icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kemana Uang yang Rutin Aku Kirim

Kemana Uang yang Rutin Aku Kirim

icon

Bab 1 Uang Kiriman

Jumlah Kata:1058    |    Dirilis Pada: 20/09/2023

kok kosong melompong, ha

ki rumah aku

k kutemui satupun barang berharga di rumahku ini. Tidak seperti rumah Tohir yang aku singgah tadi, rumahny

Kakak maksud?" Istriku bertanya, r

tetapi mengingat aku ini baru saja pulang dari rantauan jauh selama bertahun-tahun pula, aku redam rasa

u meraih tangannya, bermaksud membawanya ke kamar

ku Kalila melepas hal

sekarang ini bulan suci, kita sedang puasa Ramadhan

aku tanggung selama tiga tahun, tak bisakah dia mengerti akan hal itu, tak bisak

ku setelah tiga tahun berpisah?" Emosiku masih

suci aku tidak akan menolakmu, aku juga sama rindunya dengan dirimu. Aku ingin

ramahnya, kembali aku meraih tangannya kemudian menyeretnya menuju kamar. Berunt

*

bersihkan badan aku keluar rumah untuk jalan-jalan. Tiga tahun menin

aja beberapa meter aku melangkah ada tetangga yang menyapa. Bu Di

menolak, akupun mend

, pasti uangmu banyak kan. Tolong lunasi

ukan karena tagihan Bu Diah yang membuatku kaget dan kesal hingga membe

g?" tanyaku sete

ngnya yang bulan lalu belum dia lunasi, dan kemari

g dari rantau yang begitu jauh tidak menemukan apapun di rumah, bahkan kini

imanku, hingga untuk kebutuhan sehari-haripun har

pa utang Kalila

at puluh lima ribu. Kau bisa hitung sendiri jumlahnya." Penjabaran Bu Diah membuat rasa kesalku menjadi b

ngan uang yang rutin aku kirim setiap bulannya. Rumah

membeli kebutuhan selama sebulan, itu sebabnya

ya saja yang rakus dan

tu, si Kalila menantunya itu memang tidak becus mengurus

itu adalah orang yang baru masuk di warung Bu Dia

nmulah yang kurang hingga istrimu

glowingnya Sartika istrinya itu. Aku dan Tohir berangkat merantau bersama-sama, kerja di tempat y

k ada yang menarik dari keduanya, rumah dan istriku itu sama kumalnya. Aku kesal melihat semua

terus berkeluh, membebe

i rumah juga seperti yang dilakukan oleh istrinya Tohir. Akan tetapi, jangankan membeli isi rumah, bahkan untuk sayur-mayurpun d

danya, Kalila selalu menyetor uang

pikiran begit

k pingpun dia tidak mampu sementara setiap bul

aku membeberkan segala keburukan istriku, term

gaimana merawat diri. Bukankah istri-istri lain di kampung ini sanga

danya uangnya jangan hanya diberikan pada ibunya, tapi gunakan juga untuk membe

nta dia tidak akan

anmu ini pada ibumu, biar dia saja yang

ang Kalila pada Bu Diah, akupun pamit juga, tujuanku adalah ke rumah Tohir. Aku masih kesal dan ing

tentang kelakuan istriku, agar d

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka