Aku Dan Ayahku Super Tajir Melintir
tir. Aku tidak akan pernah menyia-nyiak
ngurus anak kita," bisiknya pelan. Anggara
bersama. Bagaimana?" tanya Ana selalu tersen
.. Anggara sebenarnya memaksa bertemu diam-diam, namun Pen masih saja tidak
menatap wajah wanita yang hanya sebatas pundaknya itu. Yang selalu dia bayangkan sepanjang
cantik. Baiklah, kita a
a, "Pen, kau ... menggandeng suamimu? Pen, apa kau memang amnesia?"
h. "Kalau sampai kau melakukan apa-apa dan membuat Raden sekali lagi patah hati, awas ya," lanjut Joko semakin tajam menatap Ma
umam Mawar sambil
k Anggara. "Aku pikir tadi, naik mobil satunya. Hmm, ternyata tadi mobil milik Joko? Ah, asist
Posisi rumahmu juga jauh. Kalau-," ucapnya terpotong saat Ana semakin mendekat. Anggara menelan ludah, tak percaya j
antas buat remaja yang sangat keren," ucap Ana tersenyum, lalu segera menjauh. Anggara yang
kepada Joko, "Kirim mobil sport terbaik warna pink ke rumah Pen," lanjutnya kemud
berengsek itu. Hihihi," gumam Ana pelan sambil meringis. Dia spontan
menggeleng. Hingga pandangannya teralihkan saat
kejut melihat mobil mewah pemilik sekolah tiba-tiba datang. Kepala Sekolah bersama jajaran g
gumam Ana pelan sambil terkekeh. Anggara mengernyit, tak percaya mel
tika melihat Ana dan Anggara keluar dari mobil. Semua siswa ya
Lampir pelakor?" gumam
lagi akan menjadi penguasa di sekolah in
an Anggara. Pandangannya yang semula menatap keanehan Pen, seketika teralihkan.
harus aku selesaikan. Bisa kit
aya orang sepenting itu menanyakan gadis paling nakal dan liar di sekolah?
al itu?" tanya Kepala
ng juga!" balas Anggara tegas. Semua orang semakin menatapnya ta
n aku," gumam Ana semringah, sambil mengikuti langkah cepat Anggara di belakang. Hingga dia terkejut s
na ingat. Sejak kejadian itu, dia bersumpah akan membenci Brian sampai kapan pun. Tapi, kenapa
esal. Sementara, Pen melotot tajam meliha
ng. Dia melotot ke arah Anggara. Ana sangat bergetar melihat ibunya super marah
aku ad
ia mendekati Anggara
erdiam dan membiarkan hal itu. Dia merasa bersalah karena su
dan berkacak pinggang. "Berani-beraninya kau menamp
a akan berjalan mendekati ibunya, namun langkahnya terhenti karena
," ucapnya pelan men
tanya Amel sa
g mengganggu Ana di sekolah," lanjut An
" Bambang dan semua siswa yang mengintip di kaca
il menatap semua temannya yang masih menganga. "Aku ... akan menyatukan mereka yang ternyata m