Hati Yang Terpilih
melepaskan Rafi. Kalian bisa menikah kembali. Dan anak-anak tidak
bertanya, "Ta, Rafi-kah yang mem
a memandang
, Ta!" ujar Nazwa lagi k
pernah benar-benar ingin melepaskanmu. Kalau ada yang bisa ia lakukan untuk mendapatkanmu kembali, dia akan mel
ini, dia menyatakan keberatannya. Tapi ya, alasa
a tak jujur dengan perasaa
pat kecewa dan benci dengan kaum laki-laki. Tapi, Kafka, berhasil meyakinkan saya bahwa kehidupan memang tak selalu berjalan mulus. Dia mampu membuat batin saya merasa tenang, nyaman dan damai. Perasaan s
ah kamu pertimbangkan
dakkah kalian mengerti, bahwa ini kehidupan saya?! Memang, saya tidak boleh egois karena a
.," sel
ya punya hak untuk itu! Karena saya akan menyerahkan anak-anak kepada orang lain. Dan kalian tidak melakukannya kan? Kenapa, karena takut saya
tidak seperti itu. Sungguh, Naz. Bukan itu. Aku hanya i
aya terbuat dari baja, sehingga tak merasakan sakit, saat Rafi menceraikan saya tanpa memberitahu apa kesalahan saya? Tak sedetik pun ia memberikan penjelasan dan kesempatan kepada saya untuk
erpaku mendeng
fi yang tak masuk akal, sementara di pihak lain, harus memberikan pengertian kepada kedua anak saya, bahwa ini adalah jalan yang terbaik bagi kami semua. Mer
pai ke sana. Yang ada di kepalanya adalah hanya rasa bersalahnya dan kebahagiaan laki-laki yang dicintainya
bih tenang, baru ia membuka matanya kembali. Dipandangnya Renata yang terdiam terpaku. Wanita ayu di hadapa
anggil Nazwa me
ata menjawab
u bisa mengerti tentang perasaan saya tentang perceraian ini. Saya sudah sangat berjuang untuk bisa melanj
afi. Kamu benar, selama ini kami tak memikirkan bagaimana perasaanmu.
udah berlalu. Saya tak ingin kembali ke masa menyedihkan itu. Saya hanya akan memandang ke masa
mencintai saya? Kamu kenal siapa Rafi kan, bagaimana ia bersikap
sa membuat Rafi jatuh ci
selama dua puluh tiga tahun ini, h
ang?" ta
g sayangnya belum berhasil!" sungut Renata. "Sudah habi
tahu rahasianya?
juga. Apa rahasia
s . .
menghentikan ucapan Nazwa. "
" tanya Nazwa
sanya akan terjadi saling mencemohi, tapi kita malah mau saling berbagi rahas
a ikut tertawa. "Hahaha . . . Iya. Kamu benar, kita berd
anmu, Naz," Ucap Renat
cara denganmu, Ren
buat Rafi, Kafka atau mungkin laki-laki yan
Apa?" ta
u," Ucap Renata
rangkat tanda
etapi kamu akan tetap bisa memaafkan. Tetap yang kamu lihat pada seseorang yang kamu lihat ada
g tidak ingin menyimpan dendam, Renata. Terlalu meletihkan untuk mem
baik untukmu dan Rafi, Naz." Renata
a. "Begitupun aku, Ta. Aku ingin yang terbaik u