Kemana Uang yang Rutin Aku Kirim
selesai bicara!" Sebelum Kalil
" tanya Kalila
i dulu tak ada takut-takutnya pada suami. Sejak dulu Kalila memang begini, pandai bicara, selalu
ng aku dapati dari nguli sana-sini habis tak tersisa olehnya. Jangankan menabung untuk memb
terpaksa bergerak keluar, aku puas karena m
anyak yang ingin aku bicar
, si?" tanya
lanjut, aku melihat ibuku di halaman d
aya melambaikan tangan
situ!" seru
ke arah ibuku. Dalam hati aku membatin melihat senyum dari bibir hitamnya itu. "Senyummu
k ketika Kalila ma
tanyanya kemudi
yusul," jawab ibuku. Dia kemudian
an lauk pelepah talas. Setelah tiga tahun dia dirantau dan kini baru pulang, seharusn
rti hendak membuka mulut untuk membela diri, tapi s
gar tidak semena-mena
, dibilangin seribu kali pun ti
aku terus berbicara. Saat dia berucap baru sepatah maka aku akan meyerobotnya dengan suara kera
gucapkan kalimat pembelaan, dari halama
" seru mereka
sini!" se
i dan suami serta anak-anakn
ua orang bernama Ali dan Ana. Kakak keduaku bernama Sulis, suaminya bernama
um membuka koper oleh-olehnya?" Sa
gu kalian,"
ajak saudara-saudariku masuk untuk membuka koper yan
" Merekapun menyam
h berada di dalam rumah aku meminta pada Kalila untuk mengeluarkan kopernya. De
k hendak membuka, tapi deng
membuka! Aku takut kau salah
ng lusuh dan jelek dan karena penampilannya itu dia terlihat bodoh. Sejatiny
g, Kalila menarik tangannya, dia bahkan mun
ta ibuku, dia ter
mbil barang-barang yang ada di dalamnya. Baju anak, sarung, gamis, jilbab, mukena, bahk
uargaku seperti ini, tak hentinya b
gin rasanya memiliki semu
ak Sulis sambil merebut gamis ya
orang satu. Semua pasti kebagian!" Dengan cepat ak
tanya Larasati sambil mengalah m
" jaw
g keluargaku yang berkerumun meme
ek Jalal yang tidak ikut berebutan, an
lal dan Salsabila
yang aku beli, baju yang sedang diangkat Kak Sulis itulah yang paling jelek dan harganya murah. Waktu itu ak
ng lebih bagus untuk Jalal dan Salsabila
ini," jawab
ap lagi, tapi ibuku
k anakmu. Baju itu juga bagus, berikan saja untuk baju lebaran anakmu. Masih syukur dibawakan, toh
dak mengambil, sem
i bulan suci seharusnya kamu tau itu dan menerima saja apa y
kau Kalila," ke
rnah sekalipun Kalila berbagi uang kiriman itu pada kami. Jika tidak untuk kami para iparnya, setidaknya untuk keponakannya yang masih kecil ini
it. Pada saudara kandungku sendiripun dia perhitungan, benar kata Kak Sulis, jika tidak
ak-anak setiap kali uang kirima
ribu saja. Uang segitu tidak berguna bagi ana
alu kekurangan, berhutang dan membuat malu dengan menelusuri saw
, Kalila nampak kesal, dia kemudia
tu sebabnya aku berhutang dan mencari
u memang pintar membuat alasa
. Laras, ambil saja gamis bagiannya, biar dia membeli send
sam