merampok sertifikat rumah kedu
ga di rumahnya dan memang tidak ada yang hilang sama sekali, s
uh. Papa ingin segera menemukan pembunuh itu dan
angnya ada buktinya kalau mereka dibunuh se
kan anak sulungnya ada benarnya juga, akan tetapi
aman?" Danny menatap pamannya dengan tatapan
tidak bisa menuduh sese
a mencari pelaku penganiayaan orangtuaku sampai mereka berdua meninggal.
dahnya terasa kelu melihat raut wajah Da
mencari tahu pelaku pembunuhan Fandy, Papa tidak rela Fan
yang melakukannya!" sambung Tuan Willa
saja yang melakukannya!" T
ang kalau begitu!"
kini pasrah, beliau menund
Danny berkeliling rumah ini, mulai sekarang dia akan tin
bersihkan kamar tamu,
kan menempati kamar
. baik
Ibra, entah perasaannya atau tidak, yang jel
pergi dari sana, namun sang kake
gu, I
Tuan Ibra menol
dan berlaku hormat kepadanya," pinta sang kakek membuat Danny cukup te
Ibra akan memberit
ang kakek menghentikan langkahnya dan kali ini
ulkan mereka di aula kantor. Sisanya biar P
Danny bekerja di perusahaan kita?" R
njuk dia sebagai p
Ibra nampak
ma, menurutnya sang kakek sudah berlebihan, apalagi mer
lam menatap Tuan I
i Papa anggap aku dan Eric apa? Kenapa Papa
siapa saja, Ibra!" Tuan Willam pun ber
n posisi itu karena aku anak sulung dan Fandy juga sudah meninggal, ta
*