Mahkota Sang Dewi
a. Dia meletakkan tasnya di atas sofa dan mendekat ke branka
" tanya Rara. Terkadang dia juga merasa
n ayahnya. Aktivitas itu selalu dia lakukan tanpa henti. Setiap Rara bertanya apakah Husein tida
Husein mau ketemu dokter dulu, ya." Husein
au cari angin, bos
tidak punya pilihan lain selain mengangguk setuju. Dia pun mendekat untuk menggendong bundanya, memindahkan ke kursi
pnya. Dari raut wajahnya, dia senang bisa bert
n yang juga merupakan pasien lama di rumah sakit ini
Bu. Bu Yani sekeluarga
a operasi. Minta doanya, ya, Bu Rara, Nak Husein, semoga bisa sembuh dan
k. Lantas Rara menggenggam tangan Ya
er untuk pemeriksaan bagian dalam. Jadi, harus segera menuju ruangannya. Hal itu terpaksa membuat Yani
ssarah?" panggil seorang suster
u saja ingin menuju administrasi untuk membereskan bebe
i. Ada apa, ya, S
saya sebe
gar berada di sebelah bangku tunggu dan tidak lagi berada di tengah
amu ten
*
ala membaca judul dari novel yan
juga duduk di sebelahnya. Dia memperhatik
engeluarkan bolpoin yang ada di tas, lalu men
a diem aja
mal sampai rumah sakit. Padahal berbicara adalah salah satu hobinya. Kenapa dia d
perhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di lorong rumah sakit. Bau
rengek Mutia. Mereka memang sedang m
lagi. Sa
h sakit. Kayaknya enak." Mutia jadi membayangkan sedapnya kuah mie di dalam mu
a udah dipanggil, malah antre lagi." Fin
Mutia sambil men
ya." Mutia mendekap ketiga buk
i harusnya tadi dititipkan Fina saja agar tidak perlu repot membawa
oilet di rumah sakit itu selalu bersih dan wangi. Dia suka sekali dengan
mayan," g
luar toilet. Dia mengedarkan pandang ke seluruh pen
ain, tetapi hal itu malah semaki
gan dokter kandungan tadi
ok ruangan apa yang ada di dekatnya. Di sana, dia melihat tulisan, 'Ruang Mayat'. Sontak ke
anget. Iya kalo masih bocah, ini udah segede gaban," g
khir rumah sakit. Mau belok ke kiri, ternyata menuju
at karena semuanya tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Gadis itu
u. Siapa tahu ketemu,"
ng kosong sejak dari rumah. Namun, dirinya tidak mungkin hanya diam di satu tempat yang sama tanpa berusaha kemb
ng wanita paruh baya. Awalnya, Mutia tidak ingin berprasangka buruk lebih dulu. Dia hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan pria itu. Menarik dompet da
buat buruk. Mutia pun berja
era kabur sambil memeluk dompet dan menggenggam
uli dirinya menjadi pusat perhatian kare
sedang membawa novel yang ukurannya juga tebal. Tanpa menung
tapi lemparannya meleset
ala
elemparnya lagi. "Ye
a terhuyung ke depan. Tubuhnya pun jatuh tengkurap. Di
kep, ka
berhasil mencegahnya dengan menendang keras
buat keributan," kata seorang dokter yang
i sini, Teh. Ini rumah sakit," kata sa
ilang rumah makan?"
a, terus maki-maki saya, ngelemparin buku ke kepala dan n
ret!" umpat Mu
u tadi. Sebaiknya Bapak ngaku biar hukumannya di kantor polisi nggak terlalu berat!" ucap Mut
ri? Teteh punya bukti?" kata dokte
k melihat, Dok. Saya juga nggak mungkin iseng nuduh bapak ini gitu aja. Saya udah
orban masih diam dan kebingungan di tempat. "Ibu juga tahu
lnya akan dicuri, atau lebih tepatnya tidak tahu. Karena kejadian itu dilakuka
tu bela gue atau emang nggak tau kalau barangnya
, 'kan? Saya
curi dan satpam di depannya. "Rumah sa
a nggak bersalah!" kata
, dong, kalau CCTV-nya diperiksa!" tegas Mutia de
empat yang sama. "Boleh periksa CCTV-nya, Pak? Buat
saya a
roda. Bahkan, hal itu bisa dijadikan bukti untuk kejahatan merencanakan pembunuhan karena posi
si, Pak! Teteh! Dok! Saya janji tidak akan mencuri lagi. Saya mel
dijadikan pembelaan buat berlindung dan nggak bertanggung jawab atas apa yang sudah Anda
anggup menyelesaikan kejadian ini dengan b
a mo
n yang mendekat den
ah sama Bapak?" tanyanya dengan n
ut wajah sang ibu menunjukkan b
ng bersama kami. Saya kerja siang malam jadi tukang becak, masih belum bisa melunasi biayanya. Anak saya terpaksa harus lahir dengan cara operasi kare
nak dengan bapak itu. Walaupun memang p
maaf
sia yang memiliki hati begitu lapang. Sementara bapak yang telah mencuri itu segera mengembalikan bar
alau boleh, siapa nama istri Bapak dan dia berada di ruangan mana? Saya ada sedikit rezeki yang mudah-mudahan bisa membantu." Wanita itu terlalu baik. Sa
kat berwujud manusia di sampingnya, mem
*