Kemana Uang yang Rutin Aku Kirim
kok kosong melompong, ha
ki rumah aku
k kutemui satupun barang berharga di rumahku ini. Tidak seperti rumah Tohir yang aku singgah tadi, rumahny
Kakak maksud?" Istriku bertanya, r
tetapi mengingat aku ini baru saja pulang dari rantauan jauh selama bertahun-tahun pula, aku redam rasa
u meraih tangannya, bermaksud membawanya ke kamar
ku Kalila melepas hal
sekarang ini bulan suci, kita sedang puasa Ramadhan
aku tanggung selama tiga tahun, tak bisakah dia mengerti akan hal itu, tak bisak
ku setelah tiga tahun berpisah?" Emosiku masih
suci aku tidak akan menolakmu, aku juga sama rindunya dengan dirimu. Aku ingin
ramahnya, kembali aku meraih tangannya kemudian menyeretnya menuju kamar. Berunt
*
bersihkan badan aku keluar rumah untuk jalan-jalan. Tiga tahun menin
aja beberapa meter aku melangkah ada tetangga yang menyapa. Bu Di
menolak, akupun mend
, pasti uangmu banyak kan. Tolong lunasi
ukan karena tagihan Bu Diah yang membuatku kaget dan kesal hingga membe
g?" tanyaku sete
ngnya yang bulan lalu belum dia lunasi, dan kemari
g dari rantau yang begitu jauh tidak menemukan apapun di rumah, bahkan kini
imanku, hingga untuk kebutuhan sehari-haripun har
pa utang Kalila
at puluh lima ribu. Kau bisa hitung sendiri jumlahnya." Penjabaran Bu Diah membuat rasa kesalku menjadi b
ngan uang yang rutin aku kirim setiap bulannya. Rumah
membeli kebutuhan selama sebulan, itu sebabnya
ya saja yang rakus dan
tu, si Kalila menantunya itu memang tidak becus mengurus
itu adalah orang yang baru masuk di warung Bu Dia
nmulah yang kurang hingga istrimu
glowingnya Sartika istrinya itu. Aku dan Tohir berangkat merantau bersama-sama, kerja di tempat y
k ada yang menarik dari keduanya, rumah dan istriku itu sama kumalnya. Aku kesal melihat semua
terus berkeluh, membebe
i rumah juga seperti yang dilakukan oleh istrinya Tohir. Akan tetapi, jangankan membeli isi rumah, bahkan untuk sayur-mayurpun d
danya, Kalila selalu menyetor uang
pikiran begit
k pingpun dia tidak mampu sementara setiap bul
aku membeberkan segala keburukan istriku, term
gaimana merawat diri. Bukankah istri-istri lain di kampung ini sanga
danya uangnya jangan hanya diberikan pada ibunya, tapi gunakan juga untuk membe
nta dia tidak akan
anmu ini pada ibumu, biar dia saja yang
ang Kalila pada Bu Diah, akupun pamit juga, tujuanku adalah ke rumah Tohir. Aku masih kesal dan ing
tentang kelakuan istriku, agar d
sam