Aku Dan Ayahku Super Tajir Melintir
ukan itu? Argh!"
eman Ana di sekolah. Siswa laki-laki palin
sahabat membuang ponsel itu ke tempat sampah. "Wadew, berat
r perusahaan Mangkunegara dan gajinya besar. Jadi, aku gak susah beli ponsel," gerutunya sembari menatap
i?" lanjutnya masih melotot tajam. Bambang menelan ludah dengan susah payah karena sang sahabat
t saja. Kenapa ibumu sampai memelu
! PL
gga merah. Dia semakin melotot saat melihat tiga siswi dengan tertawa berada di hadapa
ni kau selalu membela ibumu adalah wanita hebat.
! PL
tak percaya ketika melihat bangku Ana. Banyak sekali kalimat tertulis mengej
jar!" ter
AK
swi yang masih saja membully Ana sangat marah karena terkejut. Salah satun
a aku akan menghabisimu!" Gadis itu yang bernama Amel, semakin meremas rambut Ana. Pen yang masih berada di dalam tubuh anaknya semakin
rambut Ana. Pen semakin menarik tangan gadis itu, dan kini dia yang menjambaknya. Siswa lain
!" teriaknya yang d
lalu membully Ana. Pen semakin menjambak, lalu m
a mengambil buku di atas meja dan melemparkan ke arah Pen. Dengan sigap Pen menangkapnya. Pen akan membala
tajam. "Kau jangan berulah. Apa kau lupa saat berada
ah. Tanpa Pen sadar, sang anak mendap
inta maaf k
n menahannya. Dia semakin mengepalkan kedua tangannya.
akan memaaf
lahnya. Menendang pemuda itu, lalu memukulkan buku tebal
Pen menendangnya sekali lagi. Dia memuk
k mendukung Pen menghabisi murid ter
aya melihat ruangan kelas sangat berantakan. Dia menarik Pen
ikuti semua siswa yang terkejut melihat. "Gawat ini." Bambang segera mendekati Pen.
mu dipanggil nanti. Kamu tahu kan, Mak Lampir kalau mar
rah Bambang. Dia tak percaya Ana mem
lly Ana. Tapi, Pen mendadak lemas. Dia merasa sangat bersalah. Perlahan Pen ke
na pukulan Pen. Wajahnya sangat merah. Dengan melotot, dia menunj
ekarang malah tawuran. Mau jadi apa kamu?" Guru bimbingan konseling itu menggeleng dengan kesal. Dia segera menghubungi ponsel Pen yang se
si," ucap pemuda
percaya melihat pemuda
*
eliput pertunjukan menarik di sana. Anggara semakin berdebar, ketika Pen wanita yang
nggara membalas pelukan itu tak peduli sem
dukanmu," balas A
mbari menahan debaran ketika mendengar p
anita yang sangat dia cintai. Namun, karena sebuah surat dan rekaman y
egera merogoh ponsel itu di kantong roknya sebelah kanan dan menerimanya.
a? Baik, saya ke sana." Ana buru-buru menutup ponsel saat mendenga
ku harus
an langkah dan terkejut. "Apa ini ada hubungannya dengan anak kita? Aku bap
menatap ayahnya dan berpikir. Hingga selang beberapa menit, dia tersenyum dan, "aku akan menjadi sangat