Mahkota Sang Dewi
nama yang disebutkan bundanya. Dia tidak tahu, apakah perempuan pilihan bundanya adalah ya
istikharah untuk meyakinkan diri dan memohon petunjuk kepad
ntuk kamu, kalau memang perempuan itu bukan yang terbaik, nggak pa-pa, Sein. Tapi, Bunda tetap berhar
nlah keputusan yang mudah. Namun, secercah harapan muncul
ranata dan Bu Diva Winarsih.
pria itu sudah lama lupa tentang siapa
dan perempuan. Tapi, Bunda lupa namanya." Ra
iris mata bundanya. "
*
ah di pos ronda.
k. Ini mau k
lipblam. Dia menatap pantulan dirinya lagi di cermin. Sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama Yusuf karena kesibukan sang pac
dalam-dalam. Tidak tahu ada firasat apa, tetapi gadis periang itu merasa
n. Jadi, gimana, dong? Mau di-cancel ke hari lain?" Ucapan Umar di meja makan terdengar sampai ke tangga.
-cancel, aku bisa berangkat sendiri," jawa
udah lumayan besar. Jangan sendirian. Kamu minta temenin ...." Ucapan Umar m
ihat Mutia berjalan melewatinya
nghampiri pria yang duduk di meja
iarin istri Abang yang lagi hamil besar berangkat sendirian. Kamu lagi ko
y-sorry banget, nih! Aku udah ada janji sama temen," jawab Mutia d
kai boxer. Mending lepas aja kalau bajumu kayak orang telanjang." Penol
tia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganny
bang sudah min
a gadis itu pasti akan stres kalau selalu mendapatkan tekanan. Apalagi yang memb
a?" Fina tahu betul apa kesukaan adik iparnya. Kalau s
vel ... Teteh serius?" Ucapan Mutia membuat Fina terkekeh. D
tapi kamu ganti baju dul
au tiga novel. Beneran tiga novel?" kata Mutia sambil berjal
inya agar Mutia percaya dan bergegas ganti baju. Setelah mendengar
enang, cerdas sekali memenangkan hati
pasti nggak bakal mau. Anak itu harus diturutin dulu apa maunya kalau mau dibim
yang tertutup kerudung, kemudian
ikut perut Umar agar tidak sembarangan menyebutnya. Siapa tahu
ar melingkarkan tangannya di pinggang Fin
h seperti anak kecil ketika mereka berduaan seperti ini. Dia juga malu kalau tidak bis
kayak gini? Pip
un segera mengambil tas Umar di meja makan dan menyodorkannya. Dia mendoro
memang masih sangat muda. Apalagi keduanya baru saling kenal setelah menikah, jadi cukup wajar kalau Fina masi
ia sembari menekan tombol telepon pada kontak Yusuf. Tidak menunggu
Aku udah nunggu dari tadi,
Maaf banget, ya, Suf? Kayaknya, aku nggak bisa jalan hari ini. Kita ganti lain waktu ng
ada janji duluan. Tetehmu bisa kontrol s
g mendadak membatalkan janji. Harusnya tidak seperti ini. Yusuf sudah mempers
sar, aku juga khawatir kalau dia berangkat se
apkan Yusuf sebelum akhirnya memu
gi? Dari awal, Mutia memang tidak punya perasaan apa-apa pada Yusuf. Dia menerima Yusuf menjadi pacarnya karena
untuk mengganti celananya dengan celana yang lebih panjang. Bertepatan
kakak iparnya. "Apa dia mendeng
kapan berdi
tu yang malah d
arus dia katakan? Kakak iparnya sudah memergoki, dia bingung
Teh. D
mu, 'kan?" Fina berjalan ma
mbari memejamkan mata seb
abangmu tau?" kata Fina tanpa perlu menjelaskan
ilang Abang, ya? Please ...,"
ya Fina dengan ekspresi yan
tau tidak padanya yang paling penting, Mut
Fina berta
rhatikan celana pendeknya yang mau di
uma nimbun dosa aja. Segera putusin dia," kata Fina secara final. Dia kemba
erduduk sambil mengelus dadanya. "Sumpah, kalau sampai Abi sama
*
ang dari tadi berkeliling untuk
ovel, jadi sisa satu novel lag
masih bingung mau
anya, Fina lebih tertarik ke novel-novel religi, sedangkan Mutia
nya
dia punya hobi membaca yang langka dimiliki anak-anak zaman sekarang. Setidak
nggak cuma fokus ke konflik romantis, tapi juga soal psikis." Mutia mengatakan itu sambil menunjukkan sampul kedua b
eh boleh pinjem?
semangat. "Nanti kita re
endasiin cerita bagus
ng kayak gitu. Terlalu flat dan banyak batasan. Di dalam Islam nggak boleh pacar-pacar
lu alim tidak bisa hidup asyik karena semuanya berlandas
"Di dalam Islam boleh pacara
keras, memancing perhatian beberapa orang karena kalimatnya yang sedikit melenc
yang mendengarnya pun sontak ikut t
isa git
dapet pahala." Fina menarik Mutia, mengajaknya ke salah satu rak buku yang ingin dia tunjukkan
h suami istri, mesra-
eh. "Kamu
sedikit tertarik untuk
hala. Senyum ke pasangan, romantis ke pasangan, perhatian ke pasangan, dapet pahala. Kalau pacaran? Malah sebaliknya. Senyum ke
elama ini gadis itu terlalu fokus dengan urusan dunia dan kebebasan masa muda. Dia tidak terlalu tertarik
-romantis, 'kan? Coba sekali aja baca novel yang kayak gini. Aku ja
yang tertera di sana: Pelengkap Imank
*