icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kemana Uang yang Rutin Aku Kirim

Bab 2 Tak Becus Mengurus Keuangan

Jumlah Kata:1016    |    Dirilis Pada: 20/09/2023

i rak piringpun K

itu mendengar keluh-kesahku.

rabot dapurnya yang kusam itu di rak bambu yang aku b

anakan uang kirimanmu?" Tohir

Toh. Aku tidak tau dia apak

keuangan dan selalu menghamburkan uang untuk ibunya. Akan tetapi setelah mendengar ceritamu aku jadi percaya,

lu kau kirim untuk istrimu?" Sebelum menjawab u

ua juta kadang lebih. Lebih se

Tohir bergumam sam

perabot rumah. Jika memang berat membeli dengan kontan bukankah ada sistem kredit. Kalila itu bodoh atau ba

bagaimana caranya hidup. Ajarai dia cara menga

angga Sartika Kemudian datang. Ibu muda yang sama bers

Kamu juga p

pulang." Sebelum menjawab S

dak sakit mata lagi melihat anak-istrimu y

u tersentak dengan ucapan Indah

wahku untuk mencari sip

arah pintu, dimana mertua

i yang dilakukan Kalil

las untuk apa?" Tohir

siput untuk lauknya hihi ... !" Sartika menj

ahkan Indahpun

akan mencoreng-moreng wajahku seperti ini. Secara tidak sengaja Kalila telah menjatuhkan marwa

a dia mengembara di sawah orang untuk memungut siput yang biasanya dianggap hama bag

keburukan Kalila di depan Indah dan mertuanya. Akan tetapi

aku, Ramli. Ibumu selalu curhat padak

an gosipan orang, hampir semua orang tau tabiat buruknya. Setelah cukup lama berada di rumah Toh

*

a yang dimasak Kalila aku meneruskan langkah menuju h

ak. Apa ibu memasa

k sulungku di dalam dapur sana. "Jadi benar yang mereka kat

. Bukankah ayahmu baru pulang, jadi ibu memasa

. makan ay

kemudian

seruan girang anakku aku bisa tau jika selama ini dia sangat jarang makan ayam, yang Mertua Indah kata

yang bernama Jalal itu berteriak be

opor ayam, lho

ang kamu keluar dulu, aku ingin bicar

gal menunggui ibunya yang sedang memasak. Akan tet

mudian sambil meraih lengan bungsuk

uar, aku mendekati istriku yang

sebelum bibirku terb

kau berhutang di

ersatu, setiap keburukannya

bulan lalu sementara bulan ini belum ada. Bukankah kakak yang mengatakan jika tidak

alila menjawab lancar. Aku merasa dia suda

capku sambil merongoh sa

n uang merah dari dalam

u juta seperti bisa," ucapku sa

lanjut memarahi Kalila. Setiap bulan satu jutalah yang memang aku kirim untuk Kalila, bukan dua juta

orong balik tanganku yang m

uta sebulan itu. Kakak saja yang mengatur uang itu, bukankah kakak sangat pandai,

pi padam, lalu tanpa basa-basi dia keluar dapur menyusul kedua anakku. Aku hanya bisa terngaga den

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka