Hati Yang Terpilih
angat bersyukur, mampu berdiri di kakinya sendiri dan membuktikan kepada Rafi bahwa ia baik-baik saja. Tunjangan yang didapat dari Rafi tak sedikitpun ia sen
ka selama ini baik-baik saja dan harmonis. Tentu saja itu membuat ia kaget dan shock karena harus menerima percerai
i. Walaupun belum pernah bertemu atau berbicara dengan orang tua Renata, tapi Nazwa telah mengenalnya lewat cerita-cerita Rafi. Baga
ng, pernikahan mama dan papa Rafi terjadi karena adanya Rafi di rahim mamanya. Dan itu yang menjadi sebab pertikaian dan perceraian mereka. Karena saling mempertahankan
depan pintu masuk. "Ada di mana
uang tamu di lantai
i suguhan?"
alian untuk
asih, Siska. Sa
n Nazwa dengan memberikan senyum m
berwajah ayu dengan pakaian yang sangat modis, duduk di sofa ruang tamunya. Sontak per
azwa. "Terima kasih sudah mau meluang
nata dan juga memberikan senyumn
mereka dan kembali duduk.
berwajah ayu ini. "Ya. Saya mendirikannya set
nya. Kalau belum mengenal Nazwa, mungkin orang akan melihatnya sombong dan ketus. Padahal ia adalah wanita yang baik dan lembut. Dan ketegasannya
ta yang hebat, Na
etelah perceraian itu. Saya mempunyai dua orang anak yang haru
hatinya. "Naz, seperti ucapan saya kemarin, meminta waktumu untuk mau bertemu dengan saya, adalah tentang ala
uk apa?" t
anti, setelah saya be
wa walaupun ia belum
etir di hati Nazwa. Ia merasa bermimpi di siang bolong. Ren
Stadium akhir. Dokter memprediksi umurnya tak lagi lama. Beliau ingin saya menikah dengan Rafi. Sayangnya hanya Rafi. Rafi, Naz!
pi Rafi berpendapat kalau kamu pasti tidak akan bersedia, sehingga dia mengambil langkah untuk menceraikanmu." Renata memberanikan diri m
tir menggelegar begitu dahsyat sampai ia
da orang tuanya. Saya bisa mengerti kalau kamu marah. Tapi tolong, tolong mengerti alasan Rafi." Renata menggeleng. "Tidak." Ia terdiam sejenak. "Alasan kami mela
n ketidak percayan atas apa yang telah terjadi dala
. Sampai Nazwa merasa letih. Letih dengan argumentasi, tangisan dan teriakan. Fisik dan hatinya lelah. Luar biasa lelah. Puncaknya, diterimanya keinginan Rafi untuk menceraikannya walau ia tak pernah bisa menerima
. . . menikah?" ga
yang lalu. Dan dua bulan s
erduka," ucap
erharu mendengar ketulusan dari nada suara Nazwa. Walau ia telah disakiti, tetapi ia masih mau berempati terh
i kedatangan kamu ini atas kemauan Rafi? Bukan bermaksud kasar, bukankah kalian sudah
u, karena telah menghancurkan hidupmu, Rafi dan anak-anak. Saya tak tenang, Naz. Apalagi sejak ayah meninggal.
sudn
belum pernah menyentuh s