Mahkota Sang Dewi
g gadis yang tengah berjog
ublik. Meski dengan pakaian tertutup, gadis itu masih punya rasa
duitnya!" katanya tanpa merisaukan suara
gatkannya salat dan dia hanya membalas nanti. kata nanti itu bisa jadi
a juga anak mu
dari luar, mengetuk
kan ucapannya, tetapi Mutia sudah bisa m
g belum selesai
n? Bentar l
in aja, sih?! Waktu Magrib itu cuma sebentar!" Suara Umar semakin meninggi ketika
an harus memposting yang mana. Mendengar tak ada jawaban dari dalam kamar, Umar menurunkan kenop pin
gerin Abang, ngg
ikit gatal, kemudian memencet tombol b
tar lagi, tunggu
abis ini
Bang?!" Mutia jadi ikutan
, Abang dobrak pintu kamar kamu.
ponselnya di atas sana. Tidak lupa menancapkan charger agar ketika dia selesai salat nanti, pons
salat. Nggak usah r
alau kamu tinggal, dosanya besar. Kamu mau narik semua keluarga
ih? Nikmatin aja, lah, masa mudanya. Gini,
ali terpancing.
r
alu menatap ke arah cermin yang terpasang di atas wastafel. Gadis beli
*
tau, keluar dari rumah! Mental gue bener-bener nggak aman kalo masih tinggal
loh. Lo bakal dipaksa mandiri dan
rang tua daripada sendirian. Mungkin karena didikan keluarga Mutia c
udah mempertimbangkan semuanya, gua yakin bisa!" Mutia meninj
engan hobinya, memancing keributan. Pemuda itu menyeru
tapi, ya, jangan diabisin!" Mutia memukul le
h sadis mana?" Mendengar itu, Mutia cengengesan da
nya Erika pada Willy yang
i bangku SMP hingga saat ini berada di kelas 12 SMA. Namun, sayangnya, Mutia dan Erika
ktif berorganisasi sehingga keduanya sama-sama mengikuti organisasi tertinggi di
Willy menyangga dagunya, melirik malas ke arah adik kelas yang sengaja ca
layar ponsel yang menampilkan beberapa perempuan berjoget dengan
elaksana di acara
rusan organisasi, dia hanya bisa diam me
ang pleno,
ut. "Acara serah terima
Mutia menghela
ia hindari. Pasalnya, terlalu banyak yang harus diurus walaupun tugas sek
!" kata Willy terkekeh melihat ek
da jerit-jerit kesurupan." Ucapan
puan, apalagi yang sangat menunjukkan keter
, Erika, dan W
ang dipanggil Simut itu tersenyum ke arah pacarnya. Memang, panggilan akrab Mutia adala
berdiri di sebelah mejanya. Pria itu adalah duta sekol
keburu hujan." Yusuf memberikan j
r Erika-yang sedang mencubit gemas pipi Erika. Gadis itu memang memiliki pipi yang gemb
kita duluan,
Bro," u
Cantik!" b
snu dan Willy h
bertanya, "Simut, besok mau nonton,
Yusuf sekilas.
film h
engingat-ingat apakah dir
ronda, ya. Takut ketahuan Abang
ya
*
seorang pria berpakaian koko dan sarung yang melekat. Kopiah hitam juga
a, kebanggaannya, kesayangannya itu tengah membantunya bangkit dari tidur. Dengan memberikan sandaran b
," pang
bunda adalah perempuan paling kuat yang tidak pernah menangis atau mengeluh di depannya. Wani
apa pun." Husein dengan sigap menggenggam tangan Ra
anteng," panggilnya lagi, kini di
k Bunda yang cowok, k
selesai menyelesaikan ucapan
l panjang umur, Husein akan selalu jaga
lembut. "Husein, kalau Bunda min
ng kali. "Pasti! Pasti, Bunda!
nika
membahas lagi soal pernikahan. Husein pikir, wanita berjasa dalam hidupnya itu tidak lagi berharap dan lebih memilih menunggu yang t
Bunda ingin ditemani seorang menantu dari kamu. Bunda in
ursinya dan mengelus tangan Rara. "Iya, Bunda. D
g untuk datang. Padahal selama ini yang dilakukan anaknya hanya fokus
uan?" Husein terkejut dengan jawaban Rara
berada di rumah sakit, sudah lebih
a cantik, baik, periang, lucu. Cocok s
endengar deskripsi tentang gadi
ga kita dulu sebelum pindah, tapi Bunda juga tidak tau seka
da y
uk mantap. "K
nya Husein dengan hati y
... namanya Mutia
*